Share

CEMBURU

Author: Alya Snitzky
last update Last Updated: 2022-11-02 08:38:10

Rachel mengikuti langkah Alex menuju ruang tamu dan saat melihat siapa yang datang ia pun langsung memeluknya.

“Kamu ke mana aja? Kenapa baru datang?” tanya Rachel, cemberut 

Elang tertawa kecil dan memeluk Rachel dengan erat.

“Hei, jangan cengeng. Udah punya suami jangan gampang menangis, adik manis,” kata Elang sambil menepuk pundak Rachel dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Melihat pemandangan di hadapannya Alex hanya diam, entah mengapa ia merasa jika hubungan Rachel dan Elang bukanlah hubungan antara mereka bukanlah hubungan antara adik dan kakak.

“Ehem!”

Mendengar deheman Alex, Elang pun mengurai pelukan dan memandang Alex.

“Ini suamiku, Alex,” ujar Rachel kepada Elang.

“Ya, tadi kami sudah bertemu dan berkat dia juga aku bisa masuk. Tadi aku ditahan di pos security. Susah sekali untuk bisa menemuimu,” kata Elang sembari mengacak rambut adik angkatnya.

Rachel hanya tertawa kecil.

“Penampilanmu seperti ini, siapa juga yang akan mengizinkan kamu masuk,” kata Rachel

Elang hanya tertawa kecil, ia baru menyadari jika penampilannya memang agak sedikit kacau. Dengan celana jins yang sobek di sana sini, kaus dengan warna yang sedikit lusuh, dan sepatu kets. Penampilan Elang mirip dengan berandalan. Padahal wajahnya cukup tampan.

“Aku terburu-buru ke sini, jadi pakaianku seadanya. Siapa yang menyangka jika kamu tinggal di istana seperti ini. Jika tahu kamu tinggal di istana aku pasti memakai pakaian yang lebih pantas,” jawab Elang.

Rachel hanya tertawa kecil. Dan pada akhirnya mereka pun berbincang-bincang dengan hangat. Sementara Alex tidak banyak bicara. Ia hanya mendengarkan obrolan di antara Rachel dan Elang. 

Setelah merasa cukup lama berada di rumah Rachel, Elang pun pamit pulang.

“Kamu harus rajin menengokku ya,” kata Rachel sebelum Elang menghilang dari pandangan.

Saat Rachel menoleh, Alex sudah memasang wajah cemberut.

“Apa dia kakak kandungmu? Ibu dan ayahmu tidak pernah mengatakan jika kamu memiliki kakak lelaki,” kata Alex.

Rachel menoleh ke arah sang suami dan tersenyum lembut.

“Kamu cemburu kepada Elang?” tanyanya menahan tawa.

“Aku hanya tidak ingin orang lain melihatmu bermesraan dengan lelaki lain selain aku, suamimu,” kata Alex dingin.

Rachel menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

“Aku dan Elang berbeda enam tahun. Meski dia bukan kakak kandungku, tetapi sejak kecil keluarganya  sering menjagaku jika kedua orang tuaku tidak ada. Waktu kita menikah, dia memang tidak ada di Indonesia. Dia sedang melanjutkan kuliah di Singapura. Jadi, kamu tidak sempat bertemu dengannya,” kata Rachel menjelaskan.

Alex menghela napas panjang, “Aku hanya tidak suka jika kamu dekat dengan lelaki lain selain aku.”

“Dia bukan orang lain, dia  sudah aku anggap kakakku sendiri. Meski dia bukan kakak kandungku tetapi dia tetap adalah kakakku," kata Rachel dengan tegas.

Alex ingin membantah perkataan sang istri, tetapi ia sadar saat ini Rachel sedang hamil dan ia tidak mau membuat istrinya stres. Ia pun kembali menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

“Ya sudahlah kita masuk ke dalam. Kamu harus istirahat dan aku juga sebentar lagi harus ke kantor. Ada pekerjaan yang harus aku kerjakan,” kata Alex.

Rachel hanya mengangguk dan mengikuti langkah suaminya kembali ke kamar.

“Kamu makan siang dulu, ya. Mau dibawakan ke kamar atau makan di ruang makan?”

“Aku mau makan di sini saja. Bisa minta mbok Markonah menyiapkannya?” tanya Rachel.

Alex menganggukkan kepalanya, yang paling penting sekarang adalah membuat Rachel dan bayi mereka sehat selalu. 

Tak lama kemudian Mbok Markonah pun masuk sambil membawakan makan siang untuk Rachel. 

"Maaf saya merepotkan," kata Rachel. 

"Nggak apa-apa, Non. Tadi tuan sudah pesan kalau non perlu sesuatu kasi tau mbok aja," kata Markonah sambil tersenyum. 

