Share

Tiga Puluh Empat

Pagi akhirnya  menjelang. Suster sudah datang untuk memeriksa kondisi Arjuna. Mereka dengan telaten mengecek kondisi pasiennya tersebut sekalian mencuri-curi pandang wajah rupawan yang jarang tersenyum itu. Meski terkesan dingin dan angkuh, namun parasnya membuat semua orang betah berlama-lama memandangnya.

“Ehm ....” Arjuna berdehem ketika menyadari sejak tadi suster itu tidak fokus.

“M-mari, Pak, permisi ... setelah sarapan, obatnya jangan lupa diminum, ya.” Seorang suster menepuk bahu temannya yang terlihat masih terkesima.

Kemudian keduanya pergi sambil mengangguk. Namun sesekali masih saja suster itu mencuri pandang dengan sudut matanya.

Srikandi baru saja ke luar dari kamar mandi. Dia mengikat rambutnya yang tergerai. Kini blezer yang sejak kemarin di kenakan sudah di lepasnya. Gadis itu hanya memakai kemeja lengan pendek dan terlihat lebih santai. Dia mengambil gawainya dan mengirim pesan pada seseorang.

[

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wawan Tarwan
Mmantaaaaap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status