Share

5 BERTUNANGAN

"Cinta jangan lupa nak, hari ini kamu ada fitting baju di butik untuk acara besok lusa!" kata Eliana mengingatkan sang putri yang telah pergi berlalu meninggalkannya untuk berangkat ke kampus.

"Iya mami..." jawab Cinta sambil masuk kedalam mobilnya.

Hanya butuh waktu 15 menit Cinta telah sampai di kampusnya. Gadis cantik yang baru genap 19 tahun itu pun kemudian memarkirkan mobilnya dan menuju ke kelasnya.

Setelah jam mata kuliahnya usai, Yuliana Christie sahabat Cinta menghampirinya untuk makan di kantin. Mereka terlihat sangat asyik mengobrol.

"Pulang kampus kita nonton yuk!" ajak Yulia.

"Nggak bisa, aku nanti harus ke butik buat fitting baju untuk acara besok lusa." jawab Cinta.

"Apa kamu sudah serius dengan keputusanmu?" tanya Yulia meyakinkan sahabatnya itu.

"Sepertinya..." jawab Cinta kembali.

"Baiklah Salene jika itu sudah menjadi keputusanmu. Aku hanya bisa mendoakan saja." kata Yulia.

Mereka pun melanjutkan makan kembali. Dan setelah pukul 2 siang, Cinta meninggalkan kampusnya. Wanita itu bergegas menuju ke butik tempat dimana dia harus fitting baju untuk bertunangan dengan Sultan Iskandar dua hari lagi.

Sesampainya di butik, Cinta menunggu calon suaminya selama 2 jam. Namun sayangnya, lelaki itu tidak juga kunjung datang. Dan rupanya, Sultan tidak bisa menemani cinta melakukan fitting baju karena aktivitasnya yang sangat sibuk.

"Maaf nak, hari ini Sultan harus meeting dengan beberapa klain. Jadi tidak apa-apakan kalo mama yang menemani Cinta?" kata Mareta ibunda Sultan.

"Iya tidak apa-apa." jawab Cinta sambil tersenyum masam. 

Cinta sangat kecewa, karena diacara yang penting seperti ini Sultan lebih mementingkan pekerjaan. Wanita itu berfikir mungkin mereka tak akan cocok kedepannya. Dan gadis itu mungkin juga harus berpura-pura untuk membuat seolah dia bahagia dengan pilihan orang tuanya.

Fitting baju berjalan dengan lancar. Dan untuk acara pertunangannya besok, Cinta akan mengenakan dress panjang berwarna peach. Yang akan membuat Cinta terlihat sangat cantik saat mengenakannya. Sungguh betapa sangat beruntungnya laki-laki yang akan menjadi suaminya.

"Apakah kamu tidak apa pulang sendirian nak?" tanya Mareta.

"Tidak apa-apa ma, lagian Cinta juga bawa mobil sendiri." jawab Cinta.

"Kalau begitu hati-hati di jalan ya sayang!" kata Mareta.

"Iya ma..." jawab Cinta dan langsung masuk dan melajukan mobilnya.

****

Dua hari kemudian....

Gadis ayu itu sedang mematikan dirinya di depan cermin. Berkali-kali dia nampak menghela nafas panjang. Dipikirannya seakan terlintas niat ingin kabur saja dari acara malam ini. Namun nama baik keluarganya akan tercemar oleh tindakan bodohnya itu.

"Akhirnya aku harus bertunangan dengan tuan muda ke dua Iskandar." guman Cinta.

Tiba-tiba saja dari balik pintu, sang mami masuk ke dalam kamarnya. Perlahan ibunya itu berjalan ke arahnya sambil melihat pantulan diri putri tunggalnya dari cermin.

"Sayang kamu cantik sekali." kata Eliana menatap pantulan sang putri dari cermin.

Cinta pun berbalik menatap maminya. Dipeluknya ibu yang telah mengandungnya selama 9 bulan 10 hari itu dengan erat. Ingin sekali dia melupakan semua isi hatinya saat ini. Namun dia tidak ingin merusak momen bahagia untuk keluarga tercintanya itu.

"Mi apakah aku akan benar-benar menikah dua bulan lagi?" tanya Cinta.

"Percayalah nak... Meskipun nantinya kamu telah menikah, kamu tetap gadis kecil mami." kata Eliana.

