LOGINMalam tiba dengan tenang di hotel dekat pantai itu. Pemandangan bintang di langit malam seperti menyaksikan cinta yang berkembang di dalam hati pasangan-pasangan ini. Ruangan-ruangan mereka dipenuhi dengan nuansa cinta dan keintiman yang tak tertandingi.Ara dan Raffi, yang masih merasa seperti pasangan pengantin baru, berada di kamar pengantin mereka. Kamar itu dihiasi dengan indah, dengan bunga-bunga segar yang terletak di atas ranjang besar. Cahaya lembut dari luar jendela menyoroti keindahan kamar itu.Ara duduk di pinggiran ranjang, tersenyum pada Raffi yang berdiri di depannya. Matanya penuh dengan hasrat dan keinginan. Mereka tahu ini adalah malam yang mereka tunggu-tunggu sejak lama.Raffi mendekati Ara dengan perlahan, matanya tidak pernah meninggalkan pandangan pada istrinya yang cantik itu. Dia mencium lembut bibir Ara, merasakan rasa manis cinta mereka.Raffi: (dengan suara rendah) "Aku mencintaimu, Ara, lebih dari apapun di dunia ini.
Ara dan Raffi telah merencanakan liburan romantis di sebuah hotel dekat pantai, berharap bisa menghabiskan waktu berdua dan merayakan keberhasilan mereka dalam menghadapi berbagai rintangan, termasuk kesulitan untuk memiliki anak.Mereka tiba di hotel yang indah itu dengan senyuman cerah di wajah mereka. Pantai yang berkilauan di bawah sinar matahari yang hangat membuat mereka merasa seperti berada di surga. Mereka merencanakan untuk menikmati waktu berdua, berenang di laut, berjalan di pantai, dan menikmati makan malam romantis.Namun, saat mereka memasuki kamar hotel mereka, mereka mendapati kejutan yang tak terduga. Di kamar tersebut, ada sebuah karangan bunga indah dengan kartu bertuliskan, "Selamat Liburan!" Ara dan Raffi saling memandang dengan heran. Mereka tidak merencanakan karangan bunga ini. Namun, senyum mereka kembali muncul, merasa senang atas perhatian yang diberikan oleh pihak hotel.Setelah beberapa jam
Setelah Ara menyelesaikan studinya di Jerman, Raffi sangat antusias untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka, yaitu memulai keluarga mereka sendiri. Mereka berdua telah menunggu cukup lama, dan sekarang saatnya untuk memperluas keluarga mereka.Raffi dan Ara menghabiskan waktu lebih banyak bersama-sama, mencoba memperbanyak intensitas hubungan suami-istri mereka. Mereka merasa bahwa saat yang tepat untuk merencanakan kehadiran anak pertama mereka. Setiap malam mereka meluangkan waktu untuk saling mendekatkan diri, berbagi cinta, dan mengejar hasrat mereka yang sudah tertahan begitu lama.Selain itu, Raffi dan Ara juga rajin berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi tentang asupan yang diperlukan agar mereka segera bisa memiliki momongan. Mereka menjalani serangkaian tes kesehatan dan mengikuti saran dokter dengan disiplin.Ketika hasil tes akhirnya keluar, dokter memberi tahu mereka bahwa semuanya be
Ryan dan Tania merasa sangat senang ketika mendengar kabar dari Raffi bahwa mereka akan pergi ke Jerman untuk menjenguk Ara. Sudah beberapa waktu yang cukup lama sejak Ara pergi ke Jerman untuk mengejar studinya, dan ini akan menjadi kesempatan pertama mereka untuk berkumpul lagi sebagai keluarga.Mereka tiba di Jerman dengan penuh semangat, dibawa oleh rasa rindu yang mendalam satu sama lain. Ara telah sangat merindukan kedua orang tuanya, dan Raffi juga tidak sabar untuk kembali melihat istri tercintanya. Mereka merasa bersyukur atas kesempatan ini, dan semangat liburan mereka tampak begitu membara.Setibanya di Jerman, mereka menginap di sebuah rumah tamu yang nyaman di dekat kampus tempat Ara kuliah. Saat pertemuan pertama dengan Ara, Ryan dan Tania hampir tidak bisa menahan air mata kebahagiaan. Mereka berkumpul dalam pelukan hangat dan bertukar cerita tentang apa yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Siang itu, Ryan duduk di ruang kerjanya yang tenang di kampus universitas tempatnya mengajar. Dia sibuk mengevaluasi beberapa tugas mahasiswa saat ponselnya berdering dengan nada pesan masuk. Matanya segera tertuju pada nama yang muncul di layar: Rani.Rani adalah salah satu mantan mahasiswinya dari beberapa tahun yang lalu. Hubungan mereka pernah sangat dekat, tetapi ada ikatan yang tak terelakkan yang terbentuk di antara mereka. Saat Ryan membaca pesan dari Rani, dia merasakan getaran aneh di dalam dirinya."Pak Ryan, maaf jika saya mengganggu Anda. Saya tahu sudah lama kita tidak berbicara," begitu bunyi pesan dari Rani.Ryan duduk dalam kebingungan sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menjawab. "Halo, Rani."Suara Rani terdengar cemas di seberang sambungan. "Pak Ryan, saya tidak tahu kepada siapa lagi saya bisa berbicara. Saya benar-benar butuh seseorang untuk mendengarkan saya."&nbs
Raffi duduk di ruang tamu rumahnya, sibuk merencanakan rencana besar yang ingin dia ajukan pada kedua orang yang sangat dia hormati dan cintai: Ryan dan Tania, orangtua Ara. Dia merasa agak gugup, tetapi dia yakin bahwa ini akan menjadi kabar baik bagi Ara dan juga orangtuanya.Sejak Ara pergi ke Jerman untuk melanjutkan studinya, Raffi merindukan istrinya setiap hari. Mereka tetap berkomunikasi dengan video call dan pesan teks setiap hari, tetapi itu tidak pernah sama dengan saat mereka berdua berada dalam satu ruangan. Raffi ingin mengunjungi Ara secepatnya, dan dia tahu bahwa ini akan menjadi kabar baik bagi Ara.Rencananya adalah mengajak Ryan dan Tania untuk mengunjungi Ara di Jerman sebulan mendatang. Dia telah merencanakan semuanya dengan hati-hati, mulai dari tiket pesawat hingga akomodasi, agar semuanya berjalan lancar. Raffi yakin bahwa kejutan ini akan membuat Ara sangat bahagia.Saat Raffi telah sampe di ruma







