LOGINMereka berdua mulai menikmati hidangan yang disajikan di hadapan mereka. Percakapan ringan mengisi udara, sementara mereka berdua saling berbagi tentang kehidupan dan cerita mereka.
Setyo: (tersenyum) Ini enak sekali, Maya. Kamu memasak dengan hati.
Maya: (tersipu) Terima kasih, mas. Aku hanya ingin semuanya berjalan sempurna malam ini.
Setyo mengangguk mengerti, lalu mengambil gelas anggur yang tersedia di meja.
Setyo: (tersenyum) Kita angkat gelas untuk momen istimewa ini, dan untuk kita berdua.
Maya tersenyum dan mengangkat gelasnya. Mereka menatap mata satu sama lain dengan penuh makna, seolah-olah ada pesan tersirat di antara mereka.
Setelah makan malam selesai, mereka berdua duduk kembali di sofa. Maya merasa nyaman dengan kehadiran Setyo di sampingnya.
Maya: (tersenyum) Terima kasih, mas Setyo. Aku merasa sangat bahagia malam ini.
Setyo: (tersenyum) Aku juga, Maya. Kamu membuat malam ini menjadi spesial.
Tiba-tiba
"Baiklah, Saudara-saudara mahasiswa," ujar Ryan, suaranya sedikit lebih berat dari biasanya. "Saya rasa cukup untuk sesi hari ini. Tugas bisa dilanjutkan di rumah. Saya ada urusan mendadak di kantor Dekan. Pertemuan kita akhiri sampai di sini."Para mahasiswa terkejut. "Tapi Pak, ini masih jam kuliah, Pak," ujar salah satu mahasiswa."Saya tahu. Tapi ini penting. Silakan kalian gunakan waktu ini untuk diskusi kelompok. Selamat sore!" Ryan berkata cepat.Ryan segera membereskan tasnya dan bergegas meninggalkan kelas. Ia harus cepat pulang. Godaan dari Tania sudah mencapai puncaknya. Di benaknya kini hanya ada satu tujuan: ranjang di rumah, dan wanita yang siap menyambutnya dengan lingerie merah marun.Ryan tiba di rumah dengan tergesa-gesa. Pikirannya dipenuhi oleh video dan foto dari Tania. Ia menemukan Tania sedang sibuk di dapur, dan benar saja, Tania hanya mengenakan lingerie seksi berwarna merah
Setelah petualangan Ryan dengan Ratih berakhir, fokus Ryan dan Tania kembali sepenuhnya pada rumah tangga mereka. Hasrat liar yang telah dilepaskan di Bali dan Jakarta kini diarahkan pada satu tujuan suci: memiliki anak. Janji kepada Papa Sudono dan Mama Tyas untuk segera memberi cucu terasa semakin mendesak."Tania, Mama Tyas menelepon lagi tadi pagi. Beliau bertanya, 'Apakah ada kabar baik, Nak?'" Ryan menghela napas, duduk di samping Tania.Tania tersenyum lelah. "Aku tahu, Ryan. Aku juga merasa tertekan. Aku sudah mencoba semua vitamin kesuburan yang diresepkan dokter."Mereka telah melakukan banyak upaya. Konsultasi rutin ke dokter spesialis kandungan, mengikuti program diet kesuburan, hingga mencoba berbagai ramuan tradisional dari teman dan kerabat. Program yang paling intens, tentu saja, adalah meningkatkan frekuensi dan kualitas hubungan intim mereka."Dokter bilang kita sehat, Sayang. Jadi,
