Share

35 B

Sepertinya, aku baru saja terlelap saat terdengar suara Neni memanggil. Sahabatku itu masih memakai mukena saat aku menghampirinya di kamar salat.

"Sudah pagi, salat dulu."

Aku mengangguk. Selesai melaksanakan salat subuh, aku menuju dapur membantu Ibu dan Neni. Ibu tengah membuat bumbu sementara Neni memetik kacang panjang. Ia mendongak saat aku mendekat padanya. Aku duduk dan segera membantu Neni memotong kacang panjang.

"Jangan sedih terus," gumam Neni.

Aku menggelengkan kepala. "Aku gak sedih. Hanya ngantuk masih baru bangun tidur."

Ibu Neni menghampiriku dan meletakkan susu di meja. Aku mengangguk lalu mengucap terima kasih.

"Biar aku sama Cinta aja yang masak, Bu."

Ibu memandangku dan Neni bergantian. Ia akhirnya mengambil dedak untuk pakan ayam di sudut dapur dan keluar rumah. Tak lama kemudian, terdengar suara nyaringnya.

Kur kur kur kuuur

"Cin, wajahmu gak bisa dibohongi. Kalau kamu cinta padanya, maka jangan dilepas."

Aku mengibaskan tangan. "Sok tau kamu."

Neni menggelengka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status