Home / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 104. Menebus

Share

Bab 104. Menebus

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-07-07 04:54:09

"Tolong!!"

Suara Nabil menggema menembus dinginnya udara pegunungan. Teriakan itu menusuk ke tulang, membuat nyali Rere dan Ragil yang masih berpencar turun ke perut. Jantung mereka berdetak kencang.

"Itu suara Nabil!" pekik Rere, matanya membelalak.

Ragil yang berada lebih dekat langsung menoleh ke arah suara. Langkahnya terhenti sejenak. Dia mencoba mencerna arah datangnya teriakan itu, lalu segera berlari melintasi batu-batu besar dan pohon cemara yang menjulang.

Sementara itu, di sisi curam tebing barat, tubuh Nabil tergantung hanya dengan satu tangan mencengkeram akar pohon yang menyembul dari dinding tanah. Napasnya berat. Kakinya mengayun di atas jurang menganga. Hanya beberapa detik saja, jika cengkeramannya lepas, tubuhnya akan meluncur bebas ke dasar lembah.

"Ya Allah..." desah Nabil sambil mencoba mengayunkan kakinya mencari tumpuan.

Namun tanah yang baru diinjaknya tadi memang rapuh. Tebing itu sudah sejak lama dianggap jalur paling rawan. Dan sekarang dia terjebak di ujun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 140. Dibohongi

    "Kak, Kemarin kan udah, masak sekarang mau lagi?""Nggak tahu kenapa aku nggak bisa berhenti jika dekat kamu, Ey. Aku selalu ingin dan menginginkanmu.""Dia tak tahan tidak menyentuhku. Apa itu juga artinya dia tak mungkin tak menyentuh kembali Kak Dania?" Keya teramat gelisah. Bahkan kebiasaannya tidur siang, kini tidak bisa dia lakukan.Bayangan tubuh Dania yang menggiurkan saat tadi siang, entah disengaja atau tidak disengaja, menyingkap hijabnya lalu dia menunduk hinggah belahan kemejanya yang rendah menampakkan apa yang seharusnya dia tutupi walau itu sesama wanita. Lalu bayangan Liam yang berlutut minta maaf, bercampur aduk dengan bayangan dirinya yang bercanda menghindar dari Liam yang menginginkannya saat malam sebelum berangkat."Non... kenapa nangis?" suara Bi Ira terdengar pelan dari arah dapur kecil, membawa nampan berisi dua gelas teh hangat dan sepiring biskuit. Ia berhenti saat melihat Keya duduk sendirian di sofa ruang tengah, tubuhnya menunduk, bahu terguncang pelan

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 140. Semua

    Pintu rumah bergemerincing ketika Dania mendorongnya masuk. Wangi semprotan ruangan yang terlalu menyengat menyambutnya. Dari dapur, Bu Marya muncul tergesa. Daster biru lautnya bermotif bunga besar-besar, rambut dikuncir seadanya."Nak, kamu dari mana saja? Kok lama banget? Sudah kamu ambil baju kamu?"Dania mendengus kecil. Dilemparkannya kontak sepedanya ke meja. "Nggak jadi aku bawa, kecuali aksesorisku.""Maksud kamu gimana? Itu baju kamu lumayan mahal, lho, sayang kalau nanti dipaki Keya.""Dia pakai?" Dania mencibir.. "Enggak mungkin la Bu, badannya aja beda banget sama aku, jelas kedodoran. Belum lagi selera dia jauh banget dengan seleraku. Dari yang aku tahu, dia pakai baju warna kalem terus. Sedangkan baju aku,.. Ibu tahu sendiri kan?"Wanita itu mengeryit, memegangi jidatnya. "Bener juga ya?""Tahu nggak, Bu. Mulanya aku jengkel banget. Keya itu taruh baju-bajuku di sudut lemari, sudah dipak sama koper. Seperti barang rongsokan."Bu Marya menaikkan suara. "Dia begitu? Engg