Rachel hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. 

"Makasih banyak ya, Mbok," ujarnya. 

Markonah hanya tersenyum lalu meninggalkan Rachel dan segera kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara itu, Alex yang memang hendak pergi menyempatkan untuk makan siang bersama Sheila.

“Ke mana Rachel? Dia tidak makan siang?” tanya Sheila saat ia tidak melihat kehadiran Rachel di sana bersama mereka.

Alex yang sedang menyuapkan nasi, menghentikan suapannya.

“Tadi dia minta untuk makan di kamar. Tidak apa-apa, biarkan saja. Dokter tadi memang mengatakan jika dia harus banyak beristirahat dan makan makanan yang bergizi. Dia juga tidak boleh terlalu lelah, usia kandungannya masih sangat rentan.”

Maharani yang juga sedang makan hanya mencibir.

“Jangan terlalu kamu manjakan wanita itu, nanti dia besar kepala,” kata Maharani.

 Alex tidak menanggapi perkataan ibu sambungnya itu. Ia memilih melanjutkan makannya.

“Kamu mau ke mana setelah makan siang?” tanya Sheila.

“Aku harus ke kantor, ada yang harus aku kerjakan. Kenapa?” Tanya Alex

“Aku mau bicara sebentar saja. Ada yang perlu kita bicarakan,” sahut Sheila.

Alex hanya menganggukkan kepalanya perlahan.

Setelah selesai makan, ia langsung menuju ke kamar Sheila diikuti oleh istri pertamanya itu.

“Ada apa, Sayang? Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Alex setelah mereka berada di kamar.

Sheila mengerucutkan bibirnya lalu duduk di sofa sambil menatap Alex dengan tatapan penuh harap.

“Aku nggak suka kamu terlalu memanjakan perempuan itu. Benar apa yang mamimu katakan. Jika dibiarkan dia bisa menjadi besar kepala dan manja,” ujar wanita itu sedikit kesal.

Alex menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Alasan utamanya menikah dengan Rachel bukan atas dasar cinta. Ia hanya menikahi gadis polos itu karena Sheila tidak bisa memberikan keturunan. Sementara ia perlu keturunan yang merupakan darah dagingnya untuk melindungi hartanya. Papinya baru akan memberikan perusahaan kepadanya jika ia bisa memiliki seorang anak. Jika tidak maka perusahaan akan diberikan kepada adik tirinya. Dan Alex tentu saja tidak mau.

“Aku tidak pernah mencintai Rachel seperti aku mencintaimu,” jawab Alex.

Sheila menarik napas dalam-dalam. Jujur saja ia merasa takut jika cinta Alex akan terbagi terlebih dengan adanya bayi dalam kandungan Rachel.

“Dia sedang hamil dan aku memiliki tanggung jawab untuk menjaganya juga anak kami,” kata Alex sambil merengkuh Sheila dalam pelukannya.

Ia dan Sheila sudah lama saling mengenal dan mencintai. Sejak mereka masih kuliah. Bukan waktu yang sebentar untuk Alex bisa berpaling dengan mudah ke lain hati.

Ia akui jika dulu ia dulu yang membuat Rachel jatuh hati kepadanya dan tidak bisa  menolak lamarannya.

“Aku hanya takut jika cintamu kepadaku akan berpaling,” kata Sheila sambil memeluk Alex dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya itu.

"Aku tidak pernah berubah, Sayang. Sampai kapan pun juga hanya kamu yang mengisi hatiku," kata Alex lembut penuh cinta. 

Sheila tersenyum dan mencium pipi suaminya itu. "Kalau begitu, kamu akan menyingkirkan wanita itu jika anak kalian sudah lahir, bukan?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   HAPPY EVER AFTER

    "Rachel … aku Alex Matthew sekali lagi ingin meminta persetujuanmu untuk memenangkan hatimu. Maukah kau menikahiku lagi?" Alex menengadah dan menatap tepat ke kedua mata Rachel yang berwarna coklat tua. Kedua tangannya terulur ke atas sambil memegang sebuah kotak berisikan cincin berlian yang besarnya tidak main-main.Jantungnya berdebar kencang, berharap agar Rachel … cinta sepanjang hidupnya mau menerima kembali dirinya. Kali ini adalah benar-benar murni versi dirinya yang sesungguhnya.Rachel memandangi Alex yang tengah berlutut di hadapannya dan melamarnya. Pria yang sama yang pernah mengisi hatinya enam tahun yang lalu. Pria yang telah memberinya buah hati yang tampan dan berbakat. Dan pria yang sama pula yang pernah paling menyakiti hatinya.Akankah ia bisa mempercayai pria ini lagi untuk menjadi pendamping seumur hidupnya?"Mommy, apakah Daddy Alex sedang minta maaf pada kita?" tanya Alexa kecil dengan nada suaranya yang polos, membuat Rachel terdiam."Iya betul! Aku sedang min

