Beranda / Romansa / BENIH PRESDIR LUMPUH / Bab 109 Membantunya

Share

Bab 109 Membantunya

Penulis: Simbaradiffa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 00:01:31

Ketika pintu lift terbuka, koridor dengan karpet mewah dan pencahayaan hangat menyambut mereka. William menggenggam tangan Fiona sebelum membuka pintu besar menuju ruang kantornya.

Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Fiona langsung duduk di sofa dekat jendela besar yang menyuguhkan pemandangan kota. William melepas jasnya dan menggantungkannya di sandaran kursi.

“William, haruskah aku mendekati Nessa?”

“Bukankah, kamu sudah mendekatinya,” ucap William sambil membuka dokumen yang ada di atas meja kerjanya.

“Maksudku, lebih dekat lagi. Aku ingin tahu tempat tinggal Dawson. Jika mereka sudah menikah, pastinya akan tinggal serumah,” lanjut berkata. “Aku sudah terlalu lama menunggu jawaban tentang anak kita berada, William.”

William meraih tablet dari mejanya dan mulai mengetik sesuatu. “Aku akan minta laporan latar belakang tentang Nessa dari HRD. Pasti ada sesuatu yang tercatat.”

Fiona menatap ke luar jendela. Angin menghembuskan tirai tipis. “Aku hanya berharap ini bukan harapa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 110 Moncong Pistol

    Dawson turun perlahan, melompati atap ke belakang gedung, lalu menyelinap masuk lewat pintu layanan yang hanya di jaga satu orang. Dengan menangkap dari arah belakang dan gerakan memutar lehernya, Dawson berhasil masuk tanpa menimbulkan suara. Ia sudah memetakan jalur ini berhari-hari sebelumnya. Saat pria-pria berjaga sibuk memindahkan peti-peti logam, Dawson meluncur dalam bayangan, seperti hantu yang tak terlihat.Ruang utama hanya berjarak satu koridor lagi. Saat ia sampai di sana, ia melihat Reuben duduk santai di kursi kulit, dikelilingi tiga pria berbadan besar dan satu wanita bersenjata.Tanpa banyak basa-basi, Dawson menarik pelatuk. Tiga peluru senyap menghentikan nyawa pengawal itu dalam sekejap. Teriakan wanita bersenjata tak sempat keluar karena pisau lempar Dawson lebih cepat dari suaranya.Reuben bangkit, berusaha mengeluarkan pistol, namun Dawson menembaknya lebih dulu—tepat di dada.Tubuh Reuben terhuyung lalu tumbang ke belakang, darah mengalir membasahi marmer mewah

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 109 Membantunya

    Ketika pintu lift terbuka, koridor dengan karpet mewah dan pencahayaan hangat menyambut mereka. William menggenggam tangan Fiona sebelum membuka pintu besar menuju ruang kantornya.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Fiona langsung duduk di sofa dekat jendela besar yang menyuguhkan pemandangan kota. William melepas jasnya dan menggantungkannya di sandaran kursi.“William, haruskah aku mendekati Nessa?” “Bukankah, kamu sudah mendekatinya,” ucap William sambil membuka dokumen yang ada di atas meja kerjanya. “Maksudku, lebih dekat lagi. Aku ingin tahu tempat tinggal Dawson. Jika mereka sudah menikah, pastinya akan tinggal serumah,” lanjut berkata. “Aku sudah terlalu lama menunggu jawaban tentang anak kita berada, William.” William meraih tablet dari mejanya dan mulai mengetik sesuatu. “Aku akan minta laporan latar belakang tentang Nessa dari HRD. Pasti ada sesuatu yang tercatat.”Fiona menatap ke luar jendela. Angin menghembuskan tirai tipis. “Aku hanya berharap ini bukan harapa

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 108 Bergerak Halus

    Dawson duduk di sebuah meja kayu besar di dalam bangunan tua dan tersembunyi. Tak lama, empat pria masuk—David, Max, Erick, dan Ethan. "Dawson, mengapa kau mengumpulkan kami disini?" kata David sambil bersandar di dinding, menyilangkan tangan.Dawson berdiri. "Aku butuh bantuan kalian. Ini penting."Max menyipitkan mata. "Masalahnya apa?” "Aku ingin hidup dengan damai dan mengakhiri pekerjaanku selama ini. Namun, Kondrey tidak akan membiarkanku pergi begitu saja. Aku tahu itu. Tapi yang paling aku khawatirkan bukan diriku … tapi Nessa. Dia sengaja memberikan tugas yang cukup jauh, dia bisa saja mencoba melukai satu-satunya kelemahanku."Erick dan Ethan saling pandang, lalu mendekat."Kau ingin kami jaga dia?" tanya Erick."Ya. Pastikan dia aman. Aku akan menambah beberapa penjaga tetap di rumah, tapi aku butuh mata dan telinga yang lebih tajam—orang yang aku percaya sepenuhnya."Dawson menatap mereka satu per satu. "Aku titipkan hidup Nessa pada kalian."David menarik napas. “Kami b

