Share

MENDENGAR PEMBICARAAN

Author: SAVANA ALIFA
last update Last Updated: 2023-08-30 10:40:21

"Ya sayang? Disini membosankan, aku merindukanmu."

Kei menghela nafas dalam, ternyata mengikuti Arka ke toilet adalah kesalahan. Hatinya sakit saat ia mendengar Arka bicara mesra dengan Clara.

Pria itu tak pergi ke toilet, melainkan mencari tempat sepi untuk menghubungi kekasihnya.

"Sepulang dari sini, aku pasti ke apartemen kamu, apa kamu mau aku belikan sesuatu? Spaghetti kesukaanmu misal?" Tanya Arka, ia tampak tersenyum, sesekali merayu Clara, sesekali mengucapkan kata cinta.

Kei tak sanggup lagi, ia memutuskan untuk kembali ke ballroom. Pandangannya mulai kabur karena air mata mendesak keluar dari kedua netranya.

BUG

Kei nyaris jatuh terduduk saat tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Karena tak fokus, ia tak melihat ada seseorang yang datang dan tanpa sengaja ia tabrak.

"Kei, dari mana?"

Kei mendongak, "Maaf, aku tidak sengaja. Aku.."

"Kenapa, Kei?"

Kei tak menjawab, ia yang tak tahan ingin menangis semakin ingin menangis saat Hiko bertanya padanya.

"Hiko, aku.."

Tumpah lah air matanya, Kei menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia berjongkok dan menangis tersedu.

Membuat Hiko melakukan hal yang sama, ia berjongkok di hadapan perempuan itu dan mengusap lengan Kei dengan lembut meski ia tak tahu apa yang menjadi penyebab Kei menangis dengan tangisan yang terdengar menyedihkan.

Rasanya campur aduk, dada Kei sesak dan terasa panas. Kesal, marah, cemburu, ingin marah dan mengamuk, tapi dari semua rasa itu, tak ada satu pun yang mampu Kei lakukan. Faktanya ia hanya bisa menangis tanpa melakukan apapun.

Terlalu sakit, apa yang Arka lakukan benar-benar menyakitinya. Pria itu menyakiti tubuh juga hatinya. Ia tak menyangka takdirnya begitu menyedihkan, terkurung dalam dendam yang bahkan tak ia tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Parahnya, ia tak punya teman untuk berbagi. Tak ada yang bisa ia jadikan tempat berkeluh kesah selain pada Tuhannya. Ia genggam rahasia menyedihkan tentang keadaan rumah tangganya demi menjaga ketenangan keluarganya. Ia tahan setiap rasa sakit yang Arka berikan demi cintanya pada pria itu.

"Kei, jangan menangis," ucap Hiko. Ia tak tahan melihat Kei menangis semenyedihkan ini. Hatinya bertanya-tanya, apa yang menjadi penyebab Kei menangis seperti ini? Apakah Arka? Atau ada yang menyakitinya? Apa selama ini kecurigaannya pada rumah tangga temannya itu benar? "Kei, kalau kamu mau cerita, cerita saja padaku. Aku siap menjadi pendengar, atau siapa tahu aku bisa membantumu. Kita bersahabat bukan? Bukan kah sahabat itu harus saling membantu?"

Kei menggeleng, ia malu jika Hiko mengetahui permasalahan dalam rumah tangganya. Tapi ia juga butuh teman untuk berbagi.

"Kei, aku.."

"Ekhem.."

Deheman itu menghentikan ucapan Hiko, Arka tampak mendekat pada mereka.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berdua disini?" Tanya Arka, tatapan mengintimidasi ia berikan pada Kei dan Hiko.

"Aku tidak sengaja bertemu dengan Kei, dia sedang menangis tadi," jelas Hiko. Ia dapat merasakan kemarahan Arka. "Jangan marah padanya, aku yang salah."

Arka menyeringai, ia lalu kembali menatap Kei, "Sedang apa kamu disini? Kenapa menangis?"

Suara dingin Arka membuat Hiko semakin mencurigai hubungan mereka. Apalagi Kei tampak menunduk dan hanya menggeleng takut.

"Sudahlah, Hiko, kembali ke ballroom!" perintahnya. Meski Hiko sahabatnya, tetap saja mode bos terkadang keluar begitu saja. Ia tak suka melihat Hiko mendekati Kei.

Hiko mengangguk, lalu kembali ke ballroom. Ada keraguan dalam hatinya saat ia pergi meninggalkan Kei bersama Arka, entah mengapa perasaannya begitu cemas.

Kei pun hendak pergi, namun Arka menahan tangannya. "Lepas, mas!!"

Pria itu menariknya ke ruang tunggu, lalu menghimpit Kei ke dinding. Arka mengunci tubuh Kei dengan kedua tangannya, "Apa yang kamu lakukan bersama Hiko? Apa kalian bermain serong di belakangku?" Tanya Arka dengan suara dinginnya.

