LOGINRyan masih terbaring lemah dengan pandangan mata masih kabur atau remang-remang , sementara Tania masih terus menemani disampingnya dengan terus memegang tangan sang suami. Matanya Ryan terbuka perlahan, menyapu ruangan yang asing baginya. Mama Tyas pun juga duduk di samping tempat tidurnya disisi yang berbeda.
Ryan mencoba tersenyum, meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Ia merasa sangat senang dan nyaman kini bisa melihat kembali adanya Tania disisinya saat ini ditambah lagi dengan kehadiran Mama Tyas dan Papa Sudono di sana. Namun, suatu kejutan lain yang muncul saat tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan perlahan, dan masuklah Maya dan Setyo. Maya memegang tangan Setyo dengan lembut, ekspresinya penuh harapan. Tania, yang selama ini menjaga Ryan, tiba-tiba merasa cemas dan cemburu. Ia tidak menyangka Maya dan Setyo akan datang bersama-sama.
Maya tersenyum lembut pada Ryan. "Ryan, kamu sudah bangun. Bagaimana perasaanmu?"
Pukul 4 pagi, suara adzan subuh bergema lembut di udara. Di dalam kamar yang tenang, Maya merasakan pelukan hangat Setyo yang masih lelap. Meskipun matahari belum menyinari langit, namun Maya sudah merasa segar dan terjaga. Ia memutuskan untuk bangun perlahan, tak ingin mengganggu Setyo yang masih tidur nyenyak.Maya menggeser perlahan tangan Setyo yang terletak di pinggangnya dan beranjak dari tempat tidur. Cahaya bulan yang redup menyinari kamar, menciptakan suasana tenang. Dengan langkah hati-hati, Maya berjalan menuju jendela dan membukanya sedikit. Udara segar subuh menyapa wajahnya, membuatnya merasa lebih segar.Ia menatap langit yang masih gelap, dipenuhi oleh gemerlap bintang-bintang. Pemandangan seperti ini selalu membuatnya merasa dekat dengan alam dan semesta. Ia menghela nafas dalam, merasa bersyukur atas segala kebahagiaan dan kedamaian yang ia miliki saat ini.Saat ia berbalik untuk kembali ke tempat tidur
Disaat Tania merengkuh kebahagiaan dengan telah berhasil mendapatkan kembali Ryan yang sesungguhnya, di tempat lain Maya pun merasakan hal yang tak jauh beda ditambah lagi dengan kehadiran bayi Raffi di tengah-tengah keluarga mereka. Setyo nampak makin sayang kepada Maya yang telah memberinya anak kedua setelah Tasya dari istrinya yang pertama.Hari-hari berikutnya diisi dengan momen-momen indah bersama Maya dan Setyo bergantian merawat dan menjaga bayi Raffi kecil ini. Meskipun ada tantangan dan keterbatasan, mereka merasa begitu bahagia dengan keluarga yang mereka bangun bersama.Kehadiran Raffi semakin memperkuat hubungan Maya dan Setyo. Mereka bekerja sama dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Tania dan Ryan, yang juga telah memiliki bayi mereka sendiri, sering berkunjung dan bertukar cerita tentang peran sebagai orang tua.Suatu hari, di tengah canda tawa anak-anak yang r
“Eshhh...arghhh...arghhh....masss...Ryanii...arhhhh!” serangan ganas Ryan mulai membuat Tania mendesah dan melenguh lagi, tubuh telanjang keduanya terus bergerak mencari sensasi nikmatnya di atas ranjang itu.“Berbalik sayangggg!” Ryan meminta Tania untuk tengkurap dan begitu Tania membalikkan badannya Ryani pun kembali menindih tubuh montok istrinya itu dengan menciumi leher bagian belakang serta bagian belakang telinga Tania.“Awww...geliii...masss...arghhh....eshhh....! Hihihi” ucap Tania beregerak kegelian tapi sambil tertawa kecil mengikuti percumbuan suaminya itu.Tubuh bugil Ryan masih terus menindih dengan bagian rudalnya menempel di sela-sela pantat semok sang istri. Tania bisa merasakan ada batang tegang dan hangat milik Ryan menghimpit ditengah kedua belahan pantatnya. Rasanya ia tak sabar untuk dimasuki kembali oleh rudal Ryan itu.Setelah puas menciumi leher belakang Tania, Ryan pun bergerak ke bawah dengan
Setelah hari yang penuh makna berkunjung ke rumah Maya dan melihat bayinya Maya yaitu Raffi, Ryan dan Tania akhirnya pulang ke rumah mereka sendiri. Tania merasa hangat melihat Ryan memegang tangannya saat mereka berjalan menuju rumah. Mereka berbicara tentang berbagai hal, termasuk kesan mereka saat bertemu dengan Maya dan bayi Raffi.Ketika mereka tiba di rumah, suasana tenang dan nyaman seolah menyambut kedatangan mereka. Bayi Ara Sukma sudah tertidur pulas di kamarnya, sehingga Ryan dan Tania pun memiliki waktu untuk diri mereka sendiri. Tania merasa senang dengan momen seperti ini, di mana mereka bisa melupakan sejenak segala kegiatan dan rutinitas harian.Saat mereka berdua duduk di sofa, Ryan tiba-tiba menatap Tania dengan tatapan penuh kehangatan. "Tania, apa kamu ingin menghabiskan malam ini bersamaku dengan cara yang istimewa?" tanya Ryan dengan senyuman lembut.Tania tersenyum dan merasa jantungnya berdetak le
Hari itu, kabar bahagia melintas di tengah kehidupan Tania dan Ryan. Mereka menerima undangan pernikahan dari Maya, teman lama Ryan yang pernah menjadi bagian dari kisah hidup mereka. Maya akan menikah dengan Setyo, pria yang kini telah menjadi pendampingnya.Tania dan Ryan duduk di ruang tamu, membuka undangan pernikahan tersebut. Wajah mereka berdua memancarkan rasa bahagia dan haru atas kebahagiaan Maya. "Siapa sangka, Maya akan menemukan kebahagiaannya sendiri," ucap Tania dengan senyum tulus.Ryan mengangguk setuju. "Ya, ini sungguh berita yang menggembirakan. Setyo adalah pria yang baik, dan Maya pasti akan bahagia bersamanya."Mereka merenung sejenak, mengenang masa-masa dulu ketika Maya adalah bagian dari perjalanan hidup mereka. Kini, segala sesuatu telah berubah, dan mereka merasa senang melihat Maya menemukan kebahagiaan yang baru."Apakah kita akan datang?" tanya Ryan, melihat ke arah Tan
Suatu hari Tania merasa sedikit pusing saat dia bangun pagi. Beberapa hari terakhir, dia merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Mual dan muntah terjadi pada pagi hari, dan beberapa makanan yang biasanya dia nikmati, kini terasa tidak enak di lidahnya.Ryan, yang selalu peka terhadap perubahan di tubuh Tania, melihat keanehan ini. Setelah sarapan, Ryan meraih tangan Tania dengan lembut. "Tania, apa yang terjadi? Kau tidak kelihatan baik".Tania tersenyum lemah. "Aku merasa mual dan pusing beberapa hari ini, Ryan. Aku tidak tahu apa yang terjadi".Wajah Ryan langsung bersinar. "Kau tahu apa yang bisa ini tandakan, kan?".Tania terkejut. "Maksudmu?".Ryan tersenyum lebar. "Mungkin kau sedang hamil, Tania".Tania terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. Dia tak menyangka bahwa ini bisa menjadi kenyataan. "Kau yakin?".Ryan mengangguk dengan p







