Share

8. KAMU SAYA PECAT!

"Permisi, saya mau bertemu dengan Regi, apa dia ada di ruangannya?" Tanya seorang wanita berhijab pada Sandra yang sedang sibuk bekerja. Jemari lentik sang sekretaris menari lincah, mengetik-ngetik sesuatu dengan cepat pada keyboard.

"Pak Regi masih ada tamu penting, belum bisa diganggu, tunggu saja dulu ya," ucap Sandra bahkan tanpa menoleh.

"Tapi tadi saya sudah mengirim pesan, Regi bilang saya bisa langsung masuk ke ruangannya," kata Tazkia sedikit kesal. Melirik ke arah name tag yang terkalung di leher wanita berkemeja ketat di hadapannya itu.

Dan nama Sandra yang tertera di sana cukup membuat Tazkia mengerti bahwa ternyata inilah sekretaris baru sang suami yang selalu saja dipuji-puji Regi itu.

Ternyata, perkataan Regi memang benar, bahwa Sandra tidak hanya pintar, tapi juga sangat cantik. Hanya saja, menurut Tazkia, pakaian Sandra terlalu vulgar, tidak sesopan penampilan Ranti. Sekretaris Regi sebelumnya.

Sandra menghentikan kegiatannya, menatap Tazkia dengan tatapan sinis.

"Mba ini memang ada perlu apa sama Pak Regi? Setahu saya, Pak Regi tidak ada pertemuan penting lagi setelah ini," ujar Sandra yang masih belum sadar bahwa wanita di hadapannya itu adalah istri dari sang Bos.

"Justru pertemuan dengan saya itu lah yang terpenting! Yasudahlah, mau saya jelaskan lebih jauh pun percuma karena kamu nggak tahu siapa saya,"

Mendengar ucapan wanita itu, harga diri Sandra merasa direndahkan dan dia jelas tidak terima.

Kenapa perempuan ini sombong sekali?

Pikir Sandra membatin.

Saat Tazkia dan Sandra masih bercakap di depan ruangan Regi, seorang lelaki keluar dari ruangan itu, tersenyum ke arah Sandra lalu beralih tatapan ke arah Tazkia.

"Eh, Bu Tazkia? Tumben ke kantor?" Tanya lelaki itu yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu manager di perusahaan.

"Iya, Pak Tirta. Mau antar makan siang untuk suami," jawab Tazkia mempertegas siapa dirinya sebenarnya, di hadapan Sandra.

Tazkia bisa melihat ekspresi Sandra yang sepertinya terkejut, terlebih saat tiba-tiba Regi keluar dari ruangan dan tersenyum lebar menyambut kedatangan sang istri.

"Kamu baru dateng apa udah lama? Kok nggak langsung masuk?" Regi mengecup kening Tazkia, masih di hadapan Sandra yang terlihat menunduk.

"Tadi mau masuk, cuma kan aku takut ganggu, makanya aku tanya Sandra. Terus kata Sandra, kamu lagi ada pertemuan penting di dalem dan nggak bisa diganggu," jawab Tazkia menoleh sekilas ke arah Sandra, terselip sebuah kemenangan tak beralasan di balik senyuman yang kini ditampilkan Tazkia.

Entah kenapa, Tazkia sudah merasa tidak suka pada Sandra sejak Regi yang terus menerus memuji wanita itu di hadapannya, akhir-akhir ini. Terlebih saat Tazkia tau kalau Sandra suka membawakan bekal makan siang untuk sang suami.

Seumur-umur menikah dengan Regi, ini kali pertama Tazkia tahu dari mulut Regi sendiri bahwa sekretaris Regi membawakan suaminya itu bekal makan siang.

Itulah sebabnya, Tazkia jadi kurang respect pada Sandra.

"Oh ya ampun, mungkin karena Sandra belum kenal sama kamu, jadi maklumin aja ya. San," tatapan Regi beralih pada sang sekretaris. Merangkul Tazkia dengan mesra, Regi memperkenalkan sang istri pada Sandra. "Ini Tazkia, istri saya,"

"Oh, maaf Bu. Saya nggak tahu," ucap Sandra sungkan. Dia menerima uluran tangan Tazkia dengan wajah sedikit malu.

"Nggak apa-apa kok. Oh ya, makasih ya, kamu udah perhatian sama suami saya dengan bawain Mas Regi bekal makan siang. Soalnya, Mas Regi ini tipikal orang yang gila kerja, kalau nggak diingatkan makan, dia akan kerja terus. Cuma saran saya, jangan keseringan, takutnya nanti Mas Regi jadi ketagihan sama masakan kamu, hahaha," sindir Tazkia diikuti tawa hambar.

"Sampai detik ini, masakan kamu masih yang utama buat aku, sayang," ucap Regi seraya mengajak Tazkia berlalu dari hadapan Sandra.

Sepasang suami istri itu pun menghilang dari pandangan Sandra yang langsung menjatuhkan bokongnya dengan keras ke kursi kerjanya.