Jarak yang terlalu dekat antara wajahnya dan wajah Arka, membuat Kei memalingkan wajah. "Jangan memutar balik fakta mas," ucapnya tanpa menatap Arka.

"Apa maksudmu? Ingat Kei, kamu adalah istriku, jaga nama baikmu dan nama baikku! Jika tadi ada yang melihat kalian, apa kata mereka, hah?!"

"Kenapa kamu menuduhku, mas? Apa kamu tidak berkaca pada dirimu sendiri? Siapa yang bermain serong? Siapa yang mengkhianati siapa, mas?!" Sentak Kei, hatinya begitu sakit saat mendengar Arka bicara begitu lembut dan mesra pada Clara. Perhatian Arka begitu penuh pada perempuan itu. "Siapa yang harusnya menjaga nama baik? Aku atau kamu dan kekasihmu itu?"

Arka menyeringai, "Kamu berani menguping pembicaraan ku dan Clara?" Tanyanya, melihat Kei kembali memalingkan wajah, Arka tak suka. Ia menangkup dagu Kei dan memaksa perempuan itu menatapnya. "Bersikap sopan lah di depanku! Aku suamimu!"

"Lepaskan aku!" Sentak Kei lagi, "Aku muak, aku muak dengan semua ini! Bunuh saja aku, mas! Agar kamu puas dan bebas dengan Clara!"

Kei mulai kembali terisak, ia mendorong dada Arka dengan keras hingga pria itu mundur beberapa langkah. Kemudian Kei pergi dengan cepat.

"Shaletta Kei!" Panggil Arka dengan kemarahan yang kian memuncak. Jika saja ia tak berada di hotel dan acara keluarga Kei, mungkin ia akan mengejar Kei dan menghukum perempuan itu. Tapi ia masih waras, ia tak mau rencananya hancur begitu saja.

Sedangkan Kei, ia memutuskan untuk pergi dan tak kembali ke acara sang kakak. Ia menghubungi Cio dan meminta maaf karena pulang sebelum acara selesai, ia beralasan tengah sakit. Kei juga meminta Cio menyampaikan pada Elva dan Bumi bahwa ia pulang lebih dulu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   RINDU

    Sudah larut malam, tapi Kei belum juga bisa terlelap. Beberapa kali ia mengubah posisi tidur, miring ke kanan miring ke kiri, semuanya tak membuatnya nyaman.Entah mengapa perasannya mendadak tak karuan, pikirannya terus tertuju pada Arka yang beberapa jam yang lalu mengirimnya sebuah pesan, bahwa pria itu akan pulang larut malam. Entah ada apa, mungkin pekerjaannya sedang banyak, atau mungkin juga menghindari Kei karena Kei tak juga mau memberi jawaban atas permintaannya.Terbersit sebuah ide, "Apa aku harus melakukan itu?" gumamnya.Seperti ada sebuah dorongan, Kei pun bangkit dari pembaringan, lalu beranjak keluar kamar.Sepi, bahkan lampu di beberapa ruangan sudah padam, tapi Arka belum juga pulang. Kei tak tenang, tapi Kei enggan mengirim pria itu pesan untuk sekedar bertanya kapan pulang?Perempuan itu menghela nafas panjang, menguatkan tekad untuk melakukan ide yang beberapa saat lalu terbersit dalam benaknya.***Arka menghela nafas panjang saat melangkah memasuki rumah. Sebag

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   MEMAAFKAN

    Jam makan siang tiba, tapi Starla masih tak keluar dari kamarnya. Mungkin karena kakinya masih sakit, meski tak sesakit tadi sebelum Cio membantunya."Bi, Starla belum makan siang?" Tanya Kei yang baru saja tiba di ruang makan. "Belum nyonya, mungkin kakinya masih sakit," jawab Bi Inah.Kei menghela nafas panjang, tadi ia sempat mencurigai Starla. Kepercayaannya pada perempuan itu tak mudah untuk kembali seperti dulu, tapi sepertinya Starla memang tak berbohong, sesuai dengan yang Cio katakan tadi."Biar aku saja yang membawakannya makan siang bi, bibi tolong siapkan yah," kata Kei lagi. Mungkin ia harus meminta maaf pada Starla.Bi Inah mengangguk, "Baik Nyonya," jawabnya.Sembari menunggu makanan untuk Starla siap, Kei meminum jus alpukat kesukaannya, lalu menusuk buah melon yang sudah di potong kecil-kecil dengan garpu. Rasanya manis, Kei sangat menyukainya, apalagi buah melon itu mampu mengusir rasa mualnya ketika makan.Beberapa saat kemudian, nampan berisi makanan untuk Starla

