Home / Romansa / BIDADARI SURGA SANG PENGUASA / BAB 5 PERUBAHAN MENDADAK

Share

BAB 5 PERUBAHAN MENDADAK

Author: Astna Aikaz
last update Last Updated: 2023-09-07 20:20:02

Sebelumnya, Maryam langsung terlelap usai makan malam yang menegangkan, hingga tiba waktunya bagi sepasang pengantin baru itu untuk melakukan perjalanan bulan madu mereka keesokan harinya.

Dalam waktu singkat, Maryam dan Wildan pun sudah berada di pesawat menuju Bali sebagai tempat bulan madu mereka yang direncanakan Wildan diam-diam.

Untuk pertama kalinya, Maryam menaiki pesawat pribadi yang kemewahannya tidak bisa digambarkan, apalagi ditemani beberapa bodyguard yang membuatnya semakin gugup.

Semuanya masih terasa tidak nyata bagi Maryam.

Tidak hanya karena ia sudah menikah, tapi juga karena suaminya adalah salah satu orang paling penting di negeri ini, ditambah ia jauh lebih muda dan penampilannya juga tidak kalah mengesankan.

Jika Maryam mengatakan semua itu pada dirinya 5 tahun lalu yang masih membenci pria, ia mungkin akan dianggap gila.

Seiring dengan lamunan Maryam itu, pesawat mereka mulai melaju dengan cepat hingga mereka tiba di Pulau Dewata.

Mereka pun segera menuju Hotel Easton tempat mereka akan menginap yang terletak di pantai pribadi Grand Easton Bali, sampai..

“Wildan! Apa kamu datang ke sini untuk menemuiku?”

Tiba-tiba seorang wanita muda berteriak dengan ceria, sambil berjalan cepat menghampiri Wildan dan Maryam yang baru tiba di lobi hotel.

Maryam tertegun. Wanita asing itu anehnya memiliki wajah tak asing bagi Maryam. Sebab, wajah wanita itu mirip dengan Maryam.

“Siapa ini? Apa dia pembantumu?”

APA?!

Pertanyaan wanita itu tentang Maryam, membuat Maryam tersentak.

Wajah mereka memang cukup mirip, tapi ia berpenampilan lebih mewah dan anggun, sedangkan Maryam berpenampilan kasual hingga membuat penampilan mereka jadi berbeda jauh.

“Dia istriku.” Namun, Wildan langsung menarik pinggang Maryam ke sampingnya, seolah hendak menyadarkan Maryam bahwa ia tidak perlu merasa buruk seperti sebelumnya.

“Ah maaf..” Wanita yang mendengar itu tiba-tiba mengembangkan senyum bersalah yang terasa palsu bagi Maryam, entah mengapa.

“Apa kamu sedang bulan madu dan sengaja datang ke sini? Aku masih ingat pertama kali kita ketemu di sini dan kamu suka banget sama tempat ini. Kamu pasti kangen dengan tempat ini ya, atau mungkin kamu kangen yang lain?” oceh wanita itu pada Wildan, seolah mengabaikan keberadaan Maryam.

Sejenak, ada perasaan tidak nyaman di hati Maryam, mendengar cara wanita asing di depannya ini berbicara begitu akrab pada Wildan.

Siapa sebenarnya wanita ini dan apa hubungannya dengan Wildan?

“Nadia. Aku harus pergi. Istriku mungkin ingin istirahat.” Meskipun begitu, Wildan tak menghiraukan bahkan saat wanita yang ia panggil Nadia itu mencoba meraih tangannya.

“Ah oke. Sampai jumpa kalau gitu.” Wanita bernama Nadia itu akhirnya melepaskan mereka, sebelum ia kembali bicara. “Ah ya, selamat untuk pernikahan kalian. Nggak nyangka kamu udah lupakan aku, Wildan.”

Deg.

Apa maksudnya?!

Apa wanita itu adalah mantan kekasih Wildan?

Kalau begitu, apa hanya kebetulan Wildan menikahi Maryam yang cukup mirip wajahnya dengan mantan kekasihnya itu?

Maryam merasa semakin aneh.

Kenapa hatinya terasa panas, kepalanya terasa berputar cepat dan matanya.. terasa basah?

Terlepas dari semua itu, Wildan hanya melangkah dengan dingin, meninggalkan wanita yang melempar ranjau pada Maryam dan Maryam yang sempat terdiam di belakangnya.

Apa Wildan tidak mempedulikan Maryam?

