Share

Bab 3

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 15:35:15

"Kau sudah pulang, aku menghawatirkanmu," ucap Yoona sambil menatap lembut ke arah Raydan Han yang baru saja tiba di apartemen.

Raydan Han akhirnya kembali setelah beberapa minggu ke luar kota. Wajahnya terlihat lelah. Dia berhasil menyelesaikan masalah yang mengancam keamanan mereka. Tapi wajah itu kembali dingin dan acuh menatapnya.

"Tak ada yang perlu kau khawatirkan, aku baik-baik saja," jawab Raydan Han sambil berjalan ke arah pantry untuk mengambil segelas air minum.

"Pengawal akan mengantarmu pulang ke rumah utama kemasi barang-barangmu," ucap Raydan Han dengan suara dingin tanpa ekspresi.

"Apa maksudmu? Bukannya situasi di luar sedang tidak aman?" tanya Yoona, mulai merasa khawatir dengan ketegangan yang terasa di udara.

"Tenang saja, para pemberontak itu sudah tertangkap. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," jawab Raydan Han sambil tetap meminum air di gelasnya.

Yoona mencoba menenangkan hatinya yang mulai berdebar-debar. "Bisakah aku tinggal di sini bersamamu? Kita kan sudah menikah, kita harus saling melindungi," ucapnya dengan suara serak.

Tiba-tiba saja, Raydan Han berhenti.

Pria itu menatapnya tajam.

"Kau jangan lupa, Yoona. Kau boleh menemuiku setelah setahun pernikahan untuk bercerai. Anggaplah pertolongan ini sebagai tanggung jawabku kepada mendiang ayahmu. Jadi pulanglah bersama pengawal ke rumah utama," kata Raydan Han dengan tegas.

"Apa kau tetap ingin bercerai?" tanya Yoona, mencoba memahami alasan di balik keputusan Raydan Han.

"Ya, kita tetap akan bercerai," jawab Raydan Han tanpa ekspresi.

Yoona merasa kecewa, namun dia mencoba untuk tetap tenang. "Tapi, kenapa kau melakukan ini, Raydan? Tak bisakah kita belajar mencintai, kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama," ucapnya dengan suara gemetar.

Raydan Han diam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Kita tidak cocok, Yoona. Kita berdua hidup di dunia yang penuh dengan ketidakadilan dan kehampaan. Aku ingin kau memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik tanpa keterlibatanku."

Yoona menangis, dia merasa hancur. Dia mencoba untuk memahami alasan Raydan Han, tapi hatinya terlalu terluka. "Apa ini akan menjadi akhir dari segalanya?" gumamnya sendiri.

"Kau lebih kuat daripada yang ku kira, Yoona. Aku yakin kau akan bisa melanjutkan hidupmu tanpa kehadiranku," kata Raydan Han dengan suara tegas.

Mereka berdua terdiam sejenak, atmosfer di ruangan itu terasa begitu tegang. Yoona merasa kehilangan, namun dia tahu dia harus menerima keputusan Raydan Han.

"Baiklah, Aku akan menghormati keputusanmu, Raydan Han. Aku akan pergi besok pagi," ucap Yoona dengan suara patah hati.

Raydan Han menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan rasa tak bisa diungkapkan. "Ya," ucapnya pelan.

Tiba-tiba Raydan Han teringat dengan keputusannya beberapa bulan yang lalu. Ia duduk di meja makan bersama ayah angkatnya, Joe Aiden, yang sedang menikmati santapan malam. Joe Aiden, seorang investor terkenal di Korea Selatan, dia bangga dengan prestasi putra angkatnya sebagai hakim termuda di negara itu.

"Ku dengar kau bekerja sebagai hakim ketua termuda di negeri ini, begitu disenangi masyarakat," kata Joe Aiden sambil tersenyum bangga.

"Ya, Appa, sebagai hakim ketua termuda di Korea Selatan, aku harus adil dan bijaksana," jawab Raydan Han.

