Share

3 PERJODOHAN

15 tahun kemudian

Salene Cintami Rosmalia tahun ini sudah genap berusia 19 tahun. Dia pun sekarang sedang menjadi mahasiswa semester 4 di sebuah universitas ternama di Jakarta dengan mengambil jurusan design.

"Nak setelah makan malam, ada yang ingin papi dan mami sampaikan." kata Eliana.

"Baik mi..." jawab Cinta.

Dan kini setelah menyelesaikan makan malam, Cinta beserta kedua orang tuanya duduk di ruang keluarga. Agaknya ada hal yang sangat penting yang akan mereka bicarakan.

"Sayang papi rasa kamu sekarang sudah besar." ucap Surya membuka pembicaraan.

"Kamu juga tumbuh menjadi wanita yang cantik nak." saut Eliana.

"Jadi maksudnya mami dan papi apa ya?" tanya Cinta penuh selidik.

"Begini sayang, papi sedang menjalin kerjasama dengan rekan papi." Surya menjeda kata-katanya dan menarik nafas dalam-dalam "Kamu pasti kenal dengan om Julian Iskandar?"

"Om Julian papanya Sultan kan ya pi?" tanya Cinta memastikan.

"Iya sayang benar." jawab Surya

"Papi sedang ada kerja sama dengan beliu. Dia juga menyuntikkan banyak modal di pabrik papi." lanjutnya, "Tapi..."

"Tapi kenapa pi?" tanya Cinta penasaran.

"Om Julian meminta papi untuk menikahkan kamu dengan Sultan." jawab Surya Kencana.

Deg... Bak disambar petir disiang bolong. Cinta tak percaya apa yang di ucapkan oleh ayah tercintanya itu. Seperti mimpi buruk yang akan Cinta alami. Dia tak menyangka bahwa papinya akan mengikatnya dalam pernikahan bisnis dengan putra rekan papinya itu.

"Maafkan Cinta pi...!" Cinta menarik nafas dalam-dalam berusaha menetralkan degup jantungnya yang begitu kencang. 

"Cinta nggak bisa. Cinta belum ingin menikah dan lagi aku tidak mencintai Sultan." kata Cinta.

"Tapi sayang, semua sudah diatur. Papi sudah menerima lamaran om Julian." jawab Surya.

"Dan untuk masalah cinta, mami rasa kamu bisa memupuknya dari sedikit nak! Seperti pepatah Jawa bilang, tresno jalaran saka kulino." saut Eliana.

Cintami hanya terdiam. Dia tidak ingin menikah dengan Sultan hanya karena pernikahan bisnis tanpa adanya sebuah rasa. Tapi Cinta juga tidak mau mengecewakan papi dan maminya.

"Cobalah kamu pertimbangan nak! Papi harap kamu dapat memikirkannya dengan baik-baik!" kata Surya.

"Aku akan mempertimbangkannya pi. Aku naik ke kamar dulu." jawab Cinta sambil berlalu pergi meninggalkan ruang keluarga menuju ke dalam kamarnya.

"Apakah aku salah mi? Aku hanya ingin yang terbaik untuk putri kita." Surya menghela nafas kasar.

"Tenanglah pi, aku yakin Cinta pasti bisa mempertimbangkan semua ini!" kata Eliana mencoba menenangkan hati suaminya.

"Aku harap seperti itu. Aku hanya ingin putri kita mendapatkan pasangan yang tepat." balas Surya Kencana.

Didalam kamarnya, Cinta menagis dalam diam. Dia sungguh dilema dengan permintaan dari kedua orang tua itu. Baginya menjalankan tugas dari kedua orang tuanya adalah tanda bakti seorang anak. Tapi kali ini tidak sesuai dengan isi hatinya. Dia tidak mau terjerumus dalam sebuah pernikah bisnis. Ditambah Cinta tak mencintai Sultan.

Cinta sendiri sebenarnya juga belum mempunyai tambatan hati. Gadis berhidung mancung itu masih enggan membuka hati untuk seorang laki-laki. Meskipun banyak sekali para lelaki yang mengejar ataupun menyatakan cinta kepadanya. Namun Cintami selalu terlihat dingin kepada para lelaki itu. Dan bahkan sering terlihat acuh tak acuh.

"Tuhan... Apa yang harus aku lakukan?" gumannya.

"Aku tak ingin menikah hanya karena terikat oleh bisnis saja tanpa mempunyai perasaan kepadanya." Cinta masih saja terus bermonolog dan memijat kepalanya yang terasa pusing.