Mendengar ucapan sang mami, tanpa terasa air mata membasahi pipi Cinta. Dia menangis terharu karena rupanya begitu besar rasa sayang dari maminya itu. Maka dari itu, diurungkannya niatan ingin kabur oleh Cinta. Karena tidak ingin membuat maminya kecewa dan papinya malu.

"Hei ada apa ini? Kenapa kalian malah saling berpelukan dan menagis di sini?" terdengar dari depan pintu suara bariton milik Surya Kencana yang memecah tangis kedua ibu dan anak itu.

"Ini adalah hari bahagia. Kalian adalah kedua bidadariku, jadi aku mohon janganlah menangis! Dan setidaknya ajak aku juga untuk ikut berpelukan." lanjut papi Cinta.

Eliana juga Cintami tersenyum mendengar ucapan gombal dari Surya Kencana tersebut. Mereka bertigapun langsung berpelukan.

"Papi ngapain kesini?" tanya Eliana.

"Sudah saatnya Cinta bertukar cincin dengan pasangannya, tapi kalian malah masih asyik berpelukan disini." jawab Surya.

"Hem baiklah kalau begitu mari kita turun." ajak Eliana "Ayo sayang kita temui calon tunanganmu itu."

"Baiklah..." jawab Cinta.Mereka pun akhirnya turun ke bawah, menuju ke ruang tamu di mana acara pertunangan Cinta dan Sultan diadakan. Semua mata tertuju pada Cinta yang terlihat begitu cantik bak putri raja. Begitu pula dengan Sultan yang memandang tanpa berkedip kepada calon pasangannya itu.

"Kamu sangat cantik nak." puji Julian pada calon menantunya tersebut.

"Terima kasih atas pujiannya pa." jawab Cinta.

Acara pertunangan pun berjalan dengan sangat lancar. Cintami dan Sultan juga telah bertukar cincin lambang mereka telah resmi bertunangan. Banyak kolega dan relasi mereka yang mengucapkan selamat. Dan tak sedikit pula yang memuji mereka sebagai pasangan yang serasi.

Hingga tengah malam acara pertunangan itu baru selesai. Para tamu juga sudah banyak yang pulang. Ruangan tersebut kini sudah terlihat sepi dan tersisa dari kedua belah pihak keluarga. 

"Papi aku sangat lelah, bolehkah aku kembali ke kamar terlebih dahulu?" kata Cinta kepada ayahnya.

"Baiklah sayang, beristirahatlah!" jawab Surya.

Cinta pun kembali ke kamarnya untuk bersih-bersih dan mengganti pakaian. Akhirnya wanita cantik itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia membayangkan bagaimana kehidupannya nanti setelah menikah. Akankah bisa sebahagia seperti sekarang ini? Ataukah dia akan selalu hidup dalam kepura-puraan bahagia di depan kedua orang tuanya.

"Kedepannya aku harus mengandalkan diriku sendiri setelah menikah." guman Cinta yang kemudian terlelap dalam mimpi manisnya.

Namun belum lama dia terjaga dalam tidurnya, Cinta terbangun karena sebuah mimpi yang sering muncul. Dalam mimpinya, dia melihat sosok anak laki-laki yang tak jelas wajahnya. Mimpi itu terlihat seperti nyata. Namun tiap Cinta berusaha memikirkan mimpinya dan mengingat tentang anak laki-laki itu, kepalanya selalu merasa sakit.

"Sebenarnya kamu siapa? Kenapa selalu datang dalam mimpiku?" guman Cinta sendiri.

Pernah Cinta bercerita kepada maminya, namun sang mami berkata itu hanyalah bunga tidur dan menyuruhnya untuk tidak terlalu memikirkannya. Namun semakin dia berusaha melupakan tentang mimpi itu, semakin sering Cinta bermimpi yang sama. 

"Apakah ini sungguh hanyalah bunga tidur? Namun kenapa terlihat seperti nyata?" guman Cinta kembali.

Cinta kemudian menatap keluar jendela kamarnya. Terlihat banyak bintang bertaburan di langit. Menambah indahnya malam yang sunyi. Cinta yang sudah merasa tidak bisa tidur kembali, akhirnya memutuskan untuk memulai membuat sebuah gambar sketsa di atas kertas putih yang dia ambil dari atas nakas. 

"Bila kamu adalah nyata, maka aku menunggumu datang kepadaku!" kata Cinta di dalam hatinya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mala Lestari
Eh, lupa atau amnesia nih? Ayo lanjut Kak, penasaran sama kisah mereka berdua .........
goodnovel comment avatar
MA Marayna
Cinta lupa sama Biru?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status