Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 51 Support Papa Sudono Mama Tyas

Share

Bab 51 Support Papa Sudono Mama Tyas

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-11-15 08:05:30

Beberapa waktu setelah kejadian di hotelnya tempat Robi menginap saat itu, Ryan masih merasa terbebani oleh perasaannya yang bercampur aduk. Dia duduk di ruang keluarganya, merenungkan masalah yang sedang dihadapinya. Tiba-tiba, bel rumah berbunyi, dan Ryan terkejut mendengarnya. Dia berjalan menuju pintu dan membukanya, dan di depannya ada Papa Sudono dan Mama Tyas, orang tua Tania.

Ryan dan kedua orangtuanya itu pun duduk di ruang keluarga, merenung dalam keheningan. Kehadiran Papa Sudono dan Mama Tyas terasa seperti hembusan udara segar di tengah ketegangan yang dia rasakan. Mereka bertiga duduk di sekitar meja, suasana hangat menciptakan rasa nyaman di ruangan itu.

Papa Sudono: (sambil menatap Ryan tajam) Ryan, kami datang ke sini bukan hanya untuk memberimu dukungan, tapi juga untuk mendengar apa yang sebenarnya terjadi antaramu dan Tania.

Ryan merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia mengangguk, merasa penting un

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 78 Gairah Menuju Kehamilan (2)

    "Kita tidak punya waktu untuk pindah ke kasur," Ryan menggeram, ia mengangkat tubuh Tania sedikit, meminta Tania melingkarkan kakinya di pinggangnya.Tania mengangkangkan pahanya, melingkarkan kakinya di pinggang Ryan. Ryan memegang pinggul Tania erat-erat. Dengan satu dorongan kuat, penisnya menghujam masuk ke dalam vagina Tania."Aaaaaahhh!" Mereka berdua melenguh keras, menikmati sensasi penetrasi dalam posisi berdiri."Aku mencintaimu, Sayang! Sentuhan di pagi hari ini gila!" bisik Ryan, mencium bibir Tania berulang kali sambil menggenjot pinggulnya."Aku suka kegilaanmu, Ryan! Keras lagi! Lebih cepat!" pinta Tania, ia mencengkeram bahu Ryan erat-erat.Suara ‘plok plok plok’ tubuh mereka yang beradu terdengar jelas, bercampur dengan suara cipratan air shower. Sesi ‘standing sex’ pertama mereka begitu intim dan mendesak.Setelah beb

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 78 Gairah Menuju Kehamilan (1)

    Ryan memulai cumbuannya dengan ganas. Ia menjilati leher Tania, menghantarkan sengatan listrik ke sekujur tubuh istrinya. Tangan Ryan menjelajahi setiap lekuk tubuh Tania, meremas buah dada dan pantatnya."Aku merindukan sentuhanmu yang seperti ini, Ryan," desah Tania. "Sentuhanmu yang liar ini..."Ryan tidak membuang waktu lama. Ia memposisikan dirinya di antara kedua kaki Tania. Dengan satu dorongan kuat dan pasti, penisnya menghujam masuk ke dalam vagina Tania."Aaaaaahhh!!!" Tania menjerit, merasakan kekerasan dan kepenuhan penis Ryan di dalam dirinya."Uunghh! Kau ketat sekali, Sayang!" Ryan melenguh, memejamkan mata sejenak, menikmati jepitan hangat itu.Sejak saat itu, irama penetrasi Bayu menjadi musik di kamar mereka. Suara plok plok plok tubuh yang beradu, desahan Tania yang keras, dan lenguhan Ryan yang mendominasi."Ryan! Aku suka sekali di posisi

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 77 Tekad punya Anak (2)

