Share

00.02

•Bad Antagonist

-Kepulangan Yang Rusuh-

Gresik, 24 Juli 2k21

"Sebesar apa pun masalah lo, selagi itu bukan masalah gue. Bodo amat!"

-o0o-

Petrikor menguar menyeruak masuk ke dalam indra penciuman seorang gadis yang sedang memandangi jingga yang secara berani menyatu dengan sinar orange dari matahari sore, bahkan menghiraukan langit yang mulai menggelap.

Seminggu berlalu setelah ia terbangun dari koma. Hari ini adalah hari terakhirnya berada di Rumah sakit. Selepas senja ia akan kembali ke rumah milik Kevin, tentunya dijemput oleh pemuda itu.

Brakk!

"Gue duluan, anjir!"

"Gantian, bangsat!"

"Sek talah, gantian karo aku."

"Kamu jangan gitu to, No. Aku juga pengen masuk nih, loh."

"Sudah jangan berebut, kau kau ini macam tak pernah masuk ruang inap saja."

Berbagai ucapan rusuh menyambut malamnya. Beberapa pemuda sedang berebut agar dapat masuk ke dalam ruang inapnya. Belum sempat ia membuka mulutnya, Kevin secara paksa menerobos masuk diikuti pemuda tampan dengan jaket hitam kebanggaannya yang tertulis kata Alpha di dada kirinya.

Reyvino Adijaya, ketua SEKTA sedang berjalan dengan aura dingin yang mencengkam ke arahnya. Membuat beberapa anggota yang tadinya rusuh perlahan beringsut mundur, mengamankan diri sebelum menjadi samsak hidup bagi sang ketua.

"Gimana keadaan, lo?" Anggukan kaku adalah jawaban paling sederhana yang Kay tunjukan. Entah kenapa perasaan gugup tiba-tiba menghampirinya kalau tatapan dingin menusuk tertuju ke arahnya.

"Udah makan, hm?" Kevin sebagai sepupu yng baik ternyata cukup peka dengan keadaan mencengkam yang ketuanya berikan. Pemuda itu mengusap lembut kepala Kay yang masih berdiri di samping brankar, tepatnya di depan jendela kamar inapnya.

"Belum," jawabnya terkesan manja ditambah mata yang mengerjap lucu membuat beberapa anggota mengigit pipi dalamnya sebagai pelampiasan karena terlalu gemas melihat Kay.

Kevin terkekeh. Ia menarik lembut tangan Kay agar duduk di atas brankar. Membuka kotak makanan yang ia bawa dari rumah kemudian menyodorkan sesendok nasi kuning lengkap dengan perkedel--makanan kesukaannya-- ke arah Kay yang langsung di sambut dengan senyum manis gadis itu.

"Jadi, kita lagi jenguk teman kita nih, guys. Iya gak, No?"

"Bener banget, Yok. Sebelum kita lanjut lebih jauh jangan lupa subscribe dan like video ini Yap. Komen jangan lupa dengan pasword--"

"No debat! No bacot! No kecot!"

Dua youtuber yang sedang naik daun dari SEKTA, siapa lagi kalau bukan Iyok juga Delfano. Dua pemuda yang jika berbicara dengan menggunakan logat jawanya itu cukup membangkitkan suasana bagi anggota SEKTA. terlebih mereka terlihat begitu luwes dalam hal adu bacot.

Tinggalkan dua orang yang sedang giat-giatnya mencari cuan tersebut. Kembali pada Kevin juga Kay serta jangan lupakan Reyvino yang duduk di samping brankar dengan tatapan fokus pada ponsel di tangannya.

"Pulang jam berapa?" Reyvin bertanya tanpa mengalihkan atensinya dari ponsel.

"Setelah ini, ayo!" ujar Kevin menatap Kay yang mengangguk semangat.

Gemas. Pemuda itu mencubit kedua pipinya hingga si empu menjerit kesakitan dibalas tawa bahagia oleh Kevin juga beberapa anggota SEKTA.

Alif sedikit iri dengan kehidupan Kay dalam novel ini. Meskipun gadis itu tak mendapatkan cintanya tetapi, banyak seseorang yang menyayanginya dengan tulus. Ia gadis yang beruntung meski memiliki kematian tragis nantinya.

-o0o-

Bukan keadaan hening kalau empat orang pemuda dengan satu gadis duduk nyaman dalam mobil yang akan mengantarkan mereka menuju rumah Kevin--tujuan utama-- Kay yang merasa sedikit pusing hanya mampu menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam. Ia duduk dihimpit oleh Kevin dan Reyvin. Sedangkan, di kursi kemudi ada Fano juga Iyok di sampingnya. Kedua youtuber itu terus saja melemparkan candaan dengan logat jawanya membuat Reyvin berdecak kesal karena tak mengerti maknanya.

