Perusahaan Widjaja Architect yang tergabung dalam Widjaja Grup menjadi heboh, ketika berita 'skandal' yang di kompori oleh istri Fabian menjadi viral. Satu-satunya yang menjadi objek pesakitan di sini adalah Nadya.Sekarang image sebagai pelakor telah melekat kuat pada Nadya.Banyak yang tidak mempercayainya, karena Nadya yang mereka kenal selama ini adalah sosok wanita yang supel, ramah dan baik pada semua orang. Namun, tidak sedikit juga yang termakan dengan isu murahan tersebut.Terlebih karena pernyataan Diah, didukung oleh HM perusahaan, Cecilia Agatha. Atasan Fabian yang saat itu ikut memergoki 'perselingkuhan' Fabian dan Nadya. Tidak hanya itu, Cecilia bahkan mengumumkan kalau ia telah memecat Nadya dengan tidak hormat karena perilaku buruknya.Saat Adam sampai di kantor, gosip ini bahkan belum mereda sama sekali dan justru tampak semakin panas. Apalagi orang yang hanya menerima berita itu dari orang lain, lalu menambahkannya dengan imajinasi liar mereka sendiri, semakin memper
Adam dikuasai amarah, tapi nalarnya masih bekerja dengan baik. Adam berkata dengan dingin, "Demi persahabatan kita, aku akan memaafkan istrimu untuk kali ini, Fabian. Tapi, tidak ada lain kali." Kalimat Adam tajam dan mengancam, Fabian bahkan tidak berani untuk membatahnya. Adam menyebut namanya secara langsung, itu artinya ia tidak main-main saat ini. Persahabatan mereka dipertaruhkan. Tentu saja, Fabian yang paling tau bagaimana karakter Adam, karena mereka berteman dekat cukup lama. Adam memiliki karakter setia dan suka menolong orang lain, bahkan untuk orang yang baru dikenalnya. Fabian mendengar sendiri dari Nadya, kalau Adam dan Nadya bersahabat. Melihat Adam masih menahan diri membalas istrinya, merupakan suatu hal yang luar biasa karena ia masih bisa berhenti saat ini dan itu semua karena Adam masih memandang persahabatan mereka. Jika tidak, bahkan jika Diah mengandalkan keluarganya sekalipun untuk melindunginya, maka ia masih tidak dapat menahan kemarahan Adam. "Terimaka
Fabian segera keluar, melihat kehadirannya dalam ruangan itu tidak diperhatikan. Istrinya sibuk menenangkan Cecilia. Istrinya bahkan tidak peduli dan sama sekali tidak menganggap kehadirannya dalam ruangan tersebut. Fabian pun memutuskan untuk keluar, menyusul Adam.Dia berjalan secepat yang dia bisa, "Itu dia!"Fabian melihat punggung Adam yang sedang berjalan di lobi parkir. Beruntung Fabian sudah memiliki dugaan sebelumnya, jika Adam pasti akan kembali atau paling tidak ia akan menemui Nadya."Adam, tunggu!"Fabian setengah berlari menyusul Adam.Adam berhenti dan berbalik."Ada apa?" Tanya Adam datar.Fabian masih terengah-engah, "Bro, gue mau minta maaf." Ujar Fabian berterus terang.Paling tidak, Fabian ingin menjernihkan masalah hari ini dengan Adam. Ia tidak ingin, karena masalah yang terjadi, hubungan persahabatan dirinya dengan Adam rusak."Langsung saja, apa yang sebenarnya ingin lu katakan?" Ucap Adam datar.Jujur, ia sedang menahan perasaan marah pada Fabian. Karena keti
Mungkin masalah pelik yang menimpa Nadya sudah selesai dengan Cecilia menarik kembali pernyataannya dan menjernihkan nama Nadya. Ditambah, Cecilia juga telah membatalkan keputusannya memecat Nadya. Sehingga, Nadya bisa tetap aktif bekerja di perusahaan.Meski begitu, efek dari kejadian hari itu, membuat Nadya sempat mengalami trauma dan berakibat pada menurunnya kondisi kesehatannya. Nadya terserang demam tinggi dan itu membuat Adam terpaksa meliburkan kerjanya hari itu untuk menjaga Nadya.Sebenarnya, bisa saja Gira atau Sherin yang berada di sana untuk menemani Nadya. Hanya saja, mereka masih memiliki banyak perkerjaan yang harus segera di selesaikan. Sehingga keduanya harus segera kembali ke kantor. "Nad, makan dulu buburnya, ya!" Ujar Adam dengan lembut ketika menyuapkan sesendok bubur ke mulut Nadya."Udah, Adam... pahit tau!" Ujar Nadya cemberut dan menutup mulutnya rapat-rapat."Kamu harus menghabiskannya, Nad! Ingat, kamu butuh energi biar cepat pulih. Katanya kamu mau cepat
