Share

2 SINOPSIS

Gerimis rintik-rintik nampak membasahi bumi di kala pagi menyambut indahnya esok hari. Membuat para insan enggan untuk bergegas meninggalkan ranjang empuk milik mereka. Sementara anak lelaki yang sangat tampan tengah bersiap dengan sweater dan juga syal di lehernya untuk menuju ke bandara.

Hari ini Kalabiru bersama dengan keluarganya akan meninggalkan Indonesia untuk pindah ke Belanda. Pada awalnya biru sangat menolak untuk pergi, dia juga bersikeras untuk tetap tinggal di sini meskipun hanya dengan para pengasuh di rumahnya. Tapi mama dan papanya tidak mengizinkan untuk Biru tetap tinggal di Indonesia sendiri.

"Kenapa kita harus pindah ke Belanda? Aku ingin di sini mah!" tanya Biru kepada ibunya.

"Tapi nak perusahaan papamu membutuhkan dia di sana." jawab ibu Biru.

"Biarkan papa saja yang disana, kenapa kita harus ikut kesana mah?" ujar Biru kembali.

"Tidak bisa sayang, di mana papamu menetap kita harus mengikutinya." jawab Kalina.

Kalibiru kembali cemberut, apalagi setelah mengingat kata-kata orang tuanya beberapa hari lalu. Papa dan mamanya tiba-tiba memboyong mereka sekeluarga untuk pindah ke Belanda.

Bukan tanpa alasan biru menolak untuk pergi dari Indonesia. Jelas saja alasan terbesarnya karena Cintami sahabat Biru yang selalu ingin dia jaga. Anak laki-laki itu juga terlihat sangat murung bila ingat saat-saat berpamitan dengan Cinta. 

Bocah perempuan itu tengah marah kepadanya. Dia mengira bahwa Biru sudah tidak menyayanginya lagi. Sehingga Biru meninggalkannya pergi ke Belanda.

"Kamu jahat Biru... Aku tidak ingin berteman denganmu lagi!" kata Cinta sambil menangis terisak.

"Maafkan aku Cinta! Tapi aku harus ikut papaku kembali ke Belanda." kata Biru sembari mencoba untuk menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Aku janji, nanti setelah besar aku akan pulang dan menemuimu." lanjutnya.

Tanpa berkata apa-apa Cinta langsung pergi meninggalkannya berlari menuju sopir yang sudah menjemputnya di depan pintu gerbang sekolah. Biru hanya bisa terdiam melihat sahabatnya itu pergi berlalu begitu saja setelah dia berpamitan. Bocah laki-laki itu tahu bagaimana perasaan Cinta sahabat baiknya. Tapi mau bagaimana lagi, Biru kecil hanya bisa mengikuti semua kata-kata orang tuanya.

"Jika aku sudah besar nanti, aku janji akan kembali untuk menemuimu Cinta." kata Biru dalam hatinya.

Kalibiru masih setia memandangi rerintikan hujan dari balik jendela kamarnya. Dia menikmati setiap tetes hujan yang turun membasahi dedaunan. Biru takut Cinta masih marah kepadanya. 

Memang setelah beberapa bulan menjalin persahabatan dengan Cinta, Biru sering main ke rumahnya Cinta. Demikian sebaliknya, Cinta juga akan sering main ke rumah Kilibiru. 

Saat Terakhir Biru mencoba datang ke rumah cinta bersama sang mama, bocah kecil itu tidak mau menemui sahabat baiknya. Dan betapa alangkah sedihnya hati Kalibiru. Tetapi mau bagaimana lagi, Cinta memang tipe anak yang keras kepala. Agaknya gadis kecil itu amat sangat kecewa karena si teman kecilnya akan pergi. 

Karena melihat putranya yang sedih, Kalina ibunda biru berusaha menenangkan anak laki-lakinya itu dengan berkata bahwa cinta hanya rasa kecewa saja. Dia juga berkata bahwa pasti Cinta tidak akan marah lagi setelah biru memberikan kado terakhir untuknya. Namun sayang beribu sayang. Ketika Biru berniat memberikan kado terakhir untuk Cintami, dia sama sekali bersikeras tidak mau menemuinya.

"Ayo nak saatnya kita masuk mobil, sebentar lagi kita akan pergi ke bandara!" kata Kalina kepada putranya dan dijawab anggukan oleh Biru.

