Beranda / Romansa / BENIH MAFIA MUDA / chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Share

chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Penulis: Bang JM
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-13 03:01:38

Chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

_______

Asisten Liu menganggukkan kepalanya, "Oke! Oke! Baiklah. Aku percaya,' kata asisten Liu, meskipun dalam hati sangat khawatir. Karena tidak biasanya, Jack meminum minuman beralkohol dengan jumlah banyak.

Tak lama berselang, Jack nyerocos, "Benar kata dunia! Hahaha ! Alkohol bisa menghilangkan semua beban! Hahaha!!" cerocos dan tawa Jack itu terdengar tak terkontrol.

Jelas terlihat Jack sudah sangat mabuk berat. Bahkan meracau sembari berjalan ke sembarang arah, dan sempoyongan. Sementara lima orang bodyguard pun berusaha melindungi Jack.

Hingga nada panggilan telepon seluler cukup keras dari arah handphone milik Jack yang tergeletak di atas meja. Asisten Liu melongokkan kepalanya, berusaha membaca siapa yang melakukan panggilan.

Namun, asisten Liu tak berani menyentuh benda mahal tersebut, dan tak juga berani memberitahukan pada Jack.

Asisten Liu memilih mundur, dan tak lama berselang , giliran handphone dalam saku asisten Liu yang justru berbunyi, tapi tak lantas di dengar oleh Jack yang sudah berada di tepi kaca pembatas ruangannya ini.

Asisten Liu pun cekatan merogoh saku celananya, dan langsung menggeser layar handphone, 'Paman Ming??' batinnya, kemudian langsung menguping, "Ada apa? Bos Jack sedang marah," kata Asisten Liu, mendahului percakapan.

Paman Ming pun langsung menjawab, "Liu! Katakan pada bos Jack. Kami mendapatkan pacarnya ! Dan sudah berada dalam perjalanan menuju ke Zhenzhou."

Zhenzhou adalah sebuah kota terpencil , dan Jack mempunyai sebuah villa di sana.

Asisten Liu pun menjawab, "Ba-Baiklah." Seraya menoleh pada Jack yang masih berdiri mematung menatap tajam ke arah taburan lampu warna-warni di kejauhan sana.

Asisten Liu pun menarik napas panjang, lalu mendekati arah Jack, dan berhenti di belakang pria yang sangat disegani oleh kelompok kejahatan dan para mafia di Cina itu.

"Bos Jack. Paman Ming memberikan kabar. Dia berhasil, dan sudah dalam perjalanan menuju Zhenzhou," ucap asisten Liu.

Mendengar ucapan dari asisten Liu, Jack langsung excited menoleh, "Benarkah?" tanyanya dengan nada pelan.

Asisten Liu pun menjawab singkat, "Ya."

Kemudian Jack pun langsung memberikan perintah, "Ambilkan kunci mobilku!!"

"Aku akan mengantarmu," kata asisten Liu, sebelum melakukan apa yang diminta oleh sang Bos.

"Tidak! Aku tidak butuh sopir pribadi!" bentak Jack, membuat asisten Liu langsung mengunci mulut. Tapi otaknya berselancar liar.

Setelah beberapa menit kemudian, asisten Liu pun sudah kembali dan memberikan kunci kontak mobil milik Jack, "Bos Jack. E'hem, sebaiknya Anda beristirahat. Dan jangan pergi malam ini," saran asisten Liu, masih mencoba memberanikan diri, karena melihat kondisi bos yang mabuk berat.

Jack langsung menyambar kunci yang ada di tangan asisten Liu. Kemudian menyingkirkan Ujung jas yang dikenakannya hingga terlihat pistol terselip di sana, "Hahaha ! Kamu meremehkan kemampuanku? Atau sedang mengkhawatirkan keselamatan ku?? Kamu pikir aku mafia murahan?!!" Seraya menyeringai tipis, Jack bertanya dan penuh intimidasi pada asisten Liu.

Asisten Liu pun langsung mundur, menjauhkan wajahnya dari wajah Jack yang mendekat. Pandangan asisten Liu tertuju pada gagang pistol yang sudah berada di tangan Jack.