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 139. Tak tahu

    "Assalamu'alaikum," suara dari depan pintu membuat Bi Ira menghentikan kegiatan melipat kain. Ia bergegas menuju ruang tamu.Seorang perempuan dengan balutan gamis berwarna marun dan wajah datar berdiri di ambang pintu. Matanya menyapu ruangan, lalu berhenti menatap Bi Ira.“Siapa kamu?” tanya Dania dengan nada datar tapi matanya menyelidik tajam.Bi Ira yang membuka pintu menatap perempuan muda itu dari atas ke bawah. “Saya Ira. Saya yang mengasuh Non Keya sejak dia masih kecil.""O, jadi kamu pembantu wanita sialan itu!"Bi Ira langsung menajamkan matanya."Saya Dania." Dania mengangkat alis. “Saya istri sah Pak Liam. Mau ambil barang saya yang masih ada di kamar.”Bi Ira menegakkan tubuh. “Kamar yang mana?"Tapi Dania masih beranjak.. "Ei, tunggu. Kamu nggak bisa masuk sesukanya. Saya baru dengar kalau ada wanita lain selain Keya yang menjadi istri Liam. Tunggu saja Non Keya pulang, ya.”"Bisa Nggak, kalau kamu panggil Pak sama suami saya. Bagimanapun dia itu majikan kamu.""Tapi d

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 138. Perlengkapan Sheryn

    "Akhirnya cucu Aba datang juga." H Darman menyambut Keya yang baru datang di depan rumah.Keya segera memarkir motornya.Disapa seperti itu, gadis kecil itu tersenyum dengan mengeluarkan kata-kata. Tangannya yang kecil melambai-lambai. H Darman kemudian mengambil dari gendongan Keya dan membawanya masuk."Sheryn ya, Ba?" Bu Aisyah keluar dengan tergopoh-gopoh. Sepertinya sudah begitu lama dia tak bertemu dengan cucunya dia amat rindu. Diciuminya gadis itu."Makin nakal, Mi. Kerjaannya manjat melulu. Ghak ada diemnya," kata Keya."Ghak apa, itu namanya anak pinter. Nabil duluh juga ghak pernah mau diam, beda dengan Hanafi." ucap Bu Aisyah tentang Nabil, lalu tersadar setelah melihat Keya terdiam.Keya masuk dan meletakkan keperluan Sheryn. Nampak di ruang keluarga, berbagai jenis mainan untuk anak seusia Sheryn, begitu banyaknya. Sekilas Keya merasa ada yang aneh, bagaimana mungkin orang seperti H Darman dan Bu Aisyah bisa mengerti soal mainan-mainan edukatif itu. Saat ditanya, katanya

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 137. Takut

    "Aku pergi duluh ya, Kak."Liam mengulurkan tangannya. Keya mencium punggung tangan suaminya dengan lembut."Salim sama Ayah, Cantik," kata Keya kepada putrinya yang masih balita. Gadis kecil itu menurut, lalu mengangkat tangan kecilnya, mengucapkan salam. Liam membungkuk, mencium pipinya dengan gemas.Belum juga beranjak ke pintu, Liam berbalik arah dan memeluk Keya dengan erat."Kak, ini kenapa sih kok lebay banget?" tanya Keya sambil terkikik pelan."Hati-hati kalau di rumah," bisik Liam, mencium kening istrinya."Kan sudah ada Bi Ira yang nemenin aku dari pagi sampai malam. Kenapa Kakak jadi khawatir?"Liam tersenyum, mengusap pipi Keya. Sejak kemarin, ada keresahan yang tak bisa ia jelaskan. Semalaman ia memeluk Keya seperti ingin menahan waktu. Ia tahu, ini hanya pelatihan satu bulan untuk guru di pesantren, tapi hatinya tidak bisa dibohongi. Ada kecemasan yang tumbuh.Ia masuk kembali ke rumah, menatap koper hitam di dekat pintu. Setelah memastikan semua sudah lengkap, ia menu

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 136. Resah

    "Bagaimana, Dik, sudah beres?" tanya Ratna yang pagi itu hendak berpamitan pergi bersama yang lain."Aku ngerasa sudah saja, Mbak," jawab Liam pelan. Liam seolah ragu menceritakan apa yang terjadi sebagai syarat Dania melepaskannya."Maksudnya?""Aku udah ngucapin talak ke dia." Liam menepuk-nepuk setang motornya yang masih panas karena baru saja diparkir."Xyukurlah kalau sudah beres, Dik," katanya lebih lembut."Sekali lagi jangan bilang ke Keya dulu ya, Mbak. Biar nanti surat cerainya sampai duluan. Aku yang bakal kasih dia kejutan." Senyum pahit mengembang di wajah Liam.Ratna mengangguk, menyimpan rahasia itu di dalam dadanya."Setidaknya kamu bisa lebih tenang setelah ini," katanya kemudian."Iya, dari kapan hari aku sempat bingung ngasih tahu Keya kalau aku sebentar lagi mau pergi. Untungnya sekarang ada Bi Ira yang nemani dia."Tepat saat itu Keya datang dari belakang. Tubuhnya ramping, dengan hijab instan yang dia pakai nampak cerah di wajahnya. Ratna langsung memeluknya era

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status