Menyesali kebodohannya.

Menyesali nasib sialnya.

Menyesali kenapa dirinya kini harus terjebak perasaan dengan lelaki beristri bernama Regi itu.

Regi yang sukses mencuri perhatian Sandra sejak pertama kali Sandra beradu tatap dengan Regi sewaktu interview.

Regi yang sukses membuat Sandra jatuh bangun menarik perhatian lelaki itu, namun sampai detik ini, tak ada satu pun dari usaha Sandra yang berhasil.

Bahkan, ketika mereka ada pekerjaan ke Singapura kemarin, sewaktu dirinya dan Regi menginap di hotel yang sama, namun berbeda kamar, Sandra dengan segala modus operandinya, tetap tak mampu menaklukkan Regi.

Dan hal itu jelas membuatnya kesal setengah mati.

Terlebih dengan adegan mesra yang dipertontonkan Regi bersama sang istri di hadapannya saat ini.

Perlahan tapi pasti, tangan Sandra terkepal keras di atas meja.

Wanita itu bergumam dalam hati.

Gue nggak boleh nyerah!

Bukan Sandra namanya kalau nggak bisa mendapatkan apa yang dia mau!

Persetan sama istrinya, gue nggak perduli, karena yang gue mau sekarang, gimana pun caranya, gue harus bisa mendapatkan Regi!

*****

"Gimana enak nggak?" Tanya Tazkia saat Regi kini mulai menyantap makan siang yang dibawanya dari rumah.

"Hm, seperti biasa, masakan kamu selalu prefectlicious," Regi berkata dengan mulut yang penuh makanan.

Tazkia mengambil tissue dan mengusap sisa makanan yang menempel di sudut bibir sang suami.

Mendapat perlakuan itu, entah kenapa, gairah Regi seakan terpancing, tapi sialnya, Regi tidak bisa meluapkannya karena keberadaan mereka di kantor saat ini.

Jadilah Regi hanya bisa menarik tubuh Tazkia mendekat untuk mencium bibir sang istri.

Mendapat serangan yang begitu tiba-tiba, Tazkia jelas terkejut.

"Hm, Mas," Tazkia menahan tangannya di dada Regi saat Regi menarik tubuhnya lebih dekat. "Mas! Ini di kantor," ucap Tazkia saat bibirnya berhasil terlepas dari lumatan Regi.

"So what?" Balas Regi dengan tatapan dingin.

Tazkia meneguk ludah perlahan, seketika disergap rasa takut, dia tak mampu berkata-kata hingga akhirnya membiarkan Regi berbuat semaunya.

Berharap, Regi tidak segila itu menelanjanginya di ruangan ini.

Saat itu, Tazkia mulai kesulitan mengatur napas, bahkan bibirnya sudah terasa kebas karena Regi yang tak juga memberinya kesempatan untuk beristirahat.

Hingga akhirnya, pekikan suara seseorang diikuti suara benda yang terjatuh membuat Regi menyudahi aksinya mencium bibir sang istri.

"Ng, ma-maaf Pak. Saya lupa mengetuk pintu," ucap Sandra yang mematung di pintu masuk. Sandra membungkuk cepat, mengambil beberapa berkas yang dia bawa yang kini berserakan di lantai, karena saking terkejut melihat adegan panas Regi dan Tazkia, tangan Sandra jadi gemetaran hingga semua berkas yang dibawanya terjatuh.

Dan belum sempat Sandra merapikan kembali semua berkas-berkas itu, Sandra kembali dikejutkan dengan suara bentakan Regi dari arah sofa.

"KAMU ITU PERNAH BELAJAR SOPAN SANTUNKAN?"

Regi bangkit dari sofa yang dia duduki bersama Tazkia, wajahnya terlihat kesal.

Tahu apa yang akan terjadi, Tazkia langsung mencengkram pergelangan tangan sang suami sebelum Regi beranjak ke arah Sandra.

"Mas," Tazkia menggeleng, bermaksud memohon agar Regi tidak berbuat hal yang tidak-tidak terhadap Sandra.

Hanya saja, tepisan tangan Regi menunjukkan bahwa sang suami tak mau mengabulkan permohonannya.

Tazkia jadi ikutan bangkit dan mengikuti Regi di belakang saat kini Regi sudah berdiri berhadapan dengan Sandra di ambang pintu masuk ruangannya.

"Ma-maaf Pak, saya benar-benar lupa. Maaf... Maaf Bu," ucap Sandra yang hampir menangis.

Tazkia hanya bisa diam, dengan hati yang dipenuhi kecemasan.

Menatap Regi yang kini berkacak pinggang di hadapan Sandra.

"KEMASI BARANG-BARANG KAMU SEKARANG! KAMU SAYA PECAT!"

Dan Sandra pun tertegun.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si tazkia ini klu g bisa sedikit bernalar lebih baik dibikin magj aja kegika dianiaya di regi g respek sama istri tolol modelan tazkia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status