Share

00.01

•Bad Antagonist

-Memulai Takdir Baru-

Gresik, 24 Juli 2k21

"Hidup itu banyak cobaan, tapi ini kebanyakan. "

-o0o-

Sirius sepertinya sedang jatuh hati pada candra sehingga tak ingin berada jauh darinya. Lihatlah bagaimana sang bintang paling terang itu berada begitu dengan dengan bulannya seolah mereka sedang mengambil alih langit malam itu.

Udara dingin membuat gadis yang menatap langit malam lewat jendela kamar inapnya itu menghela napas berat. Beberapa jam setelah ia sadar hal-hal aneh mulai ia rasakan. Mulai dari membuka mata ia sudah dikejutkan dengan wajah seseorang yang tepat di atasnya. Pemuda tampan yang mengaku sebagai sepupunya itu terlihat begitu khawatir dengan keadaannya. Melupakan sebagian ingatan tentang mengapa ia bisa berada di sini adalah hal yang saat ini ia pikirkan.

Sejak bangun ia sidak dicekoki berbagai makanan juga minuman membuatnya merasa benar-benar kekenyangan. Jika ia berusaha menolak makan berbagai rayuan serta alasan lelaki itu berikan padanya dengan niat membujuk agar menuruti setiap perkataannya.

Cklek.

"Gue bawa roti bakar sama martabak manis rasa coklat kesukaan lo, nih," katanya meletakan sekantung plastik putih berukuran sedang di meja dekat sofa.

Ia berdecak kesal. "Gue baru selesai makan tiga puluh menit yang lalu." Matanya menatap penuh tanya pada pemuda bertopi hitam itu, "daripada makan, ada hal yang lebih penting dari makanan. Ya, meski makanan selalu bisa mengalihkan atensi gue," gumamnya diakhir kalimat.

"Apa?" tanyanya memilih duduk di atas brankar milik gadis yang tak lain adalah sepupunya. Berdampingan dengannya.

"Lo siapa? Dan kenapa gue ada di sini? Di mana abang sama keluarga gue?" Pertanyaan itu membuat sang pemuda menghela napas berat.

Selepas gadis itu bangun dari komanya, dokter memberitahu bahwa sepupunya mengalami gegar otak ringan sehingga mampu menghilangkan sebagian ingatannya.

"Kaylofia Pelita, itu nama lo." Tangannya terangkat terulur di depan gadis yang menatapnya bingung, "gue sepupu lo, Kevin Anggara."

Tunggu. Namanya bukan kaylofia pelita tetapi, Alifa Adiba. Ia juga tak memiliki sepupu tampan seperti pemuda bernama Kevin. Lalu di mana abang gesreknya itu?

Ingatannya berputar pada kejadian semalam setelah ia membaca dan mengutarakan pendapatnya tentang riset dari novel berjudul Moonlight itu ia memilih untuk merebahkan diri di samping abangnya.

"Maaf, nih, sebelumnya. Nama gue itu Alifa bukan Kaylofia.... siapa itu tadi? Juga gue gak punya--" Ia menjeda ucapannya menatap pemuda tampan itu secara intens, "sepupu yang gantengnya kebangetan." Lanjutnya setelah berdecak kagum membuat Kevin melongo di tempatnya.

Hei! Sejak kapan sepupu perempuannya itu memiliki sikap centil juga pecinta cogan?

"Kayaknya otak gue geser, deh. Eh, tapi tadi dokter bilang gue amnesia 'kan?" Kevin mengangguk membenarkan.

"Lebih baik lo istirahat, Kay. Gue tinggal tebus obat dulu sebentar," pamitnya turun dari ranjang kemudian berjalan keluar kamar inap sepupunya. Meninggalkan gadis yang tiba-tiba terdiam di tempat.

Otak kecil Alifa terus bekerja, berusaha sekeras mungkin mengingat kenapa ia berada di sini. Lalu, bukankah Kevin Anggara dan Kaylofia Pelita adalah nama dari salah satu tokoh novel Moonlight yang sialnya sama-sama berperan sebagai antagonis dalam novelnya.

