Share

Kontrak (3)

Kemarahan itu membuat Yulia sesak napas, berharap kalau tidak pernah kehilangan kedua orang tuanya, atau kemudian memutuskan untuk ikut dengan keluarga ayahnya. Jika saja Yulia membiarkan dirinya tetap diasuh oleh keluarga sang ibu, pasti tidak akan begini keadaannya.

“Bagaimana bisa kamu diabaikan? Astaga! Apa gunanya kecantikan wajahmu itu!” teriak Santo pada Yulia.

Vas bunga yang ada di tengah meja makan melayang, membuat siapapun yang ada di ruangan terkejut. Mereka mengangkat kepala sedikit, lalu menunduk lebih dalam menatap piring-piring di depan. Satu di antara mereka sama sekali tidak berniat untuk menyahuti kemarahan. Bisa-bisa akan menjadi sasaran kemarahan selanjutnya.

“Kenapa kamu diam saja?” Suara Santo merendah, terdengar ramah, tetapi lebih mematikan dibandingkan sebelumnya.

“Itu ... saya sudah berusaha, Kakek!”

PRAK!

Kali ini giliran meja dan piring yang jatuh dan berguling di lantai. Piring porselen dan gelas kaca itu langsung terbelah menjadi beberapa bagian setelah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status