TERPERANGKAP OLEHMU

TERPERANGKAP OLEHMU

last updateLast Updated : 2025-10-09
By:  Writergaje23_Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
9views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Jangan terlalu percaya diri! Ini bukan pernikahan, tapi transaksi bisnis bagiku." ______ Demi menyelamatkan perusahaan mamanya yang berada di ambang kebangkrutan, Alea menikahi putra tunggal keluarga Zelardo. Siapa sangka, dalam semalam kehidupannya berubah menjadi neraka. Antares Zelardo tidak memperlakukan Alea seperti seorang istri, melainkan wanita bayaran yang bisa dipakainya sesuka hati. Pernikahan mereka bahkan tidak didasari cinta. Satu-satunya hal yang membuat suaminya pulang ke rumah mereka adalah tubuh Alea. Dan Alea sama sekali tidak mengerti; apa alasan Ares mengurungnya dalam surga yang terasa seperti neraka itu?

View More

Chapter 1

1. Malam yang Panjang

"Kamu cantik sekali, Alea."

Pujian itu terasa bagai belati yang menusuk hatinya. Alea Anderson yang hari itu mengenakan gaun mewah berwarna putih gading memilih memalingkan wajah. Enggan menatap Mamanya yang kini bahkan mulai sibuk mengelus punggung terbuka si pengantin.

"Mama harap Ares memperlakukanmu dengan baik." Alexa kembali berucap pada putri bungsunya yang hari ini akan melangsungkan pernikahan.

"Mama mengantarku ke gerbang neraka, dan sekarang berharap aku bisa bahagia?" tanya Alea sambil terkekeh hambar.

"Kau tahu hanya pernikahan ini yang bisa menolong Mama, kan?" sahut Alexa lembut.

"Iya, aku tahu. Aku sangat tahu bahwa perusahaan Mama lebih penting daripada putri Mama sendiri," jawab Alea sambil tersenyum getir.

"Jadi jangan pedulikan aku. Berbahagialah karena kau telah menggadaikan hidup putrimu demi semua itu," sambung perempuan yang sebentar lagi menjadi Nyonya Zelardo tersebut.

Setelah seorang perempuan meminta Alea untuk keluar, pengantin yang hari ini tampak begitu bersinar dalam balutan gaun mewah itu berjalan meninggalkan sang Mama.

Di luar ruang make up, rupanya sudah ada calon suaminya yang menunggu dengan setelan tuksedo hitam. Netra cokelat madu yang dinaungi alis tebal itu tampak menyorot datar. Tidak tampak sedikit pun kebahagiaan di dalam sana.

Sepertinya, pernikahan ini memang hanya sebuah kesepakatan antar keluarga. Bukan keinginan mereka berdua.

"Kenapa lama sekali?" tanya pria yang mungkin baru Alea temui dua kali itu terdengar kesal.

"Aku baru selesai dirias," jawab Alea lirih.

Berikutnya, tidak ada percakapan lagi. Namun, perempuan itu mengerjap terkejut begitu pinggangnya tiba-tiba dilingkupi oleh sebuah lengan kekar.

"Ayo pergi, pemberkatannya sebentar lagi." Ares berucap tanpa menatap Alea sama sekali.

Beberapa saat kemudian, pernikahan pun berjalan lancar. Ada banyak tamu undangan yang Alea yakin sering lihat di TV bahkan majalah bisnis. Berikut para pejabat yang tampak begitu akrab dengan pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

Antares Zelardo.

Nama tersebut juga familiar bagi Alea. Dia adalah pebisnis besar yang dikenal dunia sebagai calon penerus Axelsen Zelardo---pemilik perusahaan manufaktur raksasa Blue Moon Group.

Alea juga tidak mengerti kenapa orang sehebat ini memilih untuk menjadikannya istri. Apakah Ares pernah melihatnya sebelumnya? Sepertinya tidak. Atau pria itu terpesona pada kecantikannya? Untuk alasan itu pun tidak mungkin sama sekali, karena Ares pasti dikelilingi banyak perempuan yang jauh lebih cantik daripada dirinya.

Namun sejujurnya, Alea tidak peduli. Karena hal terpenting saat ini adalah bagaimana cara bernegosiasi agar pernikahan ini cepat berakhir nanti.

Sehebat atau mungkin sebaik apa pun Ares memperlakukannya nanti, tidak akan menutupi fakta bahwa Alea sudah punya kekasih. Mereka bahkan sudah berencana menikah dalam waktu dekat, tapi pria ini tiba-tiba datang dan menggagalkan seluruh rencana yang ia bangun bersama sang kekasih sejak jauh-jauh hari.

"Kenapa menatapku begitu?" Pertanyaan tiba-tiba dari Ares membuat lamunan Alea seketika buyar.

"Tidak. Aku hanya bingung kenapa kau mau menikah denganku," jawab Alea asal.

Untuk pertama kalinya, Alea melihat pria berhidung mancung itu tersenyum. Senyum yang entah kenapa terasa seperti pertanda bahaya bagi dirinya.

"Jangan terlalu percaya diri. Ini bukan pernikahan, tapi transaksi bisnis bagiku." Jawaban Ares lagi-lagi membuat tubuh Alea menegang kaku.

"Maksudnya?"

