Yoona Ri mendadak dijodohkan dengan Raydan Han, seorang hakim muda di Korea Selatan. Meski Yoona mencintai pria yang dulu pernah diselamatkan ayahnya itu, tapi Raydan ternyata mengajukan kesepakatan perceraian setelah satu tahun pernikahan! Lantas, bagaimana nasib Yoona, terlebih sebuah peristiwa tak terduga justru membuat Raydan Han yang awalnya dingin dan cuek berubah menjadi baik dan perduli kepada Yoona! Fb: kayko kayko Ig: @mela_ir
View More"Yoona, aku sudah menepati janjiku kepada paman Joe. Kita sekarang resmi menjadi suami istri. Mari kita buat perjanjian pernikahan."
Tatapan tajam dan ucapan tegas Raydan Han membuat Yoona bingung. "Perjanjian pernikahan? Apa maksudmu?" Sayangnya, Raydan Han justru tertawa sinis. "Bukankah Kau yang menginginkan pernikahan palsu seperti ini?" "Ini adalah kesepakatan yang aku buat dengan paman Joe. Aku hanya melaksanakan janji yang telah kuberikan padanya," ucap pria itu lagi. "Namun, apakah kau tidak merasakan apapun? Apakah hatimu begitu dingin sehingga bisa membuat kesepakatan seperti ini?" ujar Yoona sambil meneteskan air mata. Raydan Han hanya diam untuk sesaat sebelum akhirnya berkata. "Ini bukan masalah perasaan, Yoona. Ini hanya masalah bisnis. Kau tahu betapa pentingnya nama baik dan kekayaan bagi keluargamu. Kau hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan itu." Tanpa basa-basi, Raydan Han langsung memulai pembicaraan serius. Yoona terdiam, tidak menyangka bahwa suaminya akan mengajukan perjanjian pernikahan di malam pertama mereka. Namun, dia diam-diam mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Raydan Han. "Pertama, pernikahan ini hanya bertahan satu tahun. Kedua, kita hanya bertemu jika ada acara penting saja. Ketiga, temui aku setelah setahun pernikahan dan kita akan bercerai. Jangan campuri urusanku begitu pun aku tak ingin tahu tentang hidupmu," ucap Raydan Han dengan tegas. Yoona merasa terkejut dan terluka mendengar kata-kata suaminya. Hatinya hancur mengetahui bahwa pernikahan mereka hanya dianggap sebagai kesepakatan bisnis belaka. "Tapi diluar dari itu, jangan kau lepas cincin pernikahan ini. Cincin ini adalah simbol dari perjanjian kita, jadi pastikan untuk selalu memakainya," tambah Raydan Han dengan sinis. Yoona yang duduk di atas tempat tidur terdiam, terkejut dengan tuntutan yang diucapkan oleh suaminya. Matanya berkaca-kaca, mencerminkan kebingungan dan ketakutan dalam hatinya. "Kenapa kau menikahiku kalau pada akhirnya kita akan bercerai?" tanya Yoona dengan suara lirih, mencoba menahan air matanya yang ingin berlinang. Raydan hanya tersenyum sinis dan tak memberikan jawaban apapun. Dia berbalik dan berjalan menuju pintu kamar utama, meninggalkan Yoona sendirian dengan rasa hampa yang begitu mendalam. Wanita itu terduduk lemas di tempat tidur, mencoba menyerap semua perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Mengapa takdirnya seperti ini? Pernikahan dan suaminya semakin jauh dan terasing ... Sayangnya, apapun yang Yoona lakukan seakan percuma. Raydan Han semakin jarang pulang ke rumah utama, bahkan mereka hanya bertemu saat pertemuan keluarga saja ... *** Sebelas bulan setelah pernikahan Raydan Han datang ke rumah utama dengan langkah terburu-buru. Dia sedikit kesal karena orang yang sejak tadi sulit dia hubungi sedang asyik bersantai di depan laptop tanpa mengetahui kehadirannya. "Kau sepertinya sedang sibuk sampai panggilanku pun tak kau angkat, huh?" sindir Raydan dengan nada yang sedikit kesal. Yoona terkejut mendengar suara Raydan Han. Dia segera melepas earphone-nya dan menatap suaminya dengan ekspresi terkejut. "Ah, aku memang sedang sibuk. Memangnya ada perlu apa?" tanya Yoona dengan penuh penasaran. "Aku, maksudku tumben sekali kau kesini," tambahnya. "Sudahlah, tidak usah bertanya-tanya. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," ujar Raydan Han serius. Yoona mengangguk dan melepas earphone-nya. Dia menatap suaminya dengan tatapan penasaran. "Ada apa?" tanya Yoona. "Untuk sementara Kau harus ikut denganku meninggalkan rumah ini," ucap Raydan Han tegas. "Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Yoona semakin penasaran. Raydan Han diam sambil berpikir keras dengan memandang wajah Yoona. "Aku merasa tidak tenang meninggalkan Kau sendirian tinggal di sini," jelas Raydan. Deg! Yoona Ri terdiam sejenak sedikit tertegun dengan ucapan Raydan Han. ---Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia menda
Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me
Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h
Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku
Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"
Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments