Share

Bab 111

Selesai bermunajat pada Tuhan, aku langsung mencium punggung tangan Mas Zaki, tetapi kening tidak dicium seperti biasa. Aku merasa sedih, sejak kabar Abel sampai di telinga kami, Mas Zaki mendadak berubah.

Aku ingin meminta izin untuk ke rumah sakit enggan apalagi sampai minta ditemani. Mungkin lelaki mana pun akan cemburu mengingat istrinya pernah melahirkan anak untuk orang lain.

Kecuali jika ego ditepikan demi sosok mungil tak bersalah. Namun, apakah mampu jika aku yang ada di posisi Mas Zaki atau malah berteriak histeris? Jangankan punya anak dengan perempuan lain, dia dekat dengan teman kantor saja aku merajuk dua hari dua malam.

"Mas ...." Aku mencoba mengumpulkan keberanian berharap Mas Zaki mau mengerti. Mata teduh itu menatapku lekat. "Apa aku boleh menjenguk Abel?"

"Tentu saja. Bukankah dia anak kamu juga?" Mas Zaki melepas kopiah yang dikenakan, juga baju kokoh menyisakan kaos oblong.

"Sekali aja, Mas."

"Sepuluh kali juga gak apa-apa. Gimana pun Abel tetap anak kamu, dia be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status