Share

4. Tempat Baru

last update Last Updated: 2022-03-22 09:47:09

Rinai hujan yang mengguyur sejak malam hari membuat udara Kota Samarinda terasa semakin dingin. Embun menggantung di antara pepohonan yang tinggi di halaman rumah. Suara katak yang bernyanyi menjadi sambutan hangat di awal pagi.

Dalam salah satu kamar yang terletak di pojok kiri rumah, Aisyah menggeliat di atas tempat tidur duduk kemudian merentangkan tangan dan memutar badan hingga terdengar gemeluk tulang yang bergesekan. Perempuan berambut panjang itu bangkit menuju kamar mandi tak lupa mengambil handuk yang bertengger di balik pintu.

Aisyah sudah siap dengan kaos hitam dan celana kulot warna biru, tak lupa rambut panjang yang dia kuncir kuda, setelah melihat penampilan di depan kaca Aisyah segera keluar menuju halaman rumah untuk mengambil sebuah sepeda.

"Mau kemana, Aisyah?" suara cempreng Ibu komplek yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggal Aisyah.

"Mau sepedaan Bu, bakar lemak," ucap Aisyah.

"Sudah langsing gitu, masih berlemak?" tanya Bu Ati.

"Biar tambah langsing, Bu," Kekeh Aisyah yang membuat Bu Ati geleng kepala.

"Nanti yang ada, tinggal tulang Neng." sela Bu Ati.

"Ibu, lagi nungguin Abang Joni?" tanya Aisyah.

"Iya Neng, belum lewat dari tadi, biasanya jam segini udah nongol."

"Lagi banyak pelanggan kali, Bu,"

"Bisa jadi, tapi kok lama banget, keburu habis sampai sini entar sayurnya," ucap Bu Ati cemas.

"Ya sudah, Ibu tungguin aja, Aisyah pamit dulu, Assalamualaikum." Aisyah kembali mengayuh sepeda meninggalkan Bu Ati yang masih setia menunggu tukang sayur keliling langganan.

***

Semilir angin menembus pekatnya malam yang sunyi, hanya terdengar nyayian dari suara hewan yang membuat suasana semakin mencekam, Aisyah menatap keluar dari balik jendela menikmati hembusan angin malam.

Malam semakin larut tetapi mata Aisyah enggan tertutup, Aisyah mengganti posisi tidur yang dirasa kurang nyaman, segala macam posisi tidur sudah dia lakukan tetapi nihil, Aisyah tak kunjung tidur.

Malam semakin larut, tak ada lagi suara bising dari kendaraan roda dua ataupun roda empat, Aisyah yang tidak bisa terlelap memutuskan untuk bangun dari tempat tidur, berjalan menuju kursi yang ada di pojok ruangan.

"Tempat baru, lingkungan baru, teman baru, huh!" gerutu Aisyah sambil mendaratkan bokong ke kursi pelan.

Karena Aisyah tak bisa tidur, akhirnya Aisyah memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliah. Sayup-sayup terdengar kumandang ayat-ayat suci di Masjid, segera Aisyah menyudahi pekerjaannya dan melangkah menuju kamar mandi membersihkan diri untuk melaksanakan shalat subuh.

***

Terik matahari yang membakar tubuh tak lagi di rasakan oleh pria bertubuh tinggi, rahang keras dan hidung mancung. Ini sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari yang dia jalani sebagai anggota kepolisian. Berada di bawah terik matahari dan melakukan kegiatan uji coba ketangkasan sudah menjadi kebiasaan bagi Krisna.

Hari sudah semakin malam,semua anggota calon polisi sudah membubarkan diri terkecuali Krisna, dia masih setia berada di area latihan mengulang kembali latihan yang dilakukan dengan semangat yang terus membara.

"Hey! semangat banget kamu latihannya?" tanya pria berkulit coklat.

"Ya, pasti semangat lah, kan demi pujaan hati." balas pria yang berada di belakang Krisna.

"Salut aku sama kamu, Kris."

"Terima kasih, aku cuma melakukan yang terbaik." ucap Krisna yakin.