"Matamu, cok!" umpat Fano ketika Iyok terus saja merecokinya.

"Opo, seh?" Iyok bertanya dengan wajah tanpa dosa.

"Aku iki nyetir, Yok. Mbok ojok diganggu, engkok lak nabrak, modar kabeh." kesalnya menatap tajam pemuda yang ber-status menjadi sahabatnya itu.

"Nyetir timbang nyetir ae kakean bacot!" cetus Iyok melirik sinis Fano lengkap dengan tatapan mengejek.

"Jangkrik ancen Iyok," balasnya menatap tajam Iyok penuh dendam.

Terlalu larut dalam candaan Fano sampai tak menyadari seekor ayam dengan santai melenggang ke arah jalan. Pemuda situ secara tiba-tiba menginjak remaja membuat Iyok dan tiga orang di belakang tersentak kaget. Terutama Reyvin yang sampai menjatuhkan ponselnya.

"Bangsat! Kalau gak bisa nyetir jangan nyetir!" bentaknya merasa kesal. Sudah kalah dalam bermain game sekarang dikejutkan dengan kelakuan Fano yang tak pernah terpikirkan.

"Lo gak papa?" Kevin bertanya pada Kaya yang terlihat masih terkejut akibat kejadian barusan. Matanya menatap Fani tajam yang dibalas cengiran oleh pemuda itu.

"Gue capek, pengen pulang. Bisa pending rusuhnya untuk hari ini?" pinta Kay dengan tegas membuat kedua orang itu meneguk ludahnya susah payah. Apalagi tatapan gadis itu jauh dari kata normal. Menusuk tajam ke dalam netra Fano membuat pemuda itu bergegas menginjak pedal gas.

"Bentar lagi sampai," bisik Kevin.

Kay hanya mengangguk sekilas kemudian kembali memejamkan matanya. Ia sejak tadi mencoba fokus mengingat semua alur novel yang ia masuki. Apa saja yang harus ia lakukan agar novel berjalan sesuai alur tanpa melibatkan dirinya di dalamnya. Berdecak kesal karena fokusnya kembali gagal saat mobil yang ia tumpangi berhenti di depan rumah mewah.

"Ayo turun Kay. Gue anterin lo masuk ke dalam kamar, lo," ujarnya menarik lembut lengan gadis yang baru saja keluar dari mobil hitam milik Reyvin itu.

Kay hanya mengikuti Kevin dari belakang. Netranya menelusuri setiap jengkal rumah yang akan ia tempati mulai saat ini ia tinggali. Matanya berhenti pada tiga orang yang duduk santai di sofa. Dua diantaranya sedang asik menonton televisi dengan setoples cemilan di tangan masing-masing sedangkan, sang ketua--Reyvin-- memilih merebahkan tubuhnya dengan tangan ynag menutupi wajah.

"Berasa rumah sendiri," gumamnya pelan. Tungkainya melangkah mengikuti langkah Kevin, menaiki tangga menuju salah satu ruangan dengan aksen penangkal mimpi di pintunya.

"Ini kamar lo, kalau butuh apa pun datang ke kamar gue," ungkapnya membuka pintu kemudian menunjuk ruangan di sebelah, "itu kamar gue."

Kay hanya mengangguk. "Makasih," katanya sebelum berjalan memasuki kamar. Meninggalkan Kevin yang berdiri di depan pintu kamar. Pria itu terus mengamati tingkah gadis yang menjadi sepupunya. Menghela napas pelan kemudian berjalan menuruni tangga setelah menutup pintu kamar Kay.

"Mana Kay, Vin?" tanya Reyvin berhasil membuat langkahnya berhenti.

"Di kamar. Lagi istirahat, maybe?" jawabnya mengedikkan bahu tak tahu.

"Lo tau apa penyebab dia koma?" Bukan hal umum bagi anak SEKTA jika ketua mereka ini memiliki sifat yang begitu kepo dalam urusan yang ada kaitan dengan anggotanya.

"Gue bakal cepat cari tahu."

"Semoga cepat tahu." Tangannya menepuk bahu Kevin dua kali lengkap dengan senyum devil seolah ia tahu isi pikiran anggota inti SEKTA itu.

"Ingat! Kay itu salah satu kelemahan SEKTA, jangan sampai musuh dapat memanfaatkannya," tegasnya sebelum berlalu meninggalkan Kevin yang mematung di tempat.

Ia tersenyum smrik. "Kelemahan, ya?"

-o0o-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status