"Bukan! A-anda bisa menjaga diri ! Anda bisa menyetir dengan baik. Tapi aku cuma khawatir jika Anda tak mengenali jalur ke Zhenzhou," ralat asisten Liu, dengan wajah sangat ketakutan. hingga tanpa sadar dirinya keceplosan. Padahal tempat itu belum pernah dikunjunginya, tapi itu setahu Jack.

tentu saja ucapan asisten Liu tadi , membuat Jack mengurutkan dahinya, 'Sepertinya dia harus mati,' batin Jack.

Bukan tanpa alasan asisten Liu berkata demikian, karena Jack memang baru satu kali berkunjung ke tempat itu. Dan saat itu selama dalam perjalanan pulang pergi, Jack memilih untuk tidur. Asisten Liu bukanlah sopir Jack, tapi banyak tahu tentang Jack.

Dorr!!

Dorr!!

Ketika terdengar suara letusan pistol beruntun, lima orang bodyguard pun langsung refleks berseru, "Asisten Liu!!" Mereka tidak menyangka, pada akhirnya pria berkepala plontos itu meregang nyawa di ujung peluru milik Jack.

Lima orang bodyguard itu pun langsung menggapai tubuh asisten Liu yang terhuyung-huyung. Mereka menahan tubuh pria tersebut supaya tak terjatuh.

Asisten Liu pun langsung memegangi perutnya, yang sudah bocor akibat ditembus oleh peluru. Jelas terlihat urat pada kedua pelipis pria naas tersebut menonjol, menahan rasa sakit teramat sangat, dan berusaha untuk bicara. Akan tetapi tak mampu menguntai kalimatnya.

Mata asisten Liu menatap ke arah Jack, "Arrgkk. Grogk .... Grogk!" Cuma suara mengerok yang keluar dari mulut asisten Liu, disertai darah muncrat.

Tidak ada wajah prihatin terlihat pada Jack, justru meludahi wajah asisten Liu, "Cuh!"

"Cuh!!"

Asisten Liu masih bisa memalingkan wajahnya, hingga tak tepat sasaran. Lalu berbalik menatap Jack seperti tadi, dan mengerok.

"Kamu pikir aku mabuk hah!" bentak Jack , seraya membulatkan mata, membalas tatapan penuh tanggung jawab dari asisten Liu. Sementara pistol masih berada di tangannya, dan Jack kembali mengarahkan ujung pistolnya.

Dorr!!

"Arrgk!" rintih asisten Liu, sudah antara sadar dan tidak. sementara posisinya masih dipegangi oleh dua orang bodyguard bersebelahan.

Setelah kembali meluapkan kekesalannya pada asisten Liu, Jack pun berbalik badan, siap untuk segera meninggalkan ruangan itu, tentu saja dengan tubuh sempoyongan.

"Ja-jack .... Jangan pergi sendirian," cegah asisten Liu meskipun dalam keadaan sekarat dan bersusah payah dan mulut dan tubuhnya berdarah-darah, tapi tetap berusaha mencegah dengan menyikut dua orang yang memegangi lengannya.

"Minggir!" Jack membentak asisten Liu yang nyaris berhasil menggapai lengannya. Tapi keburu tersungkur.

Namun, asisten Liu tak mau tinggal diam, langsung merangkak, dan merengkuh kaki Jack, dilakukannya agar supaya tak melangkah.

Namun, ulah asisten Liu justru membuat Jack memicingkan matanya, melihat ke arah kakinya.

Kemudian, Jack menunduk, dan pistol yang masih dalam genggamannya pun sudah berada di atas kepala pelontos asisten Liu. Sebelum akhirnya Jack menarik pelatuk pistolnya kembali, Jack berkata, "Saatnya kamu ke neraka!"

Dorrr!!

"Grogk ...! Grogk ...!" Asisten Liu pun hanya bisa mengerok sembari memuntahkan darah segar.

Sementara lima orang kawan asisten Liu hanya bisa mundur beberapa langkah. Membiarkan Jack keluar dari ruangan itu.

