Share

Coretan Wyatt

Auteur: ArgaNov
last update Dernière mise à jour: 2023-01-02 16:17:31

Walau sudah menuliskan apa yang harus dilakukannya di selembar kertas, tetapi ia nyaris tidak paham apa yang harus dilakukan. Ia tak mungkin muncul di depan Dominic dan berkata: Aku butuh pekerjaan di dekatmu.

Jika mendengar hal itu, Dominic akan mendepaknya dan memastikan Wyatt berada setidaknya 100  meter darinya.

“Wyatt ... ayo makan!”

Wyatt menoleh ke arah pintu, tempat suara itu berasal. Akan tetapi, tidak ada sosok kakeknya yang belakangan dengan sekuat tenaga memberikan perhatian padanya. Aneh memang, walau selalu saja mengatakan untuk menyerah soal Anna, pria tua itu adalah orang yang paling peduli padanya saat kejadian buruk terjadi.

“Ya!” Wyatt tidak akan membuat pria tua yang sudah membesarkannya tersebut khawatir.

“Apa lagi yang sedang kamu kerjakan?’ tanya kakek Wyatt sambil menjulurkan kepalanya ingin tahu.

Wyatt tersenyum dan mengeleng. Lalu didorongnya punggung pria itu ke ruang makan. Di meja telah terhidang beberapa lauk. Ayam goreng, perkedel jagung, dan sayur bayam. Seorang asisten rumah tangga meletakan piring di atas meja Wyatt, tempat yang selalu diduduki. Begitu selesai, asisten rumah tangga itu kembali ke belakang.

“Kamu tidak membuat surat wasiat, kan? Dengar ... kamu tidak boleh melakukan hal nekat!” Kakek Wyatt mewanti-wanti.

Wyatt masih tidak menjawab, ia masih tersenyum seperti tadi. Diisinya piring sang kakek dengan nasi, diletakan di tempat semula. Keluhan sang kakek berhenti di sana, walau padangannya masih mengamati Wyatt yang duduk di kursinya sendiri dengan nasi yang sama.

Mereka makan dalam diam.

Wyatt baru berniat berhenti, saat kakeknya berdiri dan menyendokan nasi tambahan ke piringnya. “Kamu bukan perempuan, kenapa diet? Makan lebih banyak sedikit!”

Wyatt sama sekali tidak membantah, hanya melakukan apa yang disuruh oleh sang kakek. Dihabiskan  isi piringnya dengan cepat dan ia akan berdiri lagi, kembali ke kamar untuk menyelesaikan pembuatan rencana balas dendam.

Jemari keriput yang sudah membesarkan Wyatt dengan tegas kembali menghentikan aksinya. Ia duduk, menatap dengan senyuman ke arah sang kakek.

“Aku tidak akan memintamu melupakannya. Hanya saja, kumohon ... jika terbersit hal buruk di otakmu, tolong ingat aku. Kasihani kakekmu ini. Aku tidak mau melihat darah dagingku pergi sebelum diriku! Maukah kamu mengabulkannya, Wyatt?”

Pandangan Wyatt kosong, ia tak dapar berpikir. Ia tidak menemukan kata-kata yang bisa dijadikan jawaban. Ia tak bisa memikirkan apa-apa. Sekali lagi, Wyatt hanya tersenyum, menyentuh jemari keriput milik kakeknya. Lalu berdiri, kembali ke kamarnya.

Saat ia sampai di pintu dapur, didengarnya sang kakek membuang napas frustrasi.

Wyatt menutup pintu kamarnya perlahan. Pintu yang menjadi batas antara kenyataan dan dunianya yang tak bisa disebut neraka untuknya. Dipandangi kertas yang sejak tadi dicoret-coret. Catatan itu masih saja bertuliskan poin pertama.

“Bagaimana caranya supaya dapat sampai ke poin pertama?” tanya Wyatt entah pada siapa.

Ia menjatuhkan kepalanya ke atas meja, di samping kertas berisi catatan rencana balas dendamnya. Ia memejamkan mata, mencoba mengulik otaknya yang pintar kemarin-kemarin. Hari ini otak itu tak mau membantunya sedikit pun.

“Anna ... apa yang harus kulakukan?” tanya Wyatt.

Matanya terasa panas tiba-tiba. Hatinya juga kembali dengan sakit yang sama. Anna tidak ada. Wanita itu bahkan tidak bisa lagi dilihatnya. Wanita itu telah direngut darinya. Bagaimana bisa Wyatt merelakannya begitu saja.

***

Esme memakai gaun hitam, dengan topi hitam cantik dengan jaring-jaring yang menyamarkan matanya. Ia telah meminta tolong untuk disiapkan mobil, supaya bisa pergi sendiri. Akan tetapi, seorang sopir menghentikannya di depan.

“Saya akan mengantar Anda,” kata pria dengan jas hitam yang tampaknya telah disiapkan orang tuanya.

