Share

ADI ATAU MAS KENZI?

"Jadi bagaimana, mau kan saya ajak jalan?" tanya Adi kembali memastikan. Karena sejak tadi, pikiranku masih bercabang-cabang.

"Kapan?"

"Kalau sekadar makan bakso, sekarang juga boleh."

"Saya nggak suka bakso."

"Cari makanan lain yang kamu suka 'kan bisa?"

Ternyata Adi beneran niat. Dia terus saja mencari cara agar aku menyanggupinya.

"Bukannya kamu lagi jaga?" Aku menoleh untuk menghilangkan rasa gugup. Karena setiap kali bicara, Adi selalu menatapku dengan lekat.

Entah kenapa wajah Adi sekarang berubah lebih ganteng dua kali lipat daripada Mas Kenzi.

Bisa jadi karena mau ngajak aku jalan, jadi tambah ganteng. Atau karena Mas Kenzi habis marah-marah jadi gantengnya berkurang?

Aduh, Adisty! Kenapa perasaan ini cepat sekali berubah?

"Gampang, tuh lihat!" Adi menunjuk Pak Bambang yang baru saja berganti pakaian dan keluar dari pintu belakang.

"Pak Bambang kan, sudah mau pulang?"

"Saya bisa ganti pakai uang rokok."

"Kalau Mas Kenzi cari gimana?" Aku terus saja berkelit mencar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status