Share

chapter 03 Setelah Satu Nyawa

Chapter 03 Setelah Satu Nyawa

_______

Mobil BMW hitam terus melaju dengan kecepatan tinggi. Jack menginjak pedal gas, tak tanggung-tanggung, ditemani tuntunan musik keras.

Jack tidak sabar untuk sampai ke kota Zhenzhou. Tampaknya Jack tak berkeberatan dengan keputusan Paman Ming, yang membawa Nona Wang Yihan ke tempat berbeda. Padahal tadi dirinya menunggu di apartemen.

Tanpa sepengetahuan Jack , Paman Ming mendapatkan kabar dari Nyonya Xien ibunya Jack. Itulah sebabnya merubah rencana seperti yang diminta oleh Jack.

Nyonya Xien ibunya cuma jarang-jarang saja bertandang ke apartemen Jack. Dan ketika akan bertandang selalu memberikan kabar pada Paman Ming.

Dan sosok Jack yang semenjak kecil dekat dengan Paman Ming pun sudah menerka, atas keputusan perubahan tempat. Itulah sebabnya patuh - patuh saja pada pria paruh baya tersebut.

Dengan sangat antusias, Jack menelusuri jalanan sepi, menuju kota Zhenzhou.

Disela kefokusan mengemudi , tiba-tiba Jack mencibir, "Dipikir asisten Liu, aku bos kecil yang bodoh!!" Seraya memilin senyum tipis, Jack kembali mengeraskan volume musik setelah tadi di kecilkannya.

Tentunya jika hanya empat botol Baijiu, sudah barang tentu tak akan membuat Jack hilang kendali.

Asisten Liu memang pantas mati di tangan Jack! Pria berkepala plontos itu sudah terlampau lancang mencampuri urusan pribadi Jack! Sok mengetahui! Jack sudah muak dengan semua itu.

Tanpa diketahui oleh asisten Liu. Bahwasanya selama ini, Jack sudah menaruh curiga kepadanya. Dan tak akan ada orang lain yang bisa sampai ke kota Zhengzhou, tanpa persetujuan darinya. Itu karena karena tempat itu private.

********

Sementara itu. Tanpa sepengetahuan Jack, ketika Paman Ming melaksanakan tugas darinya.

Hien ---sungguh tidak mengerti apa yang terjadi. Dan tidak pernah terpikirkan olehnya. Keputusannya untuk ikut serta ke tempat ini untuk bersenang-senang merayakan usianya yang sudah 17 tahun. Justru mengalami hal yang tak mengenakan.

Padahal tadi Hien sedang pesta alkohol bersama kawan-kawannya, di klup ternama yang membebaskan segala macam yang namanya barang haram.

Itu adalah pesta alkohol perdana yang dilakukan Hien bersama kawan-kawan laki-laki dan perempuan. Dan ini kali pertama perempuan cantik tersebut berada di tempat seperti itu. Kepulan asap ganja dan heroin, bercampur aroma minuman beralkohol dari berbagai merek yang begitu menyengat , membuat perut Hien terasa dikocok. Rupanya Hien tak cukup siap seperti kawan-kawannya. Lalu Hien bercampurnya aroma alkohol dan asap justru membuat Hien merasa mulas, antara ingin kencing dan ingin memuntahkan isi perutnya.

Tanpa berpamitan pada kawan-kawannya yang sudah larut dalam situasi bebas, kemudian Hien pergi meninggalkan kawan-kawannya yang sudah setengah mabuk berat dan sudah saling berciuman secara acak. Hien bergegas menuju ke toilet seraya meremas perutnya yang terasa ingin segera muntah.

Perempuan bertubuh semampai dan berkaki jenjang, dengan rambut lurus itu langsung masuk ke toilet perempuan, tanpa memerhatikan situasi di tempat itu.

Hien buru-buru membuka dalamnya dan siap duduk di toilet, seraya melonggokkan kepalanya, "Huek!" Namun, baru saja dalaman Hien turun hingga lutut, tiba-tiba saja lampu toilet tersebut padam. Seiring daun pintu toilet tersebut ditutup oleh orang lain.

"Siapa kalian!?" tanya Hien, dengan suara sangat keras! Sembari berontak, berusaha melepaskan cengkraman orang asing yang ada di toilet perempuan tersebut.

Sejauh mata Hien melihat, dan mencoba mengenali, hanyalah siluet hitam. Dan toilet tersebut sudah dipenuhi asap, membuat kepala Hien semakin bertambah pening. Bahkan perlahan pandangannya buram.

Hien yang menyadari situasi bahaya, langsung berontak, dan bertanya , "Siapa kalian?!!"

"Siapa kalian?!!"ulang Hien, meski tidak mengenali siapa yang berada di dalam bersamanya, dan memepet tubuhnya pada dinding toilet, hingga membuatnya kesusahan untuk menoleh. Wajahnya dipepet, sampai-sampai mulutnya terlihat miring.