Didalam gundah gulananya dia melirik gaway diatas nakas miliknya. Kemudian mencoba membuka sosial media miliknya. Gadis itu nampak asyik mengalihkan pikirannya sejenak pada berbagai berita viral diakun gosip I*******m miliknya.

Setelah merasa cukup puas, Cintami kemudian menutup sosial medianya. Lalu mencoba untuk menghubungi no what's up temannya. Berkali-kali panggilan dia lakukan tapi tak kunjung juga diangkat oleh si empunya gadget. Dan pada panggilan ke sebelas akhirnya muncul suara dari seberang sana.

"Hallo Salene sayang ! Kenapa berisik sekali sih, ganggu orang tidur aja?" jawab seorang wanita.

"Huu dasar kebo banget si anda Yuanita Christiani. Masih jam segini juga, udah molor aja." gerutu Cinta.

"Astaga Salene, aku sangat lelah sekali. Kenapa sih ganggu orang mulu kerjaannya?" jawab Yuanita sahabat Cinta.

"Aku lagi gabut, pengen curhat." jawab Cinta to the point.

"Aduh curhatnya dipending besok aja deh ya, aku ngantuk banget." balas Yuanita.

"Tapi ini penting..." belum selesai Cinta berbicara, Yuanita sudah memutus panggilan telpon itu.

"Huh belum juga ngomong udah main dimatiin aja. Emang nyebelin banget deh punya kawan satu itu." omel Cinta.

Cinta yang sedang merasa dilema itu pun akhirnya memutuskan untuk tidur. Namun amat sangat disayangkan, wanita cantik itu hanya bisa berguling-guling diatas kasur.

Kicauan burung dipagi hari saling bersautan. Mereka terdengar riang menyambut indahnya pagi ini dengan penuh keceriaan. Cinta masih terjaga dalam tidur. Setelah mengalami insomnia, gadis itu agaknya baru bisa tertidur pukul 4 pagi.

Tok tok tok tok ...

"Cinta waktunya bangun!" kata sang mami.

Mendengar suara teriakan sang mami dan gedoran pintu yang kencang dari luar, Cinta pun menggeliat dari tidurnya dengan agak malas. Kemudian pelan-pelan gadis ayu itu mulai bangun dan menyibak selimutnya.

"Iya mi sebentar lagi." satunya.

"Ini sudah siang nak... Segeralah turun untuk sarapan!" perintah mami Cinta

"Iya mi..." jawabnya.

Wanita itupun kemudian bergegas menuju ke kamar mandi untuk melakukan aktivitas paginya. Setelah itu turun ke bawah untuk menjalankan sarapan pagi bersama dengan keluarganya. Suasana sangat hening, yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu.

Beberapa menit setelah kemudian Cinta hendak kembali menuju ke kamarnya. Dia masih merasa enggan untuk berbicara kepada kedua orangtuanya itu.

"Tunggu nak, ada yang ingin papi bicarakan!" kata Surya. Cinta hanya diam dan kembali duduk di kursi yang baru saja ditempatinya. 

"Masalah perjodohan itu, apakah kamu sudah memikirkannya nak?" tanya Surya kembali.

"Kami harap kamu bisa setuju sayang." timpal Eliana 

"Karena bagaimanapun juga om Julian dan juga papimu sudah bersahabat sangat lama." imbuh Eliana.

"Apakah tidak bisa menundanya pi, paling tidak sampai aku lulus kuliah nanti?" tanya Cinta.

"Sepertinya tidak mungkin sayang." jawab Surya sambil menaruh cangkir kopi yang baru saja diminumnya, "Kamu akan tetap bisa berkuliah nak, meskipun sudah menikah." 

"Besok om Julian beserta dengan keluarganya akan kemari untuk membicarakan acara pertunangan. Dan papi harap keputusanmu tidak membuat kami kecewa nak!" kata Surya sambil berdiri hendak pergi untuk berangkat ke kantor.

Cinta kemudian berjalan dengan lesu menuju ke dalam kamarnya. Wanita itu juga berniat akan mengurung diri. Dia merasa sangat penat dan ingin sekali kabur dari rumah. Tetapi sayangnya, Cintami bukanlah tipe anak durhaka yang lari dari perjodohan seperti cerita di dalam novel.

" Oh Tuhan... Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menjalani perjodohan ini meskipun aku tidak mencintai orang itu?" gumamnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status