Tidak ada yang berani mengikuti langkah Jack, tanpa mendapatkan instruksi, dan tak ada yang berani mengambil tindakan atas keselamatan asisten Liu. Semuanya cuma bisa menatap kepergian kawannya itu ke neraka.

"Bawa tua bangka itu ke kandang serigala! Sebelum ibuku datang!!" teriak Jack, sembari mengayunkan langkahnya dengan cepat.

"Kalian dengar?!!" ulang Jack, meninggikan suaranya , tapi tak lantas berhenti.

Lima orang bodyguard yang mendengar suara Jack menggema pun serempak menjawab, "Siap! Bos!!"

"Katakan juga pada ibuku! Aku tak akan pulang dalam beberapa hari!" lanjut Jack, tanpa menoleh juga.

"Siap! Siap, Bos!!"

Setelah menjawab tanpa beranjak dari posisi berdirinya masing-masing, tampak salah satunya memberanikan diri melongok, melihat Jack yang terus melenggang pergi. Cuma terlihat punggungnya saja.

Rupanya pria tersebut tak mabuk seperti yang dikhawatirkan oleh asisten Liu. Terbukti tak lama berselang terlihat mobil Jack meninggalkan apartemen ini. Melaju dengan kecepatan penuh, semakin menjauh dan semakin menjauh.

Bodyguard yang melihat kepergian Jack pun langsung menuju ke satu ruangan. Tak lama berselang kembali sudah dengan kantung berwarna kuning. Kantung-kantung jenazah itu banyak di dalam sana dan memang dipersiapkan.

"Lekas!" seru pria bertubuh kurus yang baru saja sampai itu, lalu membantu melakukan tugas.

Kemudian mereka pun berbarengan langsung menarik tubuh asisten Liu, juga mengepel lantai yang terdapat noda darah segar yang masih saja keluar dari mulut asisten Liu.

Mereka pun akhirnya berhasil memindahkan tubuh asisten Liu yang masih kejang-kejang itu kedalam kantung jenazah, setelah sebelumnya salah satunya menarik resleting kantong tersebut dengan lincahnya.

Kantong jenazah itu pun kembali ditarik resletingnya, untuk mempermudah mereka membawa tubuh pria gemuk dan berkepala plontos tersebut menunju ke kandang serigala, seperti yang diperintahkan oleh Jack.

Lima menitan kemudian, terdengar suara kepanikan dari salah satunya, "Cepat!"

"Cepat!" ulangnya.

"Ada apa? Kenapa panik?!"

"Sudah ada iring-iringan mobil menuju ke sini!" sambar pria yang ditanyai barusan, lalu mendekat untuk membantu lagi.

"Apa ibunya Jack sudah datang??" selidik salah satunya, dan berlari ke arah jendela untuk memastikan.

"Astaga!!" jerit pria itu, kemudian kembali membantu , dengan wajah penuh kepanikan.

Mereka panik ketika mobil Jack pergi, dan dari arah belakang sana ada deretan sorot lampu mobil mengarah ke apartemen ini. Pria tadi pun bisa memastikan bahwa itu adalah mobil ibunya Jack, membuat mereka sangat panik, meski masih di kejauhan sana.

"Cepat! Jalan pintas saja!" usul salah satunya, untuk mempercepat mereka menyeret kantung jenazah itu menuju kandang serigala dan melemparkan tubuh asisten Liu agar tak meninggalkan bangkai. Apalagi jejak.

Continued .... ✍️Bang JM

____

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wann Exe
Belum paham kenapa jack mbunuh Asisten liu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien mena

