Beranda / Romansa / Ayo Menikah, Mas Duda! / Bab 109: Impian Semua Wanita

Share

Bab 109: Impian Semua Wanita

Penulis: Mita Yoo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 20:55:21

Butik busana wanita yang mereka kunjungi sore itu cukup sepi, hanya terdengar lantunan lagu jazz lembut yang mengalun dari pengeras suara. Aster berjalan di antara rak-rak gaun dan kebaya modern yang tertata rapi, sementara Galih mengikutinya dari belakang dengan tangan dimasukkan ke saku celana.

Ia tidak terlihat bosan sedikit pun. Justru sebaliknya, pandangannya penuh perhatian setiap kali Aster berhenti di depan salah satu deretan busana.

"Aku harus pilih sendiri nih?" tanya Aster sambil menyentuh kain satin berwarna hijau zamrud.

"Iya, sayang. Bebas. Karena ini untuk kamu," sahut Galih sambil tersenyum hangat. "Aku mau beliin sebagai hadiah pernikahan buat kamu, sayang."

Aster menoleh dengan senyum geli. "Kalau gitu, kayaknya Mas Gal mending nunggu di kafe atau di mana gitu. Takutnya bosen lihat aku muter-muter terus. Milihnya ‘kan lama….”

Galih tertawa kecil. Ia lalu berjalan mendekat dan memegang tangan Aste
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 118: Jepang (2)

    Matahari pagi menyambut mereka di tepi Danau Kawaguchi. Kabut tipis masih menggantung di atas permukaan air, menciptakan suasana magis yang seolah datang dari lukisan musim semi. Gunung Fuji berdiri megah di kejauhan, puncaknya diselimuti salju seperti mahkota putih yang abadi.Aster menarik napas dalam-dalam sambil merangkul lengan Galih. "Mas, aku nggak nyangka kita bisa lihat Gunung Fuji yang seindah ini."Galih menatap ke arah puncak gunung, kemudian memandangi istrinya yang sedang tersenyum. "Gunung Fuji memang indah. Tapi senyum kamu lebih indah dari pemandangan mana pun."Aster memukul lengan Galih pelan, “gombal, deh! Lama-lama jadi kayak Jamal.”Galih tertawa. “Ya dia memang aku, kok!”Jason yang sibuk melempar kerikil ke danau menoleh dan berseru, “Papa! Foto aku dong di sini! Aku mau bikin wallpaper buat tablet aku!”Dea tertawa kecil. “Sini, Mama aja yang fotoin. Biar Papa kamu bisa berdu

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 117: Jepang

    Aster bersandar di sandaran kepala tempat tidur hotel dengan piyama satin warna krem yang lembut membalut tubuhnya. Lampu kuning hangat di sisi tempat tidur menciptakan bayangan lembut di pipinya. Di tangannya, remote TV masih menyala, tapi pandangannya sesekali mencuri-curi arah Galih yang duduk di sisi ranjang, menatapnya penuh makna.Galih tersenyum simpul. Matanya menari di wajah Aster, seolah sedang menghafalkan setiap detailnya untuk disimpan di sudut terdalam ingatan.“Kasih aku satu ciuman, sayang,” bisik Galih, suaranya rendah dan dalam, penuh nada rayuan.Aster memutar bola matanya sambil tertawa pelan. “Mas, jangan genit, ah! Aku lagi nonton ini...” katanya sambil menunjuk layar TV, padahal pikirannya sudah tak lagi berada di sana.Galih tak menjawab. Ia hanya mencondongkan tubuh, jemarinya menyentuh lembut pipi istrinya. “Kita udah suami istri, sayang. Nggak usah malu,” ucapnya lirih.Lelaki itu berkata lirih, seakan setiap ka

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 116: Bulan Madu Lagi (2)