    "Baiklah, Saudara-saudara mahasiswa," ujar Ryan, suaranya sedikit lebih berat dari biasanya. "Saya rasa cukup untuk sesi hari ini. Tugas bisa dilanjutkan di rumah. Saya ada urusan mendadak di kantor Dekan. Pertemuan kita akhiri sampai di sini."Para mahasiswa terkejut. "Tapi Pak, ini masih jam kuliah, Pak," ujar salah satu mahasiswa."Saya tahu. Tapi ini penting. Silakan kalian gunakan waktu ini untuk diskusi kelompok. Selamat sore!" Ryan berkata cepat.Ryan segera membereskan tasnya dan bergegas meninggalkan kelas. Ia harus cepat pulang. Godaan dari Tania sudah mencapai puncaknya. Di benaknya kini hanya ada satu tujuan: ranjang di rumah, dan wanita yang siap menyambutnya dengan lingerie merah marun.Ryan tiba di rumah dengan tergesa-gesa. Pikirannya dipenuhi oleh video dan foto dari Tania. Ia menemukan Tania sedang sibuk di dapur, dan benar saja, Tania hanya mengenakan lingerie seksi berwarna merah

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 77 Tekad punya Anak (1)

    Setelah petualangan Ryan dengan Ratih berakhir, fokus Ryan dan Tania kembali sepenuhnya pada rumah tangga mereka. Hasrat liar yang telah dilepaskan di Bali dan Jakarta kini diarahkan pada satu tujuan suci: memiliki anak. Janji kepada Papa Sudono dan Mama Tyas untuk segera memberi cucu terasa semakin mendesak."Tania, Mama Tyas menelepon lagi tadi pagi. Beliau bertanya, 'Apakah ada kabar baik, Nak?'" Ryan menghela napas, duduk di samping Tania.Tania tersenyum lelah. "Aku tahu, Ryan. Aku juga merasa tertekan. Aku sudah mencoba semua vitamin kesuburan yang diresepkan dokter."Mereka telah melakukan banyak upaya. Konsultasi rutin ke dokter spesialis kandungan, mengikuti program diet kesuburan, hingga mencoba berbagai ramuan tradisional dari teman dan kerabat. Program yang paling intens, tentu saja, adalah meningkatkan frekuensi dan kualitas hubungan intim mereka."Dokter bilang kita sehat, Sayang. Jadi,

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 76 Pesan Ryan untuk Ratih (2)

    Setelah kembali ke Bali, Ratih memang memegang teguh janjinya pada Ryan untuk fokus pada skripsi. Namun, kenangan akan cinta kilat dan keperkasaan Ryan masih sering menghantuinya. Ia butuh pengalihan, sebuah energi baru yang bisa membantunya move on sepenuhnya.Energi itu datang tak terduga di lingkungan kampus.Suatu sore, Ratih sedang tenggelam di antara rak-rak buku di Perpustakaan Fakultas. Ia terlihat frustrasi mencari literatur spesifik untuk Bab II skripsinya. Ia duduk di meja panjang, menghela napas panjang.Tiba-tiba, seorang pria duduk di sebelahnya. Pria itu berwajah ganteng, bertubuh gagah perkasa, dan memancarkan aura cerdas. Ia adalah Mas Oka, dosen baru di kampus yang baru saja bergabung beberapa bulan terakhir. Kabar tentang kegagalan pernikahannya yang menyakitkan karena sang tunangan selingkuh, membuat Oka menjadi idola dan simpati bagi para mahasiswi.Oka melihat Ratih tampak kesul

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 76 Pesan Ryan untuk Ratih (1)

    Ratih sudah berada di dalam pesawat, siap terbang kembali ke Bali. Ia duduk di kursinya, tubuhnya terasa remuk redam, namun hatinya dipenuhi campuran rasa puas yang membara dan kesedihan yang mendalam. Ia baru saja mengalami tiga hari yang paling liar dan paling intim dalam hidupnya, sebuah kenyataan yang kini harus ia tinggalkan.Tepat sebelum mode pesawat diaktifkan, ponsel Ratih bergetar. Itu pesan dari Ryan.Ryan: Ratih, pesawatmu pasti akan segera lepas landas. Dengarkan aku baik-baik. Sekarang, lupakan semua kegilaan kita selama tiga hari ini. Fokusmu harus kembali ke skripsi. Kau harus serius menyelesaikan kuliahmu.Ryan: Prioritasmu sekarang adalah membahagiakan kedua orang tuamu. Mereka sudah banyak berkorban untukmu. Aku sudah memberikan semua yang aku bisa untuk membantumu fokus. Jangan sia-siakan itu.Ratih membaca pesan itu, air mata tiba-tiba menggenang di matanya. Ia sadar, Ryan sedang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status