BAB 19 GELAPTalisa sedang tertidur nyenyak di kamarnya yang bercahaya redup, tiba-tiba wajahnya mulai gelisah, terusik oleh rasa tidak nyaman. Perlahan kelopak matanya mulai terbuka lemah dalam ruangan yang masih setengah gelap. Talisa mulai sadar dengan rasa lembut yang menyapu-nyapu sisi betisnya. Awalnya terasa membuai sampai kemudian Talisa melihat siluet bahu pria dalam remang, sorot matanya seperti api biru pijar dalam gelap. Calvin sedang merangkak di atas tubuh Talisa sambil mengecupi sekujur betisnya. Sontak Talisa berteriak menjerit, meloncat terbangun dari posisi berbaring. "Mustahil!" Napas Talisa tersendat-sendat dengan dada berdebar. Kamarnya sunyi, tidak ada siapapun, dia hanya sendiri."Cuma mimpi!"Mimpi yang mengerikan, jantung Talisa tidak mau berhenti berdentam walaupun sudah dia dekap erat-erat sampai menggigil. Entah bagaimana Talisa bisa memimpikan Calvin yang berbuat seperti itu."Oh, Tuhan ...." Talisa membasuh dadanya berkali-kali agar mereda dari cemas.M
BAB 20 KACAUKetika Calvin menerjang masuk, kondisi kamar Talisa masih gelap, cuma ada pencahayaan remang dari lampu meja nakas. Talisa menjerit histeris di atas ranjang sambil menggelinjang, benar-benar seperti sedang ketakutan dengan mata masih terpejam rapat."Lisa! Bangun!"Teguran Calvin tidak dihiraukan."Bangun! Kau hanya bermimpi!"Calvin sampai harus mendekap tubuh Talisa agar tenang. Tapi Talisa tetap histeris, berteriak dan berontak sekuat tenaga. Calvin terpaksa menjerat lengan serta kaki Talisa agar tidak melukai dirinya sendiri."Tidak ...! Lepaskan aku ...!""Lisa ... tenang ....!"Posisi Calvin seperti sedang menerkam tubuh Talisa. Talisa yang mungkin sudah mulai sadar malah semakin ketakutan karena berpikir mimpinya benar-benar jadi nyata."Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Tisa menggeleng kuat sambil berusaha menendang."Lisa kau bermimpi!""Lepaskan aku!""Tidak akan kulepaskan jika kau tidak tenang?"Cengkeraman tangan Calvin mengeras kencang kemudian kepalanya dia gun
BAB 21 PERNIKAHAN"Malam ini pindah saja ke kamarku, pintunya tidak perlu dibenahi!"Ucapan Calvin benar-benar enteng dan semaunya sendiri."Aku tidak mau pindah ke kamarmu!""Kenapa kau suka merepotkan dirimu sendiri?""Aku tidak mau tidur denganmu!"Calvin semakin kesal dengan sifat Talisa yang suka ribut dan berbelit-belit."Oke, sebaiknya kita bicara yang masuk akal!" Talisa menatap Calvin. "Aku memang bekerja untukmu, tapi aku tidak sedang menjual tubuhku!"Mereka sudah sama-sama dewasa, Talisa paham jika laki-laki normal akan tetap membutuhkan wanita."Kau bisa membeli wanita manapun dengan uangmu jika menginginkan sex!"Tilisa tidak menyangka jika setelah itu Calvin malah langsung menyambar kasar lengannya utuk ditarik merapat."Kau akan menjadi istriku selama tiga tahun, mustahil jika kita tidak terlibat sentuhan fisik!" Calvin mendesiskan kalimat itu tepat di hadapan wajah Talisa. "Kecuali kau benar-benar jijik padaku!"Talisa baru ingin mendorong tapi Calvin sudah lebih dulu
BAB 22 PATNER KEJAHATANTalisa melihat sebuah mobil sport mewah berwarna kuning cemerlang berhenti di halaman. Seorang wanita paruh baya dengan penampilan sangat modis keluar dari pintu di samping kemudi. Stelan blazer, tas sampai sepatunya juga berwarna kuning senada. Wanita yang sangat mencolok dengan berbagai aksesoris mahal. "Ingat jangan sampai ada yang curiga dengan pernikahan kita!" Calvin mengingatkan Talisa agar bersiap menghadapi adik perempuan dari ayahnya."Bagaimana aku harus memanggilnya?""Panggil saja Katrina, dia tidak suka silsilah yang membuatnya terlihat tua."Ketika kakak tertuanya meninggal, usia Katrina baru belasan tahu, dia yang termuda dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Katrina menikah dengan pria dari Boston keturunan Asia, pernikahan mereka sudah berjalan dua puluh tahun tapi tidak memiliki anak. Sepertinya Katrina memang lebih suka hidup bebas tanpa terbebani anak-anak.Katrina langsung masuk dari pintu depan tanpa perlu permisi."Calvi