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   KECURIGAAN KEI

    Starla menepis tangan Cio saat pria itu hendak memapahnya dan membantunya berjalan, “Aku bisa sendiri,” katanya dengan sedikit ketus.Cio mengerutkan dahinya, bukankah beberapa saat yang lalu sikap gadis itu sudah sedikit mencair? Atau karena ada hal urgent saja Starla mau bicara dengannya?“Kaki kamu terkilir, aku hanya ingin membantumu,” ucap Cio. Pria itu mengerutkan dahi saat Starla memanggil pak Bimo yang masih berbicara dengan petugas pemadam kebakaran yang berhasil menaklukan ular cobra di sana.“Pak, tolong banti saja ke sana,” Starla menunjuk sebuah bangku, kakinya benar-benar sakit, sepertinya ia harus beristirahat sebentar.Pak Bimo menatap Cio, ia tak mengerti dengan situasi antara Cio dan Starloa. Tapi taka da salahnya ia bertanya pada Cio lewat tatapan mata. Dan cio memberikan jawaban dengan gelengan kepala, Bimo yang mengerti pun menjawab, “Maaf bu, tapi tangan saya kotor. Tadi saya sempat memegang ular itu.”Cio bersorak dalam hati, Bimo bisa ia ajak berkompromi meski

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   SEPERTI ORANG GILA

    Cio mengambil payung dari jok belakang, ia buka lalu ia gunakan untuk memayunginya dan Starla. Membuat gadis itu memutar bola matanya dengan malas."Tidak perlu menggunakan payung, aku sudah terbiasa dengan panas," Starla menolak, ia menjauh dari Cio, tapi Cio tak menyerah dan kembali melindungi gadis itu dengan payung."Kalau tidak memakai payung, kepala kamu bisa pusing. Panasnya lagi terik, sudahlah, apa susahnya menurut?"Starla berdecak, tapi ia tak menolak lagi. Mungkin Cio salah meminum obat, kenapa pria itu menjadi sangat perhatian padanya? Biasanya Cio tak akan perduli apapun tentangnya, apalagi sejak kejadian di villa dulu, pria itu bersikap seperti tak mengenalnya.Dulu, ketika mereka bersahabat, Cio memang sangat perhatian, melindungi Starla seperti layaknya melindungi Kei. Tapi setelah kejadian di villa, Cio seperti orang asing. Apalagi Kei menjadi objek balas dendam Arka, Cio semakin membencinya.Lalu kenapa sekarang Cio kembali bersikap baik? Apa pria itu ingin menjalin

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   KARMA

    Beberapa saat berdiam diri di balik pintu sebuah ruangan, helaan nafas panjang terdengar berhembus dari mulutnya. Setelah benar-benar siap, tangannya terangkat mengetuk pintu di hadapannya."Masuk," sahutan dari dalam sana.Sekali lagi Starla menghela nafas panjang, kemudian ia hembuskan dengan sedikit kasar, jika bukan karena paksaan sang kakak, ia malas menemui Cio lagi. Bukan karena benci, tapi kata-kata pria itu seketika berputar begitu saja ketika ia melihat wajah Cio. Dan hal itu membuat hatinya kecewa."Selamat pagi pak."Suara itu membuat Cio sontak mengalihkan pandangan, tanpa ia sadari, bibirnya melengkung mengukir senyum, "Starla?" sapanya."Maaf pak, saya kesini ingin melakukan peninjauan proyek, apa Zifa bisa menemani saya?" Starla tak ingin berbasa-basi bicara, ia langsung membicarakan tujuannya datang kesana."Zifa?" ulang Cio, mungkin ia ingin mengatakan, KENAPA HARUS ZIFA? AKU ADA DI SINI!Starla mengangguk, "Kalau begitu, saya langsung ke ruangan Zifa saja. Permisi,

  • BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM   PERMINTAAN

    "Kenapa aku lagi kak? Kakak saja, aku sibuk," tolak Starla saat Arka kembali memintanya bertemu dengan Cio untuk meninjau proyek mereka."Kakak lebih sibuk darimu, ayolah Star, kakak akan memberikan tanggung jawab penuh untukmu di proyek ini. Bukankah ini jalan yang menguntungkan untuk karirmu? Ini proyek pertamamu, dan ini bukan proyek abal-abal, Star. Proyek besar loh, kalau kamu berhasil, kemampuan kamu akan di perhitungkan banyak lawan," Arka terus membujuk. Melihat perkembangan mental sang adik yang sudah sangat baik, ia ingin Starla juga bisa seperti dirinya, berdamai dengan masa lalu lalu hidup lebih tenang dan bahagia. "Kakak, aku tidak perduli dengan karirku, aku bekerja hanya untuk belajar dan juga membantumu. Jadi kakak saja yang pergi," tolak Starla lagi, ia enggan bertemu dengan Cio. "Tapi kamu sudah pintar, kamu tidak perlu belajar lagi. Kamu hanya perlu menunjukkan kemampuanmu pada semua orang. Star, kelak yang akan memegang perusahaan ini juga kamu, kamu harus mencar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status