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien menat

  • BENIH MAFIA MUDA    38

    Mobil hitam melaju kencang menembus malam. Di belakang mereka, vila Wang Zhen kini hanya tinggal bayangan, penuh dengan suara sirene dan jeritan. Jack Lee duduk di kursi belakang, menekan luka di bahunya yang terus mengeluarkan darah, tapi matanya tidak lepas dari Hien yang duduk di sampingnya, memeluk putra mereka dengan erat.Hien tidak berbicara sepatah kata pun sejak mereka masuk ke mobil. Wajahnya tegang, matanya penuh kebencian dan ketakutan. Jack tahu, baginya, dia bukan penyelamat—dia masih monster yang menghancurkan hidupnya.“Kita akan pergi ke tempat aman,” kata Jack pelan, mencoba menenangkan suasana.Hien tidak merespons. Dia hanya menatap lurus ke luar jendela, seakan berharap bisa melarikan diri kapan saja.Ming yang mengemudi melirik Jack melalui kaca spion. “Bos, kita punya masalah. Sepertinya ada yang mengikuti kita.”Jack mengangkat kepalanya. “Siapa?”“Dua mobil hitam. Mereka mulai mendekat.”Jack mengumpat pelan. Wang Zhen pasti tidak tinggal diam. Dia pasti sudah

  • BENIH MAFIA MUDA    37

    Suara deru mesin mobil terdengar menggema di sepanjang jalanan sepi menuju vila Wang Zhen. Jack Lee duduk di kursi belakang, matanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Di sisinya, Ming dan Zhou menunggu perintah."Begitu kita masuk, cari Hien dan anakku. Jangan biarkan mereka dibawa pergi," perintah Jack.Ming mengangguk. "Mengerti, Bos."Jack menghela napas pelan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan Hien. Jika saja ia tidak membuat kesalahan lima tahun lalu, mungkin semuanya akan berbeda. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi mundur.---Di Vila Wang ZhenHien berdiri di tepi ranjang, membenahi selimut putranya yang tertidur lelap. Dadanya terasa sesak melihat wajah kecil itu yang begitu mirip dengan Jack Lee.“Apa aku benar-benar harus pergi?” gumamnya dalam hati.Di luar, Wang Zhen tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Ekspresinya serius."Pastikan pesawatnya siap dalam satu jam," katanya. "Aku tidak ingin ada kesalahan. Jack Lee bisa datang kapan saja."Setelah men

  • BENIH MAFIA MUDA    36

    Jack Lee menatap langit-langit kamar yang asing baginya. Wajah Hien dan anak mereka terus berputar dalam pikirannya. Ia ingin melihat mereka, ingin memastikan mereka baik-baik saja. Namun, tubuhnya masih lemah, dan ibunya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."Di mana mereka sekarang?" tanya Jack, suaranya parau karena kelelahan.Nyonya Xien menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot tajam. "Mereka aman. Itu yang perlu kau tahu."Jack mengerutkan kening, lalu mencoba bangkit. "Ibu, aku harus menemui mereka. Aku harus bicara dengan Hien dan—""Untuk apa?" potong Nyonya Xien dengan nada dingin. "Untuk meminta maaf? Untuk memohon agar dia menerimamu kembali? Jack, kau pikir semudah itu?"Jack mengepalkan tangannya. "Aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku ingin memperbaikinya. Aku ingin bertanggung jawab atas anakku."Nyonya Xien tersenyum miring. "Terlambat, Nak. Dia membencimu. Dan sekarang, dia berada dalam perlindungan Wang Zhen."Mata Jack melebar. "Apa?""Iya

  • BENIH MAFIA MUDA    35

    Jack Lee tak punya waktu untuk berpikir panjang. Ledakan di luar semakin mengguncang rumahnya, membuat kaca-kaca jendela pecah dan debu berterbangan di seluruh ruangan. Hien menjerit sambil memeluk erat anak mereka yang ketakutan.Jack menarik tangan Hien dengan kuat. “Ikut aku! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini hancur!”Hien menolak. “Tidak! Aku tidak bisa ikut denganmu!”Jack menatapnya tajam. “Ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang anak kita. Kau ingin dia mati di sini?”Hien menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk. Ia membenci pria ini, tapi ia tak bisa membiarkan anaknya mati dalam baku tembak mafia.“Baik, tapi jangan sentuh aku,” ucap Hien dingin.Jack menghela napas dan menarik mereka keluar dari kamar.Di luar, Paman Ming sudah menunggu di lorong dengan beberapa anak buah yang tersisa. “Bos, mobil sudah siap. Tapi mereka mengepung dari dua sisi!”Jack menyumpah dalam hati. Wang Zhen benar-benar ingin menghabisinya malam ini.“Bawa mereka lewat jalur belakang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status