Share

Bab 4

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-12-10 15:36:21

Yoona dan Raydan Han kini duduk di sebuah sudut cafe yang sepi, terlepas dari keramaian yang terjadi di sekitar mereka. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan pertemuan kali ini terasa agak tegang.

"Bagaimana kabarmu, Yoona?" tanya Raydan Han sambil menatap wanita di hadapannya. Yoona menatapnya dengan ekspresi tenang sebelum akhirnya menjawab. "Baik, bagaimana kabarmu, Raydan?"

"Sudah lama kita tidak bertemu. Banyak gosip yang beredar begitu liar tentang kedekatanku dengan anak perdana menteri. Apa kau tidak terganggu?" tanya Raydan Han dengan nada sedikit sinis.

"Bagaimana aku bisa tidak terganggu, kalau kau saja tidak pernah datang menemuiku. Bukannya kita suami istri," balas Yoona dengan nada sinis yang sama. Perbincangan mereka terasa penuh dengan tegang dan kebingungan.

"Apa kau menemuiku hanya untuk menghindari gosip itu?" tanya Yoona dengan ekspresi mengejek.

Raydan Han merasa sedikit tersinggung dengan pertanyaan itu. Mereka saling menatap dengan tatapan tajam, seolah-olah sedang saling menguji satu sama lain.

"Tidak juga, hari ini ulang tahunmu, apa yang kau inginkan?" tanya Raydan Han dengan wajah dingin.

Yoona menatapnya dengan tatapan heran. "Kau ini tidak seperti biasanya. Dan jujur saja, tidak ada apa-apa yang aku inginkan."

Yoona merasa sedih melihat perubahan sikap suaminya. "Kenapa kau selalu dingin seperti ini, Raydan? Apakah menikahiku suatu aib bagimu?"

Raydan Han menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab. "Seperti yang kau tahu, aku menikahimu karena permintaan ayahmu. Sebulan lagi, kita akan bercerai. Jadi mintalah permintaan dariku selain cinta."

Yoona terdiam, tidak menyangka bahwa pernikahannya dengan Raydan Han hanya akan berlangsung singkat. Dia merasa sedih dan hampa, karena telah menaruh harapan yang besar pada pernikahan mereka.

"Apakah tidak ada cara untuk kita menjaga pernikahan ini, Raydan Han?" tanya Yoona dengan harapan.

Raydan Han menatapnya dengan tatapan tajam. "Tidak ada cara, Yoona. Ini adalah keputusan yang harus aku ambil, demi kepentingan hidupmu dan karierku."

Yoona terdiam menahan tangis tapi tak tertahan juga. Dia merasa seperti hidupnya runtuh dalam sekejap, tanpa ada yang bisa dia lakukan. Perasaannya yang tulus dan cintanya kepada Raydan Han tidak dianggap penting.

"Apakah keputusanku salah sudah memilih menjadi istrimu, Raydan," ucap Yoona sambil menyeka air mata.

Raydan Han hanya menatapnya dengan ekspresi datar, seakan tidak peduli dengan perasaan Yoona. Dia adalah seorang hakim yang tegas dan bersikap adil, meskipun kadang terkesan dingin dan tidak berperasaan.

Mereka duduk diam di cafe itu, dengan perasaan hampa dan penuh kekecewaan. Suasana menjadi tegang dan hening, seolah-olah rahasia kelam mereka terbongkar di tempat itu.

Di luar cafe, ternyata sudah banyak gosip yang beredar tentang pernikahan mereka. Banyak orang mulai bertanya-tanya tentang alasan Raydan Han menikahi Yoona karena balas budi, dan spekulasi yang tak enak mulai tersebar luas.

Raydan Han hanya terdiam dan membiarkan gosip masyarakat mengalir begitu saja. Baginya, yang penting adalah menjaga reputasi dan integritasnya sebagai seorang hakim ketua yang dihormati.

"Aku ingin pelukan darimu dan satu hari saja berada di sisiku menjadi suamiku. Tidak ada yang lain," tiba-tiba Yoona berkata.

Raydan Han terdiam sejenak. Dia tidak pernah mendengar Yoona mengungkapkan keinginannya dengan begitu tulus sebelumnya. Namun, dia tahu bahwa keinginan Yoona akan jauh lebih sulit diwujudkan daripada yang dia bayangkan.

"Baiklah tapi jangan berharap datang keajaiban tentang hubungan kita setelah ini," jawab Raydan Han dengan ekspresi serius.

Yoona tersenyum tipis. Dia tahu bahwa Raydan Han memiliki tembok yang tinggi di hatinya, dan dia tidak pernah berharap bahwa tembok itu akan runtuh dalam satu hari saja. Namun, dia tidak peduli. Yang dia inginkan hanyalah satu hari kebersamaan dengan suaminya, tanpa beban dan tanpa ketegangan.

"Kenapa kau membenciku? Apa begitu hina kah aku menjadi istrimu?" tanya Yoona, mencoba untuk memecahkan kebuntuan di antara mereka.

"Kenapa bertanya kalau kau tahu jawabannya. Berulang kali kubilang, pernikahan ini hanya balas budi dariku," jawab Raydan Han dengan suara yang sedikit kesal.

Yoona merasa hatinya terluka mendengar jawaban itu.

Dia tidak pernah menduga bahwa Raydan merasa seperti itu.

Dia merasa bahwa pernikahan mereka adalah sesuatu yang nyata, bukan hanya balas budi semata. Tapi, semua jauh dari harapannya...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 74

    Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia menda

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 73

    Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 72

    Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 71

    Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 70

    Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 69

    Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status