"Kris, kalau boleh tahu cewek kamu yang mana, sih." tanya Dedi penasaran.

"Iya, kita belum tahu yang mana cewek kamu,"

"Suatu saat nanti kalian juga akan tahu,pujaan hatiku yang mana." balas Krisna, yang naik ke atas ranjang sambil tersenyum membuat kedua teman satu ruangan bingung dengan sikap Krisna.

***

Dalam sebuah rumah minimalis modern, terdengar suara tangis bayi yang memenuhi ruangan, kedua orang tua bayi terbangun dan segera menghampiri, Ayah dari bayi mengambil bayi dari dalam box tidur bayi dan memberikan kepada Ibu bayi untuk menyusu.

"Sayang, Putra sepertinya haus, deh?" Krisna meletakan bayi mungil ke pangkuan Aisyah.

"Putra, haus ya, sayang?" Aisyah mengusap lembut pipi tembem Putra, Krisna yang memperhatikan putranya menyusu dengan asik membuat Krisna gemas, tanpa sadar Krisna mencubit pipi tembem Putra, seketika Putra menangis akibat ulah Krisna, Aisyah memukul lengan Krisna akibat kejahilannya kini Putra menangis.

"Cup ... cup ... sayang!" Aisyah menggendong Putra sambil menimang-nimang agar berhenti menangis.

"Lihat kak, Putra jadi nangis gara-gara ulah jahil kamu."kesal Aisyah,Krisna hanya tersenyum membuat Aisyah semakin kesal kemudian mencubit pipi Krisna.

"Aduh! sakit sayang."

"Sakit, kan?"ucap Aisyah, Krisna yang masih mengusap pipinya kemudian meraih Putra dari gendongan Aisyah, seketika tangis Putra berhenti berganti tawa yang membuat Krisna gemas.

Drettt! drett! drett!

Suara getar ponsel membuat Krisna terbangun, segera meraih benda pipih dari atas nakas sebelah kiri. Krisna mengerutkan dahi mencoba mencerna semua yang barusan dia alami ternyata hanya mimpi.

"Ternyata hanya mimpi, tapi seperti kenyataan?" kata Krisna pada diri sendiri.

Udara dingin menembus tulang menjalar ke setiap pori-pori kulit, embun pagi yang menempel di permukaan dedaunan yang hijau. Hembusan angin menerbangkan dedaunan kering membawanya melintasi setiap permukaan tanah.

Krisna berlari menelusuri setiap sisi lapangan,tak peduli panas matahari yang kian menampakan sinarnya buliran keringat berjatuhan dari pelipis wajah tampan Krisna. Suasana dari dalam gedung Akademi tampak riuh karena latihan yang ketat dan disiplin, membuat setiap pesertanya fokus.

Rasa lelah terlihat dari setiap raut wajah para personel, begitupun dengan Krisna. Pria berwajah tampan berahang tegas tampak menikmati hembusan angin sambil memejamkan mata.

'Aisyah akankah mimpi ku menjadi kenyataan? Aku harap Tuhan mempersatukan kita, aku akan memperjuangkan kamu dan cinta kita.' Gumam Krisna dalam hati memandangi sebuah foto gadis cantik yang tersenyum manis membuat rasa lelah Krisna seketika hilang berganti dengan semangat yang baru.

***

Suasana dalam ruangan serba putih terlihat seorang gadis cantik berambut hitam tengah fokus mengutak-atik manekin organ dalam tubuh manusia, mengamati setiap arahan dari Dosen dengan seksama tanpa ada yang terlewat.

"Aisyah, malam ini kamu ada acara, gak?" tanya pria yang berada di sebrang tempat duduk Aisyah.

"Gak ada, emang kenapa?" tanya balik Aisyah.

"Temenin aku, ya?

"Kemana?"

"Biasa, ke rumah sakit ada jadwal operasi," ucap Dani. "Maunya temani, aku," sambung Dani memohon, Aisyah tampak berpikir keras hingga nasi yang ada di atas piring habis.

"Oke, aku temenin."