Tangannya meremas rambut karena kesal. I berjanji akan kembali pada dunia aslinya kemudian membuang abang laknatnya itu. Sial sekali dirinya berada di novel yang ia ejek semalam.

Karma itu pasti datang, semua hanya masalah waktu.

Sial!

Itu kata yang secara nyata tertulis di dalam tembok kamarnya. Kalimat dengan warna hitam itu sangat kontras dengan tembok putih dinding. Tangannya terkepal erat berusaha setegar mungkin bertahan beberapa saat sebelum memikirkan banyak cara agar dia bisa kembali.

"Abang sialan!" umpatnya.

-o0o-

Kevin, pemuda itu berdiam di depan apotek RS Husada. Ia menghela napas sebelum mengotak atik ponselnya. Memberitahu seseorang tentang keadaan Kay yang sudah sadar sejak beberapa jam lalu.

Beberapa saat kemudian ia kembali melangkahkan tungkainya untuk berjalan ke arah ruang inap sepupunya. Membuka pintu secara perlahan netranya menemukan gadis yang duduk di atas brankar dengan pandangan lurus ke depan. Dahinya terlihat berkerut seolah sedang memikirkan hal yang begitu penting.

Tangan dingin menyentaknya dari lamunan. Perlahan matanya menatap pemuda yang duduk di atas brankar tepat di hadapannya dengan tangan yang mengelus lembut dahinya.

"Mikirin apa? Hm," tanyanya disertai senyum tipis dari bibirnya.

Gelengan pelan adalah jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan. Hal itu seketika membuat Kevin mengerjap bingung. Apakah benar gadis di depannya ini adalah sepupunya? Sepupu yang begitu cerewet dalam sekejap menjadi gadis cuek dan bodo amat.

"Gue beneran Kaylofia?" tanyanya dengan tatapan yang berharap jika pemuda itu menjawab bukan.

"Iya, lo Kay. Sepupu kesayangan gue," jawabnya mencubit kedua pipi gadis itu.

Helaan napas berat keluar dari bibir Kay. Ia pusing saat ini. Banyak sekali hal yang menjadi kemungkinan ia bisa berada di sini. Mulai dari usilnya sang kakak, takdir, atau bahkan karma.

"Kay, dengerin gue," panggilnya Membuat Kay menatap ke arahnya sekilas kemudian tatapannya jatuh pada kedua tangan yang di genggam lembut oleh Kevin, "jangan banyak pikiran dulu, ya. Gue gak mau imun lo semakin turun, banyakin minum vitamin juga jaga pola makan. Jangan banyak tingkah biar lo bisa cepat sehat dan pulang ke rumah." Ia bertutur lembut diakhiri senyuman manis miliknya.

"Ngapain gue pulang. Di rumah gak ada siapapun yang bisa gue ajak berbagi." Karena dalam ingatannya Kay itu hidup sendiri, gadis broken home itu memilih tinggal sendiri daripada harus ikut salah satu di antara kedua orang tuanya yang memutuskan untuk berpisah.

"Oke, mulai sekarang lo tinggal dirumah gue. Berhubung nyokap bokap gue lagi traveling ke beberapa daerah. Lo temenin gue di rumah," pintar tanpa ragu lengkap dengan senyum yang meyakinkan.

Hal sesederhana itu mampu membuat senyum tulus dari seorang Alifa Adiba terbit. Ia bersyukur jika Kevin begitu memperdulikannya. Sekarang saatnya ia membalas kebaikan pemuda situ dengan menyerah hal yang harusnya terjadi menjadi angin lalu baginya.

"Terima kasih," ungkapnya tersenyum tulus membuat Kevin membalas senyuman itu lengkap dengan pelukan hangat yang ia berikan.

"Terima kasih atas senyum hari ini, Kaylofia."

-o0o-

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status