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   BUKAN SEPERTI ITU CARANYA, DADDY

    Rachel masih membelalak lebar mendengar ucapan Alex. "Dasar kurang ajar! Berani sekali kamu memintaku menggantikan wanitamu! Lepaskan aku, Brengsek!"Namun alih-alih melepaskan, Alex malah menyatukan kedua tangan Rachel di atas kepala wanita itu dan menahannya. "Berhenti bersikap seperti ini. Lagipula aku sangat yakin kamu pasti cemburu karena aku mengajak perempuan lain ke rumah ini, kan? Kamu tidak bisa mengelak kalau kamu masih sangat mencintaiku.""Kamu sangat tidak sopan, Alex! Lepaskan aku atau aku akan berteriak agar semua orang tau kalau kamu sedang berusaha melecehkan istrimu sendiri!""Oh, aku takut sekali mendengarnya, Rachel!"Mereka pun masih saling bertatapan dengan tajam saat suara pintu kamar mendadak dibuka dengan kasar.Brak!"Kudengar kalian ribut lagi, hah? Dan apa yang sedang kalian coba lakukan?" pekik seorang pria tua yang nampak membelalak kaget.Alex dan Rachel pun langsung menoleh bersamaan menatap pria tua itu.Rachel langsung terdiam menatap Mahendra, ia m

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   KAMU MASIH ISTRI SAHKU

    “Kalau Daddy mau tau perasaan mama kepada Daddy, buat saja Mama cemburu,” kata Alexa kepada Alex.Lelaki itu baru saja bercerita kepada sang anak jika dia ingin sekali kembali membuat Rachel mencintainya seperti dulu. Dan diluar dugaan Alexa malah mengusulkan saran seperti itu.“Apa kamu yakin?”“Coba saja kalau tidak percaya.”Maka, malam ini Alex merencanakan semuanya dengan matang. Ia sengaja bersandiwara dengan seorang gadis yang bekerja di sebuah club malam."Shit! Ayo, cepatlah! Aku sudah hampir sampai!" kata Alex dengan keras."Ah, Alex..." desah wanita di bawahnya makin keras.Brak!Dan wanita muda dengan segala keangkuhannya itu masuk ke sana."Apa kamu pikir rumah ini tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram wanita itu dengan tatapan tajam yang berapi-api.Rachel tidak bisa menahan dirinya mengetahui kalau Alex sudah mulai berulah dengan membawa para wanita nakal ke rumahnya.Apalagi karena ada anak-anak di rumah itu.“Kamu memintaku dan anak-anak tinggal di sini hanya

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   MENJADI SALAH SEORANG PEMILIK

    Mahendra merasa sangat senang karena ia baru saja menerima pesan jika saat ini Alex sedang bersama dengan anak istrinya di rumah sakit. Meski merasa khawatir kepada Alexa, tetapi Mahendra senang pada akhirnya Alex mengetahui keberadaan Alexa dan Rachel.“Papi berharap jika kamu dan anak-anakmu mau tinggal bersama lagi di rumah papi,” kata Mahendra kepada Rachel.“Kamu tidak harus tidur dalam satu kamar bersamaku. Tapi, yang paling penting kita bisa satu atap demi anak-anak,” kata Alex kepada Rachel.Rachel menarik napas panjang. Sungguh rasanya sangat berat untuk mengiyakan permintaan Mahendra. Tetapi, ayah mertuanya itu tampak begitu berharap. Mungkin karena ia juga ingin berkumpul dengan cucunya.“Dalam hal ini aku tidak bisa menjawab. Semuanya terserah kepada Alexa,” jawab Rachel lirih.Rachel berharap jika Alexa akan menolak, tetapi ternyata gadis itu menerima permintaan Alex dan Mahendra.“Aku mau tinggal bersama Daddy dan Grandpa,”jawab gadis kecil itu dengan tegas.Dan akhirny

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   RINDU TERPENDAM

    Entah berapa lama Alexa kehilangan kesadaran karena matanya terasa begitu berat. Saat ia terbangun, tubuhnya terasa basah. Hal itu disebabkan karena keringat yang keluar. Ia menoleh ke sampingnya, tampak Rachel memegang tangannya. Sementara kepalanya berada di atas ranjang. Ibunya tertidur dalam posisi duduk. Dan ketika ia melihat ke arah sofa ... ternyata Alex sedang duduk di