BAHAGIA SETELAH BERPISAH 18.
**
Mas Hamdan menatap aku sengit. Dia begitu marah melihatku bersama Wira dan Rosita di gedung ini.
"Pulang kamu, Yuni!" katanya dengan tatapan tajam. Dia menatapku dengan wajah datar.
"Apa hak kamu, Mas. Ini bukan pesta kamu!" kataku melipat kedua tanganku.
"Mengapa kamu bisa datang ke sini? Apa keperluan mu?" Dia berbicara ketus padaku dan sesekali tersenyum dengan orang banyak mengisyaratkan dia adalah tamu penting.
"Ada keperluan atau tidak itu bukan urusanmu!" sentakku padanya. Rahangnya mengeras melihat jawaban ku yang ketus.
"Kamu semakin berani sama aku, Yun. Aku perintahkan k
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 19.**Aku berjalan dengan langkah gontai hendak menuju panggung yang sudah dipersiapkan Pak Irsyad. Dari atas podium dia sudah tersenyum manis padaku. Tentu saja aku membalasnya. Tanpa terduga Mas Hamdan berjalan kearah ku dan wajahnya sulit untuk di tebak.Tentu saja aku sama sekali gak mempedulikannya. Dia menghentikan langkahku dengan berbisik kepadaku sambil memegang tanganku."Yuni, jelaskan semua ini sejelas-jelasnya karena aku masih suami kamu dan aku berhak tahu kebenaran yang sesungguhnya," ucapnya dengan tegas. Aku melepaskan tangannya kasar dan mendengkus padanya."Jangan sentuh aku, hormati aku!""Kamu
Kukembalikan Uangmu, Mas! Bag 20.**PoV Hamdan.Aku tak percaya semua ini. Malam itu seperti mimpi saat Yuni berkata, dia memiliki toko dan mengenal Pak Irsyad. Yang lebih mencengangkan anak gadis nya yang masih SMA terlihat akrab dengan Yuni. Tak masuk akal sungguh. Yuni hanyalah perempuan kumal dan bau asap tidak mungkin dia bisa mengenal orang-orang hebat seperti Pak Irsyad, atasanku.Aku memperhatikan segalanya dari gerak-gerik mereka. Sepertinya Pak Irsyad ada rasa ke Yuni. Dan istriku sengaja berdandan untuk menarik perhatian Pak Irsyad, ditambah dia membawa puterinya agar lebih dekat dengan istriku. Setahu kami sang atasan belum punya teman dekat setelah istrinya meninggal lebih dari tiga tahun yang lalu. Mungkinkah dia punya rasa dengan Yuni. Wanita yang
Kukembalikan Uangmu, Mas! Bag 21**PoV Yuni.Kaki Rosita sudah di urut dan dia sedang istirahat. Aku sedang sibuk di toko dan memeriksa beberapa transaksi keuangan serta barang keluar masuk. Memeriksa pesanan online dan barang yang dikirimkan. Banyak sekali pekerjaan yang akan aku kerjakan.Tok … Tok … Tok …"Masuk!" kataku, seseorang masuk dan itu adalah Wira."Kamu sedang sibuk, Mbak?" tanya nya. Aku mengangguk perlahan."Sedikit." Dia duduk begitu saja di depanku."Apa yang dilakukan Hamdan pada Rosita. Mengapa kaki nya
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 22.**PoV Yuni."Kamu harus memenuhi keinginan anakku jika kau mau bercerai darinya!" Ibu berkata sinis merasa menang dan dia juga mengklaim bahwa aku adalah miliknya dan dia wajib di patuhi."Apa maumu, Mas?""Keinginanku dan keluargaku tak muluk-muluk!" kata Mas Hamdan, dia menarik napas sebelum mengatakan apa keinginannya."Aku ingin …,""Kami ingin, kamu memberikan toko beserta isinya pada kami. Biar kami yang mengelola toko kamu!" kata Ibu menyeringai, dia memandang Ambar yang tertawa mengejekku. Aku sebenarnya ingin marah. Aku ingin m
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 23**PoV Yuni"Sedang apa Alisa?" Suara itu membuat kami berdua menoleh untuk melihatnya. Anakku Fatih juga melihat ke belakang untuk mengetahui siapa yang datang."Nenek." katanya mendekati wanita paruh baya yang masih cantik. Aku menaksir usianya mungkin diatas lima puluh tahun. Karena setahuku Pak Irsyad pernah cerita usianya 40 tahun. Dia berkata saat bertemu aku di Hongkong berusia 34 tahun, enam tahun berikutnya artinya benar sudah empat puluh tahun.Apakah ini Ibunya Pak Irsyad. Aku berkata jujur dalam hati kalau dia sangat cantik untuk ukuran wanita dewasa dan bisa dikatakan tua. Mungkin inilah kelebihan uang. Bisa merawat yang jelek dan kusam menjadi cantik."Ta
Bahagia Setelah Berpisah 24.**PoV Yuni[Sedang apa Mbak?] Mas Hamdan mengirim pesan lagi padaku. Aku menatap layar gawai dengan kesal masih teringat perkataan dia dan keluarganya saat kami di kafe.Dia pasti belum menyadari kalau aku Yuni dan masih menganggap ku Inuy. Tak apalah, kesempatan buatku untuk mengerjainya. Dan menggali informasi lebih dalam lagi.[Saya sedang duduk-duduk.][Saya ganggu, tidak?][Ah, tidak kok. Bagaimana keadaan rumah tangga, Mas nya?][Semakin runyam, Mbak! Istri saya sekarang minta cerai]
Bahagia Setelah Berpisah 25.**"Benar apa yang dikatakan pengacara itu, Mbak! Hanya itu cara agar kamu yang mengendalikan semuanya. Hanya itu cara agar kamu tak perlu membayar mahal mereka. Lebih bagus uangnya buat orang lain dari pada mereka. Melihat ketamakannya aku saja sudah jijik!" kata Wira setelah kami sampai di kantor sekaligus toko.Aku memangku anakku Sesil sambil mendengarkan mereka. Kami melakukan rapat terbatas setelah pulang dari kantor Advocad."Bagaimana menurutmu, Ros?" tanyaku pada Rosita meminta pendapatnya."Aku rasa itu jalan yang tepat, Mbak. Karena bila menunggu maka proses sidang panjang yang akan Mbak hadapi!"
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 26.**PoV YUNIMas Hamdan sedang masuk ke kamarnya untuk ganti pakaian. Aku tak menyia-nyiakan waktu. Aku bergegas ke dapur, aku harus meletakkan kamera pengawas di sana agar menjadi bukti tambahan bagaimana kelakuan keluarganya.Sepertinya nya tak terlalu sulit meletakkan kamera pengawas itu. Aku kembali ke posisi semula agar dia tak curiga padaku. Tinggal yang di dalam kamar belum ku pasang."Ngapain kamu, Yuni!" sentaknya padaku. Aku sedikit terkejut melihat dia ada di depan mataku. Segera ku netral kan jantung ini agar tak berulah dan dia tak akan curiga padaku."Aku sedang melihat-lihat dapur ini. Ternya