Share

BERNODA DILARANG JATUH CINTA
BERNODA DILARANG JATUH CINTA
Penulis: Reni Riyani Andriyani

BAB I ANAKKU

“Aaaaarrrrgggggghhhhhhhh...............!!!!! “ Suara Teriakan Anita Memecah Keheningan Malam Itu Diiringi Suara Tangisan Bayi Yang Malang... Ditempat Tidur Sederhana, dengan alas seadanya, Tampak Anita Terbaring Lemah Setelah Berhasil Mengantarkan Satu Kelahiran Pertama Seorang Manusia Dimuka Bumi Ini.

”Kau benar-benar akan menjaganya ka?”(Suara Anita Pada Kakaknya Dinda,Seraya Menahan Rasa Sakitnya Pasca Melahirkan)

“Tentu saja, akan kurawat bayimu seperti anakku sendiri, dengan satu syarat.” Perkataan Dinda membuat anita terhenyak, apa yang sebenarnya direncanakan dinda hingga menyetujui untuk mengadopsi bayi adiknya, karena bayi itu lahir tanpa ayah.

“Syarat? Oh ayolah ka, aku sudah berniat baik memberikan anakku padamu, kau menyatakan syarat?” tegas Anita tidak ingin apa yang diontarkan kakanya membuat Anta harus menelan banyak pil pahit.

“Tidak aku yang telah menolongmu. Sadarlah Nita kau ini masih duduk di bangku SMA dan sekarang kau melahirkan tanpa suami? Ini anak haram, kau bisa bayangkan apa yang akan dikatakan dunia pada anakmu seandainya Ia tahu dia anak haram kau dan kekasihmu itu?” sontak ucapan kakanya itu membuat Anita sakit, ada rasa ngilu yang menjalar di dadanya, bagaimana tidak, Ia kini telah menjadi ibu dari seorang anak tapi Ia sadar tidak akan bsa memiliki anak itu sama sekali.

“Kau lupa bahwa kau juga tidak sesempurna itu?” Anita berkata dengan emosi yang mendalam padanya, bagaimna tidak, ia juga tahu bahwa Dinda memang tidak bisa memiliki anak, dan sejak Anita hamil, dia juga sudah berencana untuk mengdopsinya, dengan berpura-pura hamil, pada suaminya, yah sudah hampir lima tahun pernikahan Dinda tidak bisamemberikaan keturunan pada suaminya, hal ini memat tekanan hebat bagi Dinda, sehingga kehamilan Anita justu membuatnya senang dan segera mempersiapkan kebohongan ini.

“Cukup Nita...ita berdua sama-sama saling membutuhkan, jadi tolong bekerja samalah”pinta dnda

“Kau lupa kalau kau sama sekali tidak sempurna? Akuilah ka kau tidak lebih baik dariku, jadi berhentilah jadi wanita munafik yang senang menertawakan kekurangan orang lain dan menjadikannya hiburan.” Anita mulai emosi pada kakanya, bagaimana bisa, dia mengajukan syarat pada adik yang telah menyeamatkan pernikahannya.

“Maksudmu kau? Kau bukan hiburan Nita tapi kau aib, sebagai kaka sejujurnya aku malu memiliki adik sepertimu, dan sejujurnya aku muak dengan kelakuan wanita-wanita sepertimu. Bukan anak ini yang haram tapi kau dan laki-laki bajingan itu yang haram, aku membencimu tapi tidak anak ini.” Dinda mencoba membenarkan tindakannya, bagaimanapun adiknya memang bersalah, Ia juga tidak ingin mandul, andai bisa memilih mungkin ia ingin seerti perempuan lainya mampu memiliki anak.

“Kau ingin berdebat dengan hal itu, baru 5 menit yang lalu aku melahirkan anak yang akan menyelamatkanmu dari perceraian, dan kau memaki aku seolah kau saja wanita yang sempurna? Kau lupa bahwa wanita sempurna adalah Ia yang mampu menjadi seorang ibu.”peretengkaran kaka beradik itu mulai terjdi