Menyadari dalam bahaya, Hien pun berontak! Dengan menendang dan mencakar ke sembarang arah. Sembari mengulangi pertanyaannya seperti tadi. Meskipun sadar kekuatannya tak cukup tangguh.

Bagaimana tidak ! Kedua tangan Hien dikunci ke belakang, sementara wajahnya ditekan. Dan tubuhnya pun dipepet , hingga kaki jenjang Hien cuma menendang tanpa arah.

Meskipun Hien terus mencerca. Akan tetapi tidak lantas sepatah kata keluar dari mulut orang-orang yang berada di tempat yang sama.

Tak lama berselang, tiba tiba saja pandangan Hien gelap setelah seseorang berhasil menutup kepala Hien dengan kain hitam. Pengap, sesak dan gelap! Itu yang dirasakan oleh Hien.

Namun, Hien masih mampu berontak, dengan suara tertahan. Dan masih mengulangi pertanyaannya seperti tadi.

"Siapa kalian----"

"Kalian salah orang!!"

Hingga akhirnya reaksi obat bius pun membuat Hien terkulai, dan tak sadarkan diri ! Tapi dalam beberapa saat kemudian, Hien yang sudah tergeletak di lantai mampu menggerakkan jari jemarinya.

"Ahh. Huff---" keluh Hien, sembari berusaha untuk duduk, lalu memegangi kepalanya yang terasa begitu pusing.

Hien berusaha berdiri dengan menopang tubuhnya pada dinding toilet. Kemudian dengan susah payah menekan saklar lampu.

Ketika terang, barulah Hien tersadar, dan berseru , "Astaga! Siapa yang menyulapku menjadi Cinderella??"

Hien sudah tak lagi dengan pakaian yang dikenakannya. Begitu juga dengan high heels yang dikenakannya tadi kini ,sudah berubah model. Hien sudah menggenakan gaun yang sangat seksi , berhiaskan tatanan Swarovski. Begitu juga dengan high heels-nya.

"Ini gaun siapa??"

"Ini high heels siapa??"

"Waou. Ini sangat mahal," racau Hien, seraya bertanya pada bayangannya di pantulan cermin. Hien menengok kiri dan kanan, terpukau dengan kemewahan baju yang kini membalut tubuh seksinya.

Hien kembali mencari-cari keberadaan pakaiannya yang tadi , tapi toilet sekecil itu tak lantas membuatnya berhasil mendapatkan pakaian miliknya.

Hien masih speechless, memegangi gaun yang membungkus tubuhnya, dengan begitu seksi. Dan tak luput Hien pun mengamati high heels yang menghiasi kaki jenjangnya.

"Oh! No!" pekik Hien, sembari membekap mulutnya, bisa benarkah berapa Yuan yang melekat pada tubuhnya.

Hien merasa heran dengan apa yang terjadi tadi . Dan langsung buru-buru keluar , dengan dada berdegup kencang . Dan tak bisa dipungkiri , Hien sungguh sangat ketakutan dengan ini.

Dengan langkah lebar Hien meninggalkan toilet, tanpa jadi buang air kecil dan memuntahkan isi perutnya. Akan tetapi belum sampai di tempat kawan-kawannya berada, Hien sudah diintai oleh Paman Ming.

Tanpa bicara sepatah kata, orang -orang mengenakan setelan jas rapih dengan pistol terselip di pinggang itu sigap menutup kepala Hien dari belakang, saat melintas di mana Paman Ming dan antek-anteknya mengintai. Dan dalam beberapa detik saja, Hien pun kembali tak sadarkan diri.

Tubuh Hien lemas. Tapi sebelum menghantam lantai , anak buah Paman Ming langsung menggapai tubuh seksi itu, lalu menggendong tubuh Hien keluar dari klup ternama itu.

Hien sudah berada di dalam mobil mewah , tapi dengan kepala masih tertutup, dan kedua tangannya terikat. Begitu juga dengan kakinya.

Sebelum mobil melaju. Paman Ming memastikan, seraya menoleh ke belakang, "Pastikan ikatan itu tidak menyakiti kulit mulus Nona Wang Yihan."

"Sudah Paman Ming . Ikatan ini tak akan menyakitinya , apalagi melukai Nona Wang Yihan."

Mendengar jawaban dari anak buahnya, Paman Ming pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Gas!!" Lalu memberikan kode tepukan keras pada pundak sopirnya , untuk segera melaju. Setelah sebelumnya memberikan kabar pada Jack, dan rupanya panggilan telepon darinya tak diterima. Lalu Paman Ming menghubungi asisten Liu. Memberikan kabar bahwa dirinya menuju kota Zhenzhou , dengan sudah mendapatkan Nona Wang Yihan.

Continued .... Bang JM ✍️

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status