“Berikan kuncinya! Aku akan pergi sendiri!” pinta Esme. Ia menadahkan tangan, menunggu kunci meluncur dan jatuh di telapak tangannya. Akan tetapi, cukup lama kunci itu tak dapat juga olehnya. “Kubilang berikan kuncinya!” suara Esme meninggi dengan tidak sabar.

“Memang mau ke mana kamu sebenarnya!”

Seluruh tubuh Esme menegang. Ia tidak benci orang tuanya, hanya jarang berinteraksi sehingga merasa canggung. Layaknya seorang anak kecil yang kemudian harus bertemu dengan binatang buas yang sudah jinak.

“Saya ada perlu ke rumah teman, Papa, hanya sebentar!” jawab Esme, melontarkan seulas senyuman sebagai tambahan untuk meyakinkan.

“Maksudmu ke rumah Anna?”

Esme menjilati bibirnya. Tidak peduli dengan lipstik yang akan menghilang karena perbuatan itu. Bagaimana bisa ketahuan? Begitu pikirnya saat itu.

“Melihat bagaimana kamu bereaksi sepertinya tebakan Dominic benar. Kamu ingin ke tempat Anna!” Pria yang dipanggil Esme sebagai Papa membuang napas. “Ibu Anna sudah tidak ada di sana! Siapa yang kamu temui? Anna juga tidak ada di sana!”

“Saya harus minta maaf, Pa, saya ....” Esme tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Sebab air mata Esme sudah mengalir lebih dulu. Hatinya pedih. Ia iba.

“Wanita itu sampai menuduh tunanganmu menghamilinya dan kamu masih menitikan air mata untuknya! Aku tidak mengerti bagaimana sebenarnya kami membesarkanmu!” Lalu Papa Esme berbalik. “Kamu tidak akan pergi ke mana pun. Kembali ke kamar!”

Esme terkejut. “Biarkan saya pergi, Pa! Sebentar saja! Saya mau minta maaf pada ibu Anna. Mungkin dia akan merelakan anaknya. Pa!”

Namun, lelaki yang dipanggil Esme dengan sebutan Papa sudah pergi ke dalam. Tidak mau mendengarkan teriakan-teriakan Esme.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Ini Bukan Akhir, Tetapi Permulaan

    “Pak, Ibu membenciku, kan?”Azzar benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Ia tahu kalau Esme menyayangi putranya. Ia juga tahu kalau bagi Esme William adalah dunianya sekarang. Tetapi, ada begitu banyak alasan yang membuatnya tidak menjawab.“Kenapa Pak Azzar diam saja?” tanya William.“Anda harus makan sekarang Tuan! Kalau Anda sehat, kita akan pergi menemui ibu Anda!”***Orang-orang itu hanya menginginkan kekuasaan saja. Setelah Dominic meninggal, Esme didatangi oleh banyak sekali pria yang menyampaikan duka cita padanya. Ia bahkan tidak kenal dengan salah seorang pun dari tamu-tamu tersebut. Ia muak harus bertemu dengan mereka semua.“Mereka sama persis seperti hyena, Wyatt!” kata Esme.“yah, seperti itulah! Bagaimana pun Anda adalah janda kaya yang kesepian sekarang. Jadi mereka datang untuk menghibur dan mendaftarkan diri sebagai kandidat wali untuk Tuan Muda juga!”Dahi Esme berkerut mendengarnya. Dan untuk pertama kalinya setelah kehilangan waktu untuk tersenyum karena kese

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Mengirim William

    “Ayah mana?”Sudah setahun Dominic meninggal karena kecelakaan. Tetapi, setiap kali melihat foto pria tersebut di tengah ruangan William akan bertanya tentang ayahnya. Hingga Esme merasa kalau Dominic masih ada di sini, begitu sehat untuk berkeliaran di sekeliling rumah. Hanya saja tidak terlihat di mata Esme.“Ayah tidak ada di sini!” Suara Esme tercekat saat mengatakannya. Rasanya dada Esme direngut keluar dengan sekuat tenaga. Menyakitkan, tetapi anehnya ia masih saja tetap hidup setelah semua kekerasan yang ditujukan padanya.“Kenapa Ayah tidak ada di sini?” tanya William lagi.Usianya empat tahun lebih sekarang. Sebentar lagi William akan dimasukan ke taman kanak-kanak. Dengan begitu intensitasnya berada di sekitar Esme berkurang. Mungkin dengan begitu William tidak akan terus-terusamn bertanya tentang ayahnya yang bahkan tidak dilihat Esme pemakamannya.“Will ... tolong ke sini sebentar!” Suara Wyatt membuat anak laki-;laki Dominic itu cemberut.Ia menghentakan kaki sebanyak dua