“Dan Ia yang juga menjadi Istri.. kau memang mampu memiliki anak Nita, tapi aku mampu memiliki suami, sementara kau tidak? Aku ingat betul kata ayah, Wanita tidak dilahirkan satu kali, melainkan tiga kali, pertama ketika Ia lahir sebagai Putri, kedua ketika Ia lahir sebagai seorang istri dan ketiga ketika Ia lahir menjadi seorang Ibu, itulah kesempurnaan yang kau ataupun aku cari, tapi aku akui itu Nita, kau lebih sempurna dariku, suatu hari nanti kau akan menikah dan mungkin akan menjadi Ibu lagi, sementara aku? Aku menjaga kesucian diriku hanya untuk suamiku saja, namun aku diwariskan kehancuran pelacur sialan itu sebagai akibat dari aku yang terlahir anak haram. Hingga aku harus menanggung aibnya, aku yang menanggung aibnya hingga sampai detik ini aku tidak akan pernah mengatakan pelacur itu Ibuku.” Dinda menangis sejadi-jadinya, Dinda terlahir hanya 5 bulan sejak Ayah dan ibunya menikah, hal ini tidak Ia ketahui sampai usia 12 tahun, Iabaru sadar kalau semua warga kampung mencibirnya sebagai anak haram, ia yan idak tahu apa-apa hanya terus membatin terhadap apa yang diwaiskan padanya saat itu.

“Berhentilah mengatakan Ibuku pelacur, kau tidak kenal Ia, jadi jangan mengatakan apa-apa tentang Ibu. Sudahlah ka, berhenilah menangis” Anita mencoba menenankan kakanya.

“Kau mengenalnya? Kau tidak tahu apa-apa adikku sayang, kau bahkan tidak lahir seperti aku, tapi sudah cukup aku hanya ingin membawa anakmu segera dan jauh sekali darimu.”

“Apa maksudmu ka? Siapa sebenarnya keluargaku ini?”

“Emmh....Nita sayang, aku akan memulai hidup baru jauh dari kota ini, kau ambilah uang itu, nikmati hidupmu Nita, aku juga tidak ingin kau mengacaukan semuanya dan membocorkan pada suamiku kalau anak ini bukan anakku, jadi jangan pernah temui aku atau anak ini lagi. Aku harus bergegas pulang mempersiapkan diri, sehigga ketika suamiku tiba, Ia tahunya aku sudh melahirkan “

“Itu kebohonganmu bukan kesalahanku, kepura-puraanmu itu mungkin akan menjadikanmu rendah dihadapan suamimu, tapi aku berjanji tidak akan ku bongkar itu. Asalkan kasihanilah anak itu seperti darah dagingmu sendiri ka. Aku mohon jangan pernah sakiti dia, hanya itu pintaku” rengek anita seraya mengusap pipi anaknya.

“Baiklah, terimakasih Nita. Aku pergi dulu.” Dinda segera menggendong anak itu, Anta menangis sejadi-jadinya, tidak kuat Ia menahan air mata dengan semua perkara yang terjadi, bagaimanapun anak itu anak yang tidak berdosa, dan meskipun hanya beberapa saat saja, Anita sudah merasa sangat mencintainya.

"kak, apakah aku tidak akan bertemu dengan anakku lagi?" Anita masih berharap pada Dinda untuk sedikit mebgasihinya.

"aku akan pergi jauh sekali, mungkin kau tidak akan pernah menemukan kami, ini sudah aku atur berbulan-bulan lamanya, dan aku tidak mau kamu menghancurkan mimpiku ini Nita"

"aku tidak akan menghancurkannya ka, aku janji, asalkan aku bisa bertemu dia lagi" Anita menangis menunjuk bayi yang digendong Dinda.

"aku akan fikirkan suatu hari nanti, bagaimana caramu bertemu, untuk sekarang aku harus pergi."

dengan mata yang masih terus menitikan bulir air, Anita merasakan sesak yang tidak pernah ia kira, kehilangan Andre akan berdampak sangat besar dalam hidupnya, bukan hanya sakit yang luar biasa ketika ia melahirkan dan anaknya dibawa pergi, tapi ia kini menyadari bahwa ia sendirian menghadapi kerasnya hidup ini, ia merasa gontai, dan sesekali berkata dalam hati untuk menyerah dengan kehidupan ini dan menyusul ayah dan ibu disana, tapi ia tersadar dan mulai menyadari mungkin suatu hari nanti, akan ada cahaya terang yang bisa ia pijaki, dan itu akan membuatnya kuat.

"Maafkan ibu anakku, ibu tidak bisa menjadi ibumu, bahkan ayahmu telah pergi sebelum melihat wajah tampanmu. dimana pun kau berada doaku padamu selalu utuh" Anita berbisik lalu memejamkan matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status