    Jason melonjak kegirangan begitu kakinya menginjak lantai pesawat. Tatapan matanya yang berbinar penuh semangat menoleh ke segala arah. Ia tidak bisa menyembunyikan sukacita yang meledak sejak mendengar kabar keberangkatan mereka ke Jepang."Hore... Liburan ke Jepang!" serunya, mengangkat kedua tangannya seperti pemenang undian besar.Di kursi baris tengah kelas bisnis, Aster tersenyum melihat antusiasme putranya. Ia menyandarkan kepala lembut di bahu Galih, yang duduk di sampingnya. Jari-jari mereka saling bertaut erat di atas sandaran tangan kursi, menciptakan rasa tenang di tengah riuh kabin pesawat yang mulai terisi penumpang.Dea yang duduk berseberangan dengan mereka menoleh sambil melepas sabuk pengaman sebentar untuk berbicara. Wajahnya berseri-seri meskipun belum lama tadi sibuk membantu Jason merapikan isi tas ranselnya."Makasih banyak ya, Mas, udah ngajak aku sama Evan juga," ucapnya tulus, menatap Galih yang hanya

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 115: Bulan Madu Lagi

    Jason melonjak kegirangan begitu kakinya menginjak lantai pesawat. Tatapan matanya yang berbinar penuh semangat menoleh ke segala arah. Ia tidak bisa menyembunyikan sukacita yang meledak sejak mendengar kabar keberangkatan mereka ke Jepang."Hore... Liburan ke Jepang!" serunya, mengangkat kedua tangannya seperti pemenang undian besar.Di kursi baris tengah kelas bisnis, Aster tersenyum melihat antusiasme putranya. Ia menyandarkan kepala lembut di bahu Galih, yang duduk di sampingnya. Jari-jari mereka saling bertaut erat di atas sandaran tangan kursi, menciptakan rasa tenang di tengah riuh kabin pesawat yang mulai terisi penumpang.Dea yang duduk berseberangan dengan mereka menoleh sambil melepas sabuk pengaman sebentar untuk berbicara. Wajahnya berseri-seri meskipun belum lama tadi sibuk membantu Jason merapikan isi tas ranselnya."Makasih banyak ya, Mas, udah ngajak aku sama Evan juga," ucapnya tulus, menatap Galih yang hanya

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 114: Janji Seumur Hidup

    Saat itu siang hari, cahaya matahari menyusup lembut ke dalam restoran hotel tempat mereka menikmati makan siang. Meja mereka tertata rapi, lengkap dengan bunga kecil dan serbet linen. Aster duduk menyilang kaki, menatap suaminya yang tengah menyendok sup dengan tenang. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya bertanya.“Kita kapan pulang ke rumah kamu, Mas? Jason nggak akan nyariin?” tanya Aster sambil menusuk potongan salmon di piringnya.Galih menoleh padanya dengan senyum santai. “Jason udah bilang kok, kalau setelah pernikahan, kita harus cepat bulan madu biar dia cepet punya adik.”Aster mengangkat alis. “Bulan madu ke mana emangnya?”“Gimana kalau Jepang, sayang?” Galih menyebutkan destinasi itu sambil mencondongkan tubuh sedikit, penuh antusiasme.Mata Aster berbinar mendengar rencana itu. “Aku nggak masalah. Tapi... beneran nggak mau ngajak Jason juga? Kayaknya seru deh kalau rame-rame.”

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 113: Setelah Lampu Padam (2)

    Ia menarik selimut perlahan dan mengusap pipi Aster dengan ibu jarinya. "Pagi ini bukan tentang dunia luar. Cuma ada kamu dan aku."Tak lama kemudian, terdengar ketukan pelan di pintu kamar. "Room service," suara dari luar memberitahu.Galih bangkit, melangkah ke pintu untuk menerima nampan berisi sarapan. Pancake hangat, potongan buah segar, dua cangkir cappuccino, dan sebotol jus jeruk tertata cantik di atas nampan perak.Sambil meletakkan sarapan di meja kecil dekat jendela, Galih kembali menoleh ke arah Aster yang kini duduk bersandar dengan rambut sedikit kusut dan mata yang masih berat."Yuk, kita sarapan. Tapi makannya di sini," ajak Galih sambil menarik kursi. "Kamu duduk di pangkuanku, biar lebih romantis."Aster tertawa dan menggeleng. "Mas Gal makin manja ya pagi-pagi begini.""Karena kamu sekarang udah resmi milikku, dan aku nggak perlu nahan-nahan lagi buat manjain kamu sepuasnya."Aster pun berdiri, berjala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status