"Hmm... kau memang anakku yang membanggakan," puji Joe Aiden sambil mengangguk-angguk. "Tapi ingat, jangan lupakan janjimu itu. Kau harus menikahi anakku, Yoona Ri. Lupakan wanita yang sedang kau dekati sekarang, karena itu hanya sia-sia. Kau tahu appa mu ini bisa melengserkanmu dari jabatanmu sebagai seorang hakim di negeri ini. Jangan kau balas air susu dengan air tuba, hakim ketua," ucap Joe Aiden tegas.

Raydan mengangguk, meskipun dalam hatinya ia merasa tidak setuju dengan keputusan appanya. Ia tidak ingin menikahi Yoona, adik angkatnya. Ia tidak ingin orang mengatur hidupnya. Namun, sebagai seorang anak yang hormat kepada orang tua, Raydan tidak berani menentang keputusan Joe Aiden.

"Ya, Appa," jawab Raydan dengan wajah datar.

Joe Aiden tersenyum puas. "Bagus, kau adalah anak yang patuh. Sebagai seorang hakim, kau harus menunjukkan keteladanan dalam segala hal."

Namun, di dalam hati, Raydan merasa tercekik dengan keputusan itu. Ia merasa terikat dan tidak bisa bebas untuk memilih pasangan hidupnya sendiri.

***

Di dalam ruang kelas yang sepi, Yoona duduk di meja dosen sambil melipat-lipat kertas yang ada di hadapannya. Tatapan matanya kosong, seolah-olah dia berada di dunia sendiri. Di sudut ruangan, sekelompok mahasiswa terlihat saling berbisik-bisik, mungkin mereka sedang membahas tugas kuliah yang sebenarnya tidak begitu penting bagi Yoona.

"Sudah kah kau menyerahkankan tugas kita kepada Miss Yoona?" tanya salah seorang mahasiswa.

"Iya, saya sudah mengirimkan tugas yang kita kerjakan bersama. Semoga dia bisa memberikan penilaian yang baik," jawab mahasiswa yang lain.

Yoona mendongakkan kepalanya ketika mendengar pembicaraan mereka. Dia menyadari bahwa hari ini adalah saatnya untuk memberikan penilaian terhadap tugas-tugas mahasiswa tersebut. Tanpa banyak berkata, Yoona mulai mengecek satu per satu tugas yang ada di depannya. Sebenarnya dia tidak begitu peduli dengan tugas-tugas itu, tapi sebagai seorang dosen, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan penilaian yang adil kepada para mahasiswanya.

Setelah selesai memberikan penilaian, Yoona mengumpulkan kertas-kertas tersebut dan menyimpannya di dalam tasnya. Dia melangkah keluar dari ruang kelas dengan langkah yang lemah dan hati yang terasa berat. Dia merasa kehidupannya seperti sudah tidak memiliki makna lagi sejak kepergiannya dari apartemen suaminya.

***

Saat tiba di rumah, Yoona langsung menuju ke ruang tamu dan duduk di sofa yang empuk. Dia lalu mengambil selembar foto pernikahannya yang dia simpan di dompetnya. Melihat senyum bahagianya di foto itu membuat Yoona semakin terpuruk dalam kesedihan yang mendalam. Air matanya mulai menetes tanpa bisa ditahan.

"Kenapa kita harus berpisah, Raydan Han?" bisik Yoona sambil menatap tajam foto pernikahan mereka.

Saat itu, handphone Yoona bergetar. Dia melihat nama yang tertera di layar handphone, 'Raydan Han'. Tanpa ragu, Yoona langsung membaca isi pesan itu.

['Yoona. Bisakah kita bertemu?']

Pesan singkat Raydan Han yang membuat hatinya bergetar.

Tanpa basa-basi, Yoona langsung membalas pesan mengiyakan pertemuan tersebut.

Dia merasa hatinya berdebar-debar campur aduk antara harapan dan takut akan apa yang akan dia dengar dari Raydan Han.

Setiap bulan, Yoona masih menerima transferan uang dari Raydan Han sebagai nafkahnya.

Namun, uang tersebut tidak mampu mengobati rindu yang begitu dalam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 74

    Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia menda

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 73

    Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 72

    Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 71

    Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 70

    Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 69

    Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status