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 107 Jangan Melibatkan Istriku

    Dua hari berlalu sejak insiden di galeri. Nessa akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Meski kondisinya sudah membaik, Dawson tetap tidak tenang. Ia datang menjemput Nessa pagi-pagi sekali, mengenakan kemeja gelap dan mantel panjang, wajahnya tak lepas dari ekspresi serius sejak memasuki bangsal.Di dalam mobil, Nessa duduk diam, kepalanya bersandar di jendela sambil memandangi jalanan. Dawson sesekali melirik, memastikan gadis itu baik-baik saja.“Kalau kamu masih ingin istirahat di rumah sakit, aku tidak keberatan,” ujar Dawson pelan, memecah keheningan.Nessa menggeleng kecil. “Aku lebih tenang di rumah. Apalagi di rumahnya ada suamiku.” Dawson menoleh dan tersenyum sambil mengacak-acak rambutnya. “Aku akan selalu ada.”Nessa hanya tersenyum tipis, ia tahu suaminya tidak akan selalu ada, mengingat pekerjaannya yang mengharuskannya jarang pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, beberapa pria berseragam hitam dengan tubuh gagah dan besar langsung membukakan gerbang. Meng

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 106 Tubuhnya Terasa Lemas

    Di hari lain, Dawson membawa Nessa ke sebuah galeri seni kecil yang tersembunyi di tengah kota. Ia tahu Nessa menyukai lukisan dan benda-benda estetik. Di sana, Nessa tampak seperti anak kecil yang baru pertama kali masuk taman bermain.“Aku tidak tahu kau suka hal-hal begini. Bukankah, kau menyukai barang branded,” ujar Dawson, saat melihat Nessa terdiam lama di depan lukisan bergaya abstrak.Nessa mendengus kecil merasa tersindir. “Aku juga tidak tahu kalau kau memperhatikan apa yang kusukai,” jawab Nessa pelan.Dawson tersenyum, menggenggam tangannya. “Aku mulai mempelajari semuanya.”Nessa membalas genggamannya, lalu menoleh ke arahnya. “Aku ke toilet dulu ya,” katanya.Dawson mengangguk. “Oke. Aku tunggu di sini.”Nessa melangkah santai menuju toilet yang letaknya agak tersembunyi di belakang galeri. Namun saat ia berbelok di lorong sempit, sebuah bayangan yang tak sempat ia kenali—mendorong masuk ke sebuah ruangan kecil yang tak diberi label. Sebuah gudang kosong dengan pencahay

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 105 Baru Pertama Melakukannya

    Sekilas, ingatan masa lalu menyergap Dawson—bayangan dirinya saat kecil, berjalan sendirian di pinggir jalan dengan pakaian basah kuyup. Hujan deras mengguyur tanpa ampun malam itu. Tubuh kecilnya menggigil, kaki telanjangnya berlumuran lumpur. Ia baru saja melarikan diri dari tempat yang gelap dan kejam—tempat para pedagang manusia menahannya selama berbulan-bulan.Di tengah gelap dan derasnya hujan, Kondrey menemukannya. Seorang pria asing dengan tatapan tajam tapi penuh ketegasan. Tanpa banyak bicara, Kondrey mengulurkan tangannya. Dan sejak saat itu, hidup Dawson selalu dipenuhi kegelapan sampai ia dipertemukan dengan Nessa. Nessa tetap diam, menunggu kelanjutannya. Dawson mengangguk. “Aku tidak tahu siapa diriku dulu. Tapi satu hal yang ku tahu sekarang ... aku mencintaimu.” Ia menarik napas dalam. “Sejujurnya aku takut mengatakan cinta padamu. Bukan takut tidak diterima olehmu, tapi aku takut kehilanganmu. Duniaku terlalu gelap, bagimu. Namun, satu hal yang harus kamu tahu, a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status