Apa yang terjadi pada Wildan yang baru kemarin memeluk Maryam dengan hangat?

Kenapa pula Wildan tidak menjelaskan apapun?

“Wildan..” Maryam berusaha bicara saat mereka tiba di dalam kamar, tapi tanggapan Wildan lagi-lagi membingungkan Maryam.

“Istirahatlah.”

Lalu, Wildan pergi begitu saja meninggalkan kamar setelah baru sesaat menapakinya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Maryam hanya bisa mengepalkan tangan dengan semua perubahan mendadak yang tidak ia mengerti.

Mungkin Maryam memang terlalu berangan-angan bahwa pernikahannya akan seindah cerita dongeng, hanya karena kehangatan yang ditunjukkan Wildan selama ini, terlepas dari Maryam yang tidak terlalu diterima keluarganya. Namun, apa terlalu berlebihan bagi Maryam untuk mendengar penjelasan tentang apa yang terjadi tadi?

Setidaknya biarkan Maryam memastikan bahwa semua kecurigaannya adalah salah. Tapi kenapa..?

Ah. Menyebalkan.

Apa yang harus Maryam lakukan dengan semua ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 12 CERCAAN DEMI CERCAAN

    “Apa yang kalian lakukan?” Wildan bertanya tanpa menatap Maryam yang gugup. Pandangan dinginnya justru tertuju pada Yoga, sebelum ia mencoba mengatur raut wajahnya untuk menjadi lebih santai. “Kamu udah baca berita tentang istrimu ‘kan? Apa kamu gak menyesal sekarang karena menikahinya?” Yoga kembali menyeringai tanpa malu, padahal ia adalah pelaku dari skandal yang diberitakan. Meskipun berita-berita itu memang lebih menyudutkan Maryam dengan tuduhan wanita penggoda seperti 5 tahun lalu. Ha..Maryam menelan ludah, menunggu tanggapan Wildan yang entah akan seperti apa, tapi yang terjadi adalah keheningan yang justru membuat Maryam lebih terluka. Apa itu jawaban Wildan? Keheningan yang mungkin membenarkan pertanyaan Yoga? Sebelum Maryam memastikan, mata Wildan tiba-tiba menjadi tajam melihat sesuatu di belakang Maryam diikuti suara Yoga. “Hei Gibran! Padahal masih ada istrimu di rumah, tapi sudah main-main sama wanita lain yang juga adik iparmu sendiri! Haha!” Maryam berbalik dan

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 11 SKANDAL YANG TERULANG

    Walaupun Maryam masih tidak mengerti dengan sikap Wildan, Maryam terpaksa melupakan itu dan kembali ke Jakarta ditemani Bayu asisten Wildan. Sedangkan Wildan hanya berkata bahwa ia masih memiliki pekerjaan di Bali dan akan menyusulnya nanti.Namun selama perjalanan pulang, Maryam sempat berpikir alasan dari sikap Wildan, padahal sepertinya ia sudah tahu berita yang beredar tentang Maryam. Kenapa Wildan tidak menanyakan apapun pada Maryam, seolah ia tidak peduli tentang itu? Terkadang, Maryam merasa bahwa ia hanya menjadi salah satu dari bidak catur yang tidak berarti apa-apa untuk hidup Wildan. Meskipun Wildan selalu bersikap hangat padanya seolah ia menyukai Maryam, tapi sekarang sikap itu terasa hanya sebagai salah satu cara Wildan mempertahankan Maryam di papan caturnya sampai akhirnya ia berhenti bermain. Sebab, jika Maryam memang orang yang berarti untuk Wildan, ia tidak akan menanggapi dengan dingin berita buruk tentang Maryam, terutama mengenai skandalnya. Apalagi setelah i

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 10 APA DIA MENYUKAIKU?

    “Maryam, kamu baik-baik aja?” tanya Wildan, setelah semua orang pergi meninggalkan mereka. Wildan mungkin khawatir bahwa kata-kata dari keluarganya ataupun orang sekitar tentang Maryam akan menyakitinya lagi seperti kemarin. Namun, Maryam hanya tersenyum sebelum balas bertanya, “Apa kamu gak marah aku datang ke sini tanpa bilang lebih dulu?” Itu pertanyaan yang masih mengganggu Maryam sejak tadi. “Gimana bisa aku marah padamu?” Wildan kembali tersenyum hangat, dengan mata yang membentuk bulan sabit yang sebelumnya tidak begitu disadari Maryam. Entah kenapa, Maryam jadi merasa tidak ada jarak antara dirinya dan Wildan setiap kali dia melakukan itu. Padahal mereka begitu jauh, baik secara umur, kepribadian apalagi status sosial. Jika saja tidak ada masalah dengan keluarga Wildan, Yoga atau Nadia, Wildan mungkin akan menjadi suami sempurna untuk Maryam.“Tapi jangan buat aku khawatir lagi ya, karena menghilang tiba-tiba.” Wildan membelai lembut kepala Maryam sambil menatapnya hangat