"Makasih!"

"Sama-sama," ucap Aisyah tersenyum manis membuat Dani terpesona dengan bibir manis Aisyah, Dani adalah senior Aisyah yang telah lama jatuh hati pada gadis manis dihadapannya, tetapi Dani tak berani mengungkapkan isi hatinya, cukup dengan kedekatan mereka membuat hati Dani bahagia.

Malam yang cerah karena sinar rembulan bersinar terang mengiringi kedua remaja yang melintasi jalan raya, motor metik warna merah berhenti di sebuah rumah sakit kemudian pengemudi turun dari atas motor.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   35. Memasak

    "Apa! Dia kabur. Dasar tidak becus jagain satu perempuan saja tidak bisa," hardik Imelda. "Pokoknya saya tidak mau tau, bagaimana pun caranya saya mau kalian membawa perempuan itu di hadapan saya. Kalau tidak kalian tau sendiri akibatnya," ancam Imelda. "Gimana?" "Bos marah bro," jawabnya setelah memasukan ponselnya kedalam saku bajunya "Kita harus secepatnya menemukan perempuan itu," sambungnya lagi "Ya udah, ayo kita pergi ke rumah sakit," ajak temannya "Rumah sakit, ngapain?" tanyanya bingung "Periksa gigi. Ya nungguin itu dokter cantik lah, katanya mau nyulik dia gimana sih," kesal temannya "Hehe, kirain mau periksa beneran," ucapnya cengengesan. mereka bertiga pun langsung pergi menuju rumah sakit.*** "Kakak ipar ga kenapa-kenapa kan?" tanya Widia panik karena mendengar kabar dari kakaknya. "Terus keadaannya gimana sekarang?" tanya Widia lagi "Syukur lah kalau baik-baik saja, aku sangat khawatir kak, pantas saja tadi perasaan aku tidak enak. Ya sudah kalau ada apa-apa

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   34. Berhasil Kabur

    "Aisyah, kamu di dalam kan?" panggil Widia lagi. Dari luar Widia tampak bingung dan khawatir bila terjadi sesuatu terhadap Aisyah di dalam karena tak biasanya Aisyah mengunci ruangannya. Widia ingin meminta bantuan tetapi lorong koridor sepi, Widia celingak-celinguk mencari sesuatu untuk membuka pintu. Widia terus berusaha menggedor-gedor pintu tetapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. Widia mencari sesuatu di dalam tasnya yang bisa digunakan untuk membuka pintu. "Mudah-mudahan bisa," ucap Widia saat menemukan sebuah jepit rambut lalu memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia terus mencoba memutar kunci agar terbuka. "Eeemmm... eeemmm," Aisyah menggeleng agar Widia berhenti, tetapi percuma karena Widia tidak dapat melihat Aisyah.Click Pintu berhasil di buka Widia dan meraih kenop pintu lalu memutarnya. Pria di belakang pintu mengambil sebilah pisau lipat dari sakunya bersiap-siap untuk menikam. Aisyah yang melihat Widia dalam bahanya mencoba menyeret kursinya hingga depan pintu.Kr

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   33. Siapa Dia

    Cup Bibir hangat Krisna mendarat di kening mulus Aisyah memberi kecupan mesra sebelum pergi menjalankan tugas negara. "Aku pergi dulu ya sayang," ucap Krisna. "Iya, hati-hati jangan ngebut bawa motornya," pesan Aisyah. "Siap sayangku," goda Krisna memberi hormat lalu mengecup kembali pipi Aisyah. "Kakak, malu tau kalau di lihat orang," kesal Aisyah mencubit lengan Krisna. "Kenapa? Kita kan sudah sah. Kalau pun kita mau mesra-mesraan juga tidak apa-apa," ucap Krisna. "Ya sudah sana, katanya mau dinas." "Oh jadi ngusir nih ceritanya." "Enggak bukan gitu, nanti Kakak telat lagi sampai kantor." "Ya sudah aku pergi dulu, Assalamualaikum," pamit Krisna. "Kak," panggil Aisyah. "Ya," yang di panggil pun berhenti dan menoleh ke arah belakang. Aisyah berjalan menghampiri Krisna lalu meraih tangan kanannya dan menciumnya dengan takzim. "Ada yang lupa," ucap Aisyah tersenyum setelah mencium punggung tangan Krisna. Krisna tertawa mendengar alasan Aisyah memanggilnya itu. "Kok malah ke