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Anakku, Amanda

    “Mil, ini bisa saja hanya karena cahaya. Kita tidak bisa langsung ke sana dan mendobrak Arul!”Alan mencoba untuk memberi pngertian pada istri dan juga mamanya. Akan tetapi, tampaknya sama sekali tidak berhasil. Kedua wanita ... ralat, ketiga wanita yang ada di sana, sang mama, istrinya dan Delilah tampaknya tidak dengar apa yang baru saja Alan katakan.Alan hanya bisa menghela napas dan kemudian mengelengkan kepalanya lembah. Saat akan minta bantuan pada papanya yang juga ada di ruangan itu dan lebih sibuk dengan Arion, Alan tahu kalau tidak ada yang bisa menghentikan ketiga orang tersebut dengan alasan biasa-biasa saja.Otak Alan berpikir keras untuk bisa menemukannya. “Kalau kita melakukan kesalahan dengan datang ke sana dan menuduh, kemungkinan kita akan dilarang untuk bertemu dengan Nazril!”Keheningan mencekam ruangan seketika. Rencana separatis yang disusun mamanya mengambang di udara, senyap. Lalu para wanita yang penuh semangat tadi duduk dengan manis di kursi sofa masing-mas

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Kegelapan yang Datang

    “Ah, aku kecewa sekali!” Suami Yulia mengeluh untuk kesekian kali. Ia memegang erat-erat setir mobil dan wajah cemberutnya mampu membuat orang yang menangis tertawa terbahak-bahak.Putri mereka Amanda telah tertidur setelah menganggu ayahnya dengan pertanyaan seperti jalan apakah ini, atau siapa orang yang hidungnya bengkok itu? Selama setengah perjalanan.“Hei ... ini kan hari refreshingku! Kan kamu sendiri yang bilang kalau aku boleh memilih tempat yang ingin kutuju hari ini. Ya, kan?” tanya Yulia sambil mengedip.Suaminya masih saja cemberut. “Ya, aku memang mengatakan yang seperti itu sih! Tapi aku sama sekali tidak yakin kalau mengatakan itu perjalanan ke rumah temanmu. Siapa namanya? Esme? Mantan suamimu juga bekerja di sana, kan?” tanya suami Yulia dengan nada tidak senang.Yulia menjulurkan tangannya untuk menyentuh punggung tangan sang suami yang saat ini di atas setir mobil. Ia menepuknya beberapa kali untuk bisa mendapatkan perhatian.“Aku akan memberitahumu sekali lagi. Ba

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Amarah

    Tangan wanita itu merangkul leher suaminya. Lipstik yang mewarnai bibir merah wanita itu sama sekali tidak cantik lagi. Seolah sesuatu telah menghapusnya dengan cepat, membuat wanita itu kewalahan untuk sekedar mempertahankan warna di bibirnya.“Esme?” Pria yang dipeluk oleh wanita itu terkejut, malahan melebih perasaan Esme yang menyaksikan.Mendengar namanya disebut, Esme hanya tertawa kecil. Ia merasa kalau kejadiannya akan lebih seru seandainya ia terlambat datang sedikit lagi. Ia membiarkan William pergi memeluk kaki ayahnya dan berbalik pergi.Begitu tak dapat lagi melihat wajah Dominic, Esme merasakan perih di dadanya tiba-tiba. Ia berhenti berjalan dan menunduk lebih dalam. Kenapa rasanya ia seperti sendirian sekarang ini.“Nyonya, Anda baik-baik saja, kan?”Esme mengangkat kepalanya, terpana selama beberapa saat dan kemudian berdiri dengan tiba-tiba. Ia lekas memeluk pria yang menunduk bertanya itu. Lalu menangis layaknya anak kecil yang dijahati oleh semua orang.Rasanya leb

  • BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA   Rencana

    “Nyonya, Tuan menolak menerima makanan yang Anda kirimkan lagi!” Pelayan yang diutus oleh Esme ke kantor Dominic kembali membawa rantang yang sama sekali tidak disentuh sedikit pun.William yang mendengar suara seseorang mendekat berhenti dan menaruh perhatian pada ibunya beberapa saat sebelum kemudian sibuk dengan permainannya kembali.“Jam berapa Pak Azzar biasanya kembali ke pavilliun?” tanya Esme.“Sekitar jam 7 malam, Nyonya! Apa saya perlu menghubungi beliau untuk menemui Nyonya saat pulang?” tanya si pelayan. Ia lebih gelisah dibandingkan biasanya.“Tidak! Tolong panggilkan Pak Wyatt kemari. Ada yang mau aku katakan padanya!”Si pelayan pergi dengan rantang yang belum disentuh Dominic. Esme hanya memandanginya sampai menghilang dan membelai kepala putranya saat anak itu mendekat dengan langkah lambat.Sudah hampir tiga bulan Dominic tidak berada di rumah. Langkah kaki William yang awalnya ragu-ragu sudah menjadi sangat mantap. Kalau dibiarkan terus maka anaknya keburu pandai be

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status