Sementara di sebuah kamar, masih terpulas seorang gadis kecil dengan piyama teddy bear yang masih melekat di badannya. Pelan-pelan bocah itupun menggeliat dari tidurnya. Dan perlahan-lahan mengucek matanya sambil mengumpulkan kembali nyawanya. Anak itu lalu melihat jendela kamarnya dengan tirai yang melambai-lambai akibat tertiup angin.

"Wah sudah pagi, dingin sekali ternyata hujan." guman Cinta sambil bergegas bangun untuk merapikan tempat tidurnya. 

Meskipun dia masih anak kecil, tapi Cinta adalah bocah yang mandiri. Kemudian tak berapa lama pengasuhnya pun datang untuk membantunya mandi. Setelah beberapa saat dia pun turun untuk melakukan sarapan pagi bersama dengan keluarganya.

"Morning princess mami dan papi!" sapa Eliana dan juga Surya Kencana kepada putrinya.

"Morning mami papi!" balas Cinta.

"Nanti setelah selesai sarapan kita siap-siap untuk pergi ya!" kata mami Cinta.

"Kita mau pergi kemana mami?" tanya Cinta.

"Hari ini Biru dan keluarganya akan pergi ke Belanda sayang. Kita kesana untuk mengucapkan salam perpisahan kepada Biru." lanjut Eliana.

Cintami kembali murung mengingat bahwa sahabatnya hari ini akan pergi. Dan beberapa saat kemudian mereka pun lanjut untuk pergi menuju ke rumah Kalibiru. Gadis kecil itu hanya diam sepanjang perjalanan, tidak ada Cinta yang periang ataupun yang cerewet selama di dalam mobil. 

Sesampainya di depan rumah Biru, salah seorang penjaga datang untuk menghampiri mereka di dalam mobil. Namun alangkah sedihnya Cinta saat tahu bahwa ternyata Biru telah berangkat menuju ke bandara.

"Kenapa kamu tidak mau menemuiku lagi Biru? Kenapa kamu pergi?" kata Cinta yang menangis histeris setelah mendengar sahabat baiknya pergi.

Cinta kemudian tiba-tiba turun dari dalam mobil. Anak kecil itupun klalu berlari tak tentu arah dibawah guyuran hujan deras. Karena tidak memperhatikan jalan Cintami akhirnya jatuh tergelincir.

"Ya Tuhan Cinta...." teriak mami Cinta dengan histeris.

Kedua orang tuanya pun akhirnya berlari menghampiri bocah kecil itu. Mereka sangat panik karena kepala Cinta terbentur dan mengeluarkan banyak darah. Tanpa pikir panjang mereka kemudian bergegas menuju ke rumah sakit terdekat. Akibat benturan di kepalanya, Cinta tak sadarkan diri selama dua hari. Demamnya pun juga tinggi. 

"Mami kenapa Cinta ada dirumah sakit?" tanya Cinta.

"Dua hari yang lalu kamu terjatuh sayang, dan kepalamu terbentur." jawab Eliana.

"Kenapa Cinta bisa jatuh mami?" tanyanya kembali.

"Apakah kamu lupa sayang, kamu sedih karena Biru telah berangkat ke Belanda sebelum berpamitan dengamu nak." jelas mami Cinta.

"Siapa itu Biru mami?" tanya Cinta yang nampak bingung.

Eliana tanpa menjawab apapun lalu bergegas pergi mencari dokter. Ternyata setelah siuman putrinya itu mengalami amnesia.

Cintami memang dapat mengingat semua keluarganya tapi dia melupakan kenangan tentang Biru. Dan ternyata bocah kecil itu menderita amnesia retrograde.

Bagi orang tuanya, mereka bersyukur anaknya tidak apa-apa. Meskipun bocah itu sudah tidak bisa mengenang sahabat kecilnya. Tapi mungkin itu akan lebih baik agar dia bisa tetap ceria juga tidak sedih lagi karena kehilangan sahabatnya yang telah pergi.

"Papi kapan kita pulang? Cinta sudah rindu dengan poni boneka Cinta." rengek gadis itu manja.

"Sabar sayang! Asalkan Cinta mau banyak makan dan minum obat, besok kita akan pulang." jawab sang papi.

"Baiklah kalau begitu Cinta mau makan dan minum obat biar bisa cepat pulang." kata Cinta

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status