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   32. Rencana Yang Gagal

    "Kalian semua dengar baik-baik tugas dari saya," kata Bagas serius menatap keluar jendela. "Saya mau kalian hancurkan pernikahan Krisna. Kalian bikin keributan bahkan kalau perlu kalian bakar rumah beserta orang-orang yang hadir disana," perintah Bagas tersenyum licik. Niluh bergetar mendengar rencana buruk suaminya, ia tak sengaja melewati ruang kerja Bagas yang selalu terkunci meski ada Bagas di dalamnya tetapi tidak ada yang berani masuk. Niluh yang sedari tadi mendengar percakapan antara suami dan ajudannya seketika mundur perlahan takut jika mereka mendengar. "Baik, bos." "Kami akan melaksanakan perintah bos besar," sambung pemimpin preman bayaran yang di beli jasanya untuk membunuh atau menyakiti seseorang tanpa pandang bulu. "Bagus, laksanakan." Semua ajudan Bagas memberi hormat lalu pergi meninggalkan ruangan Bagas. "Widia," panggil Niluh yang masuk kamar Widia tanpa permisi. "Ada apa, Ma?" tanya Widia yang heran dengan tingkah Niluh. "Nak, cepat kamu hubungi Kakak k

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   31. Mendadak Menikah

    "Bu, ini taruh dimana?" tanya wanita yang membawa nampan berisi aneka macam kue yang sudah tertata rapih. "Oh itu taruh saja di sana," tunjuk Mariam mengarahkan ke meja yang penuh berisi makanan. Sementara Mariam masih terus memantau persiapan untuk sang putri tercinta, Mariam tidak mau acara penting Aisyah berantakan hanya karena kurang persiapan dan para tamu kecewa. Ya hari ini adalah hari menjelang pernikahan Aisyah dan Krisna, meski sederhana tetapi keduanya sangat bahagia yang terpenting adalah mereka sah di mata agama dan negara. Mariam sangat sibuk bersama para tetangga dan kerabat saling membantu menata berbagai macam hidangan makanan dan minuman yang akan di sajikan untuk para tamu undangan, sementara Gani dan para pria sibuk menata tempat yang akan menjadi berlangsungnya acara resepsi pernikahan Aisyah dan Krisna. Semua orang tampak sibuk dengan tugas masing-masing, sementara Aisyah berada di dalam kamar karena Mariam melarang Aisyah untuk membantu. Aisyah sungguh bosan

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   30. Pisang Goreng

    Ditengah guyuran hujan Krisna membawa laju motor KLX ya memecah hujan menuju rumah Aisyah. Sekian menit lamanya Krisna berkendara di bawah guyuran hujan, akhirnya tiba di rumah pujaan hati. Tanpa menunggu lama Krisna berlari meninggalkan motor menuju teras Aisyah pun yang mendengar suara motor Krisna segera berlari keluar kamar menuju ruang tamu, walaupun hujan deras tetapi Aisyah bisa mendengar dengan jelas suara motor Krisna. mungkin suara ikatan batin mereka yang sangat kuat. Aisyah membuka pintu dan alangkah bahagianya Aisyah ternyata benar Krisna pujaan hatinya berada di hadapannya saat ini. Krisna menepati janjinya tak perduli hujan badai angin ribut halilintar, dia akan menerjang semua halang rintang yang ada di depannya demi sang pujaan hati Aisyah seorang.Krisna melepas jas hujan yang menempel di tubuhnya, lalu duduk di sofa ruang tamu. sementara Aisyah sedang membuat teh hangat untuk Krisna dan pisang goreng. "Ini, kak di minum dulu biar anget badannya." "Makasih sayang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status