Duduk berhadapan di ruang rapat kantor agensinya, Ghea, Jenny, Kris dan juga Noah sedang membicarakan perihal kejadian seminggu yang lalu. Mereka mencoba menerka siapa yang mencampurkan obat perangsang ke dalam minuman dua artis yang akan terlibat dalam satu judul sinetron itu.
Namun, Ghea terlihat tidak fokus mendengarkan. Gadis itu sedang sibuk memikirkan, bagaimana kalau melakukan operasi selaput dara di Korea, atau berdusta pernah jatuh sehingga kehilangan keperawanan tanpa sengaja saat dia memiliki suami nantinya.
"Ghe! Ghea? apa kamu sakit? kenapa memakai jaket tabal di siang bolong seperti ini?" tanya Kris kepadanya.
Sadar dari lamunannya, Ghea malah menarik resleting jaket sampai ke lehernya. Ia takut tanda merah keunguan yang ditinggalkan pria misterius itu dilihat oleh orang lain. Sial baginya, sudah satu minggu tapi bekas itu masih kentara di kulit putihnya.
"Aku tidak apa-apa," jawab Ghea yang langsung terdiam, dan melamun lagi.
Sementara itu, Daniel duduk merenung sambil memandang keluar jendela ruang kerjanya. Pria itu merasa berdosa. Ia bingung harus berbuat apa, meskipun Jim memintanya untuk tenang, selama pihak Ghea tidak mengambil langkah apa-apa, tetap saja Daniel takut jika gadis itu tiba-tiba saja melaporkannya ke polisi. Reputasinya sebagai pengusaha dipertaruhkan, nama besar keluarganya juga akan menjadi korban.
Sebagai seorang petualang cinta, Daniel sangat berhati-hati memilih wanita yang dia tiduri. Sebuah kesepakatan, dan beberapa persyaratan akan dia ajukan, dan wanita teman kencannya harus bersedia menandatangani. Daniel melakukan itu karena uang yang dia berikan sebagai imbalan akan kepuasannya juga sangat tinggi.
Dia bermain rapi, bukan Casanova kelas ecek-ecek yang asal tancap dan cabut duri. Daniel selalu memastikan bahwa wanita yang diajaknya bercinta meminum pil kontrasepsi, agar tidak sampai mengandung benihnya. Namun, Ghea? dia tidak bisa memastikannya malam itu.
Berdiri dari kursinya, Daniel meminta Jim masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Bagaimana Pak?"
"Tolong hubungi artis itu, katakan ada yang ingin aku bicarakan."
"Pak, anda yakin?" Jim ingin memastikan sekali lagi.
"Aku hanya ingin tidak ada masalah di kemudian hari, jadi aku harus memotong akarnya sebelum tumbuh tunasnya," ucap Daniel dengan penuh percaya diri.
_
_
_
Sehari, seminggu, dua minggu. Jim masih tidak bisa membuat janji agar sang atasan bisa bertemu Ghea. Hal itu membuat Daniel sangat murka. Jika cara tertutup tidak bisa membuatnya bertemu dengan gadis itu, Ia akan menggunakan cara terbuka. Ya, Daniel mendatangi lokasi syuting Ghea.
Semua orang terperanga saat mendapat kabar dari produser, bahwa Daniel Tyaga dari Tyaga Group ingin datang ke lokasi syuting mereka.
Siapa yang tak mengenal Tyaga Group? hotel, rumah sakit, pabrik, tambang, penerbangan, angkutan laut, semua lini usaha dirajai oleh mereka.
"Aku tidak kenal," ucap Ghea dengan santainya saat Milen sang penata rias bertanya kepadanya.
"Omegot! G... G...G-Ghea masaseh kamyu gak tahu?" tanya Milen dengan gemulainya.
"Iyah, akyuu ga tahu, mas molen," sambung Ghea
"Dih, akyu cium kamyu nanti."
Ghea tertawa, tapi seketika terdiam saat seorang kru berkata, CEO Tyaga Group ingin bertemu dengannya.
"Aku? kenapa dia ingin bertemu denganku?" tanya Ghea keheranan.
"Maybe dia fans kamyu, dih ... cuss embat aja Ghe," ucap Milen mengompori.
"Embat? paling juga kakek-kakek."
Ghea mencebik kesal, dipukulnya lengan Milen sedikit kencang. Ia lantas berjalan menuju tempat yang disebutkan kru tadi, dimana Daniel sedang menunggunya.
Ghea menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu tiba-tiba saja pintu sebuah mobil van mewah berwarna hitam, yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri terbuka lebar.
Seorang pria turun dari dalam, berjalan mendekat dan langsung memersilahkannya masuk ke mobil. Pria itu tak lain adalah Jim, ia pun berucap, "Pak Daniel ingin bertemu dengan anda Nona."
"Hah... siapa? Kudanil?"
Ghea mengernyit heran, dan bersamaan dengan itu matanya menatap ke arah mobil dimana Jim tadi keluar. Ia berkedip saat seorang pria menoleh dan memandang ke arahnya.
"Pria itu, kenapa rasanya tidak asing."
"Gadis itu, berapa yang harus kutawarkan untuknya sebagai kompensasi."
rate Bintang lima
add favorite 🥰
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me