"Mamamu mendapatkan perusahaannya kembali, dan aku mendapatkan pel*cur gratis. Impas, kan?" sahut Ares santai.

"Tapi jangan berkecil hati. Meski belum tahu rasamu, setidaknya kau dihargai setara satu perusahaan," sambung pria yang kini diam-diam mengelus punggung terbukanya sensual.

Tanpa ragu, bibir pria itu bahkan mengecupi ujung bahunya di hadapan seluruh tamu undangan. "Siapkan tubuhmu malam ini, Alea," bisik pria itu tepat di telinga perempuan yang hari ini resmi menjadi istrinya.

Seketika, tubuh Alea gemetar ketakutan.

****

Alea berbolak-balik gelisah di atas ranjang yang ditaburi banyak kelopak mawar. Ucapan Ares selama acara pernikahan tadi terus berputar di kepala.

Bagaimana ini?

Alea benar-benar bingung harus melakukan apa. Setelah acara selesai, Alea langsung dibawa pulang ke   rumah megah ini. Melihat tidak ada orang selain pelayan di kediaman super besar tersebut, ia yakin ini rumah suaminya sendiri. Bukan kediaman keluarga Zelardo yang berisi kedua orangtua Ares beserta Neneknya.

"Bagaimana jika dia pulang? Apa aku pura-pura tidur saja?" gumam Alea semakin panik begitu melihat jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Tadi, setelah mengantar Alea dan menyerahkannya kepada beberapa pelayan perempuan, Ares langsung melaju pergi dengan mobilnya lagi. Alea tentu saja tidak cukup berani untuk bertanya.

Malah, ia berharap Ares tidak kembali saja malam ini.

Sebenarnya, wajar saja jika sepasang suami istri seperti mereka melakukan apa yang ada di pikiran Alea saat ini. Tapi, Alea tidak mau. Alea tidak ingin kehormatannya direnggut oleh orang yang sama sekali tidak ia cintai.

"Apa aku kabur saja? Mumpung dia belum kembali ...," gumam perempuan itu lagi begitu ide gila tersebut akhirnya melintas di kepala.

Sambil bangkit duduk, Alea meraih handphone yang tergeletak di atas nakas. "Ya, aku harus kabur!" putusnya final sambil berdiri kemudian berlari menuju ambang pintu.

Belum sempat membuka pintu kamar, seseorang lebih dulu membukanya dari luar. Alea melotot panik begitu mendapati orang yang berdiri di depannya adalah Ares.

"Mau ke mana?" tanya Ares sambil tersenyum mengejek.

Alea tidak menjawab. Bahkan sampai Ares berjalan maju, perempuan itu ikut melangkah mundur.

"Bajunya cocok untukmu," komentar pria dengan kemeja putih tergulung setengah lengan itu sambil menatap Alea intens.

Tadi, Alea diberikan dress selutut berbahan sutera berwarna merah cerah oleh pelayan. Katanya, pakaian ini adalah pilihan dari sang suami. Bagian atasnya cukup rendah sehingga belahan dadanya dapat terlihat jelas. Dress tersebut juga tidak berlengan sama sekali, hanya terselamatkan oleh tali kecil yang jika saja terputus, akan membuat seluruh tubuhnya terekspos sempurna.

"Merah membuat kulitmu terlihat cerah," komentar Ares lagi dengan pandangan yang berhenti di leher jenjang Alea.

Menyadari arah pandang suaminya, Alea pun segera menutupi bagian dada dan leher dengan kedua tangan. Melihat sikap canggung perempuan itu, Ares terkekeh geli.

"Jangan menutupinya, sekarang itu semua milikku." Ares menegur sambil menarik tangan Alea yang menghalangi pandangannya pada tubuh mulus perempuan itu.

Mendengar ucapan bernada merendahkan itu, tubuh Alea lagi-lagi bergetar takut. "Tubuhku milikku ...," sanggahnya dengan suara gemetar. "Jangan melihatku begitu!" sambungnya cepat.

"Ohh ... kau tidak suka dilihat, ya? Baiklah ...." Ares mengangguk seolah mengerti.

Pria itu bahkan menjauh dari sang istri kemudian menutup pintu. Diam-diam, Alea pun menghela lega karena ternyata Ares mau mendengarkannya.

Namun, begitu mendengar pintu yang terkunci, perempuan itu menoleh waspada. Berikutnya, Ares bahkan kembali berjalan mendekati Alea.

PLAK!

Begitu sampai di hadapan Alea, Ares tiba-tiba bertepuk tangan. Bersamaan dengan satu tepukan itu, lampu kamar seketika mati.

Alea menoleh ke sekitar panik begitu netra biru cerahnya tidak mampu menangkap apa pun. Dengan panik, ia pun mencoba menyalakan senter lewat handphone.  Namun, sebuah embusan napas di tengkuknya membuat bulu kuduk perempuan itu meremang.

"Jika memang tidak suka dilihat, aku bisa menikmatimu dalam keadaan gelap." Bisikan sensual itu, dibarengi kecupan basah di lehernya.

Tubuh Alea seketika menegang kaku. Apalagi begitu tangan Ares kini merambat menuju paha dan masuk ke sela-sela baju, tangan Alea refelks melemas hingga handphone di tangannya jatuh.

"Malam ini akan panjang, Alea ...."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status