BAB 23 TRAUMASatu bulan lagi tinggal di Jerman bisa benar-benar membuat Talisa gila karena stress. Pertama, Talisa harus tidur satu kamar dengan Calvin, Talisa tidak bisa berkeliaran seperti di Jakarta, dan bagaimana dengan nasib kuliah Talisa!Otak Talisa masih panas berdenyut-denyut, ditambah Calvin yang berlagak santai seolah tubuhnya tidak mengganggu mata. Pria itu keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk pendek, berganti baju di hadapan Talisa tanpa merasa berdosa. Sungguh mata Talisa juga masih perawan. Talisa segera berpaling memunggungi Calvin.Talisa merasakan sisi kasur yang tertekan berat badan, Calvin ikut berbaring tepat di sampingnya. Talisa terus merinding tidak nyaman cuma karena lengan Calvin menyentuh punggungnya."Sebenarnya apa gunanya kita seperti ini?" Talisa bertanya tanpa menoleh, dia masih meringkuk memunggungi Calvin. "Tidak ada yang melihat kita, Katrina juga tidak akan tahu, dia sudah tidur bersama suaminya.""Diam lah, aku butuh istirahat!" Ca
BAB 24 TIDAK AKAN DILEPASKANKenapa kau sangat jahat?" Talisa menuntut pertanyaan itu dengan mata berkaca-kaca. "Apa kau benar-benar tidak punya hati?"Tanpa perlu bicara Calvin langsung menyambar tubuh Talisa untuk dia angkut ke dalam kamar. Talisa menjerit terpental saat dilempar ke atas ranjang. Talisa berguling bangkit utuk merangkak kabur tapi pergelangan kakinya lebih dulu ditangkap dan diseret."Ao!" Talisa mengeluh nyeri.Cengkeraman tangan Calvin sangat kasar. Talisa berusaha menyentak kakinya beberapa kali, kemudian menendang, tapi tetap kalah cekatan dan tenaga. Talisa tidak akan menang melawan tenaga laki-laki."Lepaskan!"Talisa menggeliat meronta agar bisa lolos namun tidak juga berhasil. Calvin malah langsung menerkam tubuh Talisa, dia jerat kaku sampai tidak dapat bergerak."Lepaskan!"Calvin terlihat menyeramkan, dia menunggangi tubuh Talisa dengan marah."Calvin, Hentikan!"Bahu pakaian Tisa dia sentak kasar sampai terkoyak."Calvin, jangan!"Talisa melihat celananya
BAB 25 CEMBURU"Bagaiman dengan istri baru Calvin?" Martin bertanya pada Katrina."Sepertinya dia juga tidak sepenuhnya bodoh!" Katrina mengetuk-ketukkan ujung jari di atas meja, sambil mencari akal."Dia hanya wanita dari tempat karaoke!" Suami Katrina memberi tatapan remeh. "Mustahil kau tidak bisa mengatasinya!""Coba kau selidiki apa saja yang telah Calvin beli atas nama wanita itu!" Katrina memberi perintah pada suaminya. "Dan, jangan sampai Calvin curiga!"****Biasanya Calvin selalu keluar mulai pagi sampai sore, tapi seharian itu dia terus ada di rumah. Talisa mengabaikan keberadaan Calvin dengan sibuk mengetik pesan.Talisa membalas komentar Nana di media sosial. Tadi pagi Talisa memajang foto kuku cantik hasil polesannya sendiri yang sedang jadi pengangguran.[Apa kau masih bekerja di rumah Mr. Alexander?]Mereka melanjutkan obrolan di chat pribadi.[Ya] balas Talisa.[Ternyata kau hebat juga bertahan satu bulan!][Aku butuh uang] Talisa memberi jawaban klise.[Apa kau dapat
BAB 26 MENGUJI KESABARANMalam ini Talisa akan kembali diajak datang ke acara keluarga Calvin. Talisa sengaja berlama-lama mengikir kuku, memoles kutek, dan memilih gaun demi untuk membuat Calvin kesal seperti misinya. Nyaris dua jam Cavin menunggu dan mereka sudah pasti terlambat.Talisa keluar dengan gaun merah versace berpotongan sangat feminim, menampakkan pinggulnya yang berlekuk dengan kaki jenjang berbelahan tinggi."Apa yang kau lakukan?" Calvin syok melihat Talisa memakai gaun milik Tamara."Kebetulan aku suka gaun yang ini."Talisa berlagak tidak bersalah, padahal dia tahu Tamara memakai gaun itu di ulang tahun Calvin tahun lalu. Kemarin foto Tamara banyak terpajang di dinding dengan gaun tersebut."Kau sengaja mencari masalah!" Calvin melotot marah."Tenang aku tidak takut memakai gaun bekas orang yang sudah mati kau kubur!" Talisa menyindir Calvin agar semakin melotot."Aku juga tidak takut dengan bekas suaminya." Talisa sengaja mengucapkannya sambil mengedipkan sebelah