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 9 AKIBAT DATANG KE PESTA

    Kenapa Wildan ada di sini? Wildan langsung membuka jas hitam yang dipakainya lalu memakaikannya pada Maryam, seolah tahu bahwa Maryam membutuhkan itu untuk menutupi noda yang diberikan Nadia pada gaunnya. Namun, seiring dengan kesadaran Maryam akan kehadiran Wildan, Maryam juga mulai menyadari pandangan semua orang di aula pesta itu pada mereka, terutama Wildan yang tampaknya mereka kenali. “Apa dia calon Presdir Sinaga Group itu?” “Sepertinya benar, tapi siapa wanita yang ia datangi? Apa dia istrinya?” “Tidak mungkin. Kenapa calon pewaris konglomerat sepertinya memiliki istri biasa dan terlihat tua juga? Memangnya siapa wanita itu?” Deg. Para tamu pesta yang mungkin orang-orang penting dari kalangan pengusaha dan pejabat itu sudah berbisik di sekitar mereka, mengingatkan Maryam saat 5 tahun lalu ia diserang puluhan orang dengan kata-kata menyakitkan karena skandalnya. Ha.. Apa Maryam masih tidak bisa keluar dari jerat yang sama? “Sayang, maaf aku membuat kamu datang sendiri.

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 8 SIAPA RATU DI SINI

    Tanpa sadar malam sudah menyelimuti sang langit, saat Wildan akhirnya berhenti mencumbu Maryam yang lelah dan mulai menyelimuti tubuhnya yang polos, sambil memeluknya dengan hangat. “Staminamu lebih buruk dari yang aku kira ya,” goda Wildan pada Maryam yang setengah terlelap di kasur mereka. Maryam mendengus, “Apa kamu mengejekku karena sudah tua, hah?” Wildan tertawa, setelah teringat perkataan Maryam sebelumnya bahwa ia cukup pemarah, terbukti dari cara Maryam menanggapi Wildan. Meskipun begitu, Wildan seolah menganggapnya lucu, karena ia hanya mengecup dahi Maryam sambil berkata lembut, “Tidurlah, Sayang.” ‘Tidur ya? Tapi aku belum selesai,’ batin Maryam dalam rengkuhan Wildan yang mulai terlelap. Malam ini memang bulan madu yang luar biasa, karena untuk pertama kalinya Maryam bisa berbagi tubuh dan hatinya tanpa paksaan. Sayangnya, masih ada perasaan tersisa yang tidak bisa Maryam abaikan. Selang beberapa saat, Maryam pergi keluar untuk menyelesaikan urusannya. Sebuah pembal

  • BIDADARI SURGA SANG PENGUASA   BAB 7 MALAM BERGEJOLAK

    “Jangan lupa pesta malam ini!” teriak Yoga saat Wildan dan Maryam baru memasuki kamar mereka. “Apa kamu baik-baik aja? Kenapa diam aja dari tadi?” tanya Wildan kembali bersikap hangat, sambil membuka jas dari tubuhnya, menyisakan kemeja putih yang cukup basah oleh keringat dan noda lipstik di kerahnya. Noda lipstik?! Maryam terbelalak, menyadari bahwa noda lipstik berwarna kecokelatan itu sama dengan warna lipstik yang digunakan Nadia tadi. Tidak mungkin. Maryam masih berusaha menyangkal semua kecurigaan yang sulit dihindari.Maryam tidak mungkin langsung menuduh mereka bermain di belakangnya hanya karena hal tersebut 'kan? “Kemana saja kamu tadi?” Maryam mencoba untuk membuka pembicaraan dengan tenang agar tidak memancing pertengkaran. “Pekerjaan.” Tapi Wildan hanya menjawab singkat, membuat Maryam mengepalkan tangannya. Maryam benar-benar tidak mengerti. Terkadang Wildan hangat dan manis, tapi tiba-tiba bisa sangat misterius dan tertutup, seolah tidak ingin memberitahu Mary

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status