Setelah kembali ke Bali, Ratih memang memegang teguh janjinya pada Ryan untuk fokus pada skripsi. Namun, kenangan akan cinta kilat dan keperkasaan Ryan masih sering menghantuinya. Ia butuh pengalihan, sebuah energi baru yang bisa membantunya move on sepenuhnya.Energi itu datang tak terduga di lingkungan kampus.Suatu sore, Ratih sedang tenggelam di antara rak-rak buku di Perpustakaan Fakultas. Ia terlihat frustrasi mencari literatur spesifik untuk Bab II skripsinya. Ia duduk di meja panjang, menghela napas panjang.Tiba-tiba, seorang pria duduk di sebelahnya. Pria itu berwajah ganteng, bertubuh gagah perkasa, dan memancarkan aura cerdas. Ia adalah Mas Oka, dosen baru di kampus yang baru saja bergabung beberapa bulan terakhir. Kabar tentang kegagalan pernikahannya yang menyakitkan karena sang tunangan selingkuh, membuat Oka menjadi idola dan simpati bagi para mahasiswi.Oka melihat Ratih tampak kesul
Ratih sudah berada di dalam pesawat, siap terbang kembali ke Bali. Ia duduk di kursinya, tubuhnya terasa remuk redam, namun hatinya dipenuhi campuran rasa puas yang membara dan kesedihan yang mendalam. Ia baru saja mengalami tiga hari yang paling liar dan paling intim dalam hidupnya, sebuah kenyataan yang kini harus ia tinggalkan.Tepat sebelum mode pesawat diaktifkan, ponsel Ratih bergetar. Itu pesan dari Ryan.Ryan: Ratih, pesawatmu pasti akan segera lepas landas. Dengarkan aku baik-baik. Sekarang, lupakan semua kegilaan kita selama tiga hari ini. Fokusmu harus kembali ke skripsi. Kau harus serius menyelesaikan kuliahmu.Ryan: Prioritasmu sekarang adalah membahagiakan kedua orang tuamu. Mereka sudah banyak berkorban untukmu. Aku sudah memberikan semua yang aku bisa untuk membantumu fokus. Jangan sia-siakan itu.Ratih membaca pesan itu, air mata tiba-tiba menggenang di matanya. Ia sadar, Ryan sedang
"Aku akan menyusul sebentar lagi. Aku ingin membiarkan Ramuan Mama Tyas bekerja lagi. Dan aku ingin merencanakan sisa liburan kita," Ryan menyeringai.Ratih mengangguk, ia bangkit dari ranjang, tubuh bugilnya kini berbalut keringat dan sisa-sisa persetubuhan mereka."Baiklah, aku mandi duluan. Tapi jangan lama-lama. Aku ingin kau menyusulku," kata Ratih. Ia mencium bibir Ryan sekilas, lalu berjalan menuju kamar mandi.Saat Ratih masuk ke kamar mandi, Ryan segera meraih ponselnya. Ia mengirim pesan singkat pada Tania, istrinya.Ryan ke Tania: Sayang, aku masih di kampus. Diskusi dengan Prof. Wijaya tentang proposal penelitian baru berjalan alot. Aku mungkin pulang agak malam. Kau makan malam duluan saja ya. Love you.Ryan menyembunyikan ponselnya. Alibi sudah aman. Tania tidak akan curiga.Kini, fokus Ryan beralih ke Ratih. Ia punya waktu emas: hari Sabtu penu
Kedua tubuh bugil itu berjalan menuju ranjang kasur yang lebar. Ryan menggendong Ratih sebentar, lalu menurunkannya di sisi ranjang. Sambil berjalan, Ryan tidak bisa menahan diri. Tangan kanannya terangkat dan PLAK! menampar pantat Ratih yang mekar dengan keras.Ratih terpekik pelan, terkejut, namun senyum nakal menghiasi bibirnya. Tamparan itu terasa panas dan genit, memicu gairah yang semakin liar."Aku suka suara pantatmu, Sayang," Ryan menggeram.Setibanya di pinggir kasur, Ryan tidak membuang waktu. "Ratih, aku ingin kau menungging untukku. Sekarang."Ratih mengerti. Ia segera memosisikan dirinya menungging di pinggir kasur, pantat mekarnya yang indah dan menantang terpampang jelas di depan selangkangan Ryan. Penis Ryan yang besar, panjang, dan berurat telah menegang sempurna, siap untuk menerobos.Ratih menunggu. Gairahnya sudah di puncak. Ia tidak lagi peduli dengan rasa m