"Yeaayy, kita berhasil." Sorak Gira dan yang lainnya merayakan keberhasilan mereka. Mereka sudah bekerja selama dua minggu penuh untuk mengerjakan desain gedung dan juga perumahan karyawan untuk salah satu perusahaan semen terbesar di Jawa Timur tersebut. Jelas, ketika mendengar Sandi mengumumkan bahwa desain proyek mereka telah disetujui dan diterima oleh klien, membuat mereka bersorak senang.Tidak terkecuali Nadya!Dia yang telah kembali bekerja siang itu, tidak dapat menutupi rasa senangnya. Seolah, semua masalah sehari sebelumnya, menguap begitu saja dengan hasil yang timnya terima hari ini."Untuk merayakannya, saya pribadi mengundang semua orang untuk merayakannya di rumah saya. Semua orang di undang. Kita harus merayakan keberhasilan hari ini." Tambah Sandi bersemangat. Tentu saja, salah satu alasannya adalah karena ia ingin berdekatan dengan Nadya.Nadya kurang setuju dengan rencana itu sebenarnya, cuma karena Sandi mengatakan itu demi merayakan keberhasilan mereka, jadi Nad
Sandi dengan manis menutupi niat busuknya yang sebenarnya. Ia sengaja meminta Ayu untuk mengantar Nadya ke kamarnya, untuk menghindari kecurigaan semua orang. "Lebih baik wanita yang mengantar Nadya, 'kan? Lagian saya belum halal untuk Nadya, hahaha." Beberapa rekan pria langsug menyahuti ucapan Sandi, "Segera lamar saja Nadya nya, pak Sandi. Biar cepat halal. Jadi, pesta berikutnya kita akan menghadiri pesta pernikahan pak Sandi dengan Nadya, hahaha." Sandi tertawa senang mendengar ucapan mereka dan mengamininya, "Doakan saja, tidak lama lagi hal itu akan terjadi." Jawaban Sandi begitu manis, namun dalam hatinya sudah terbayang dengan beberapa rencana licik untuk bisa mendapatkan Nadya hari itu. "Pak, di sini ada kamar. Kenapa tidak memakai kamar ini saja untuk nona Nadya?" Tanya Ayu dengan polosnya. Ayu sebenarnya juga tidak setuju untuk mengantar Nadya beristirahat di kamarnya Sandi. Bagaimanapun Sandi adalah pria lajang, tidak etis rasanya menempatkan Nadya di kamar Sandi,
Sandi merasakan darahnya turun lebih cepat ke bawah, begitu mendengar suara yang tidak asing di telinganya itu memanggil namanya. Sandi dengan gugup berbalik, penampilannya tidak ubahnya seperti maling yang sedang kedapatan sedang mencuri."Eh, P-pak Fabian?" Ucap Sandi gugup.Fabian sudah tahu apa yang sebenarnya sedang di rencanakan Sandi dari pesan yang diterimanya beberapa saat yang lalu. Namun, ia sengaja bersikap seperti orang polos yang baru saja datang."Pak Fabian kapan datangnya? Saya baru saja akan menghubungi anda untuk acara hari ini." Ujar Sandi lebih lanjut dan memasang wajah bersalah karena terkesan seperti melewatkan Fabian untuk acara hari ini.Kenyataannya, Sandi sengaja tidak mengundang Fabian karena motifnya untuk mendapatkan Nadya hari ini. Jika ada Fabian di sekitarnya, bagaimana mungkin dia dapat menjalankan rencananya?Fabian membaca dengan jelas tujuan Sandi, tapi dia bersikap masa bodoh dan tidak mempermasalahkannya."Ah, kamu ini, acara ini untuk merayakan
Nadya terbangun dengan tubuh terasa begitu lelah, setelah tertidur dalam waktu yang lumayan lama. Ia bahkan masih mengenakan seragam yang sama yang digunakannya ketika kerja siang tadi. Beruntung, sepatunya sudah dilepas.Saat melihat sekelilingnya, Nadya terkejut menemukan dirinya terbangun di atas kasurnya sendiri.'Siapa yang membawaku pulang?' Pikir Nadya heran.Setelah mengumpulkan keasadarannya, Nadya mencuci muka terlebih dahulu, sebelum keluar untuk bikin makan, ia merasakan cacing dalam perutnya sudah berontak minta diisi. Saat itu, sudah menunjukkan pukul satu lewat tengah malam. Itu artinya, dirinya sudah tertidur lebih dari enam jam. Nadya awalnya berniat untuk membuat mie rebus untuk dirinya, mengingat hari sudah begitu larut untuk membuat ataupun sekedar mencari makan malam. Namun, ketika melewati meja makan, Nadya menemukan ada kotak makanan yang berisi bebek panggang kesukaannya."Loh, kakak sudah bangun?" Tanya Nala yang saat itu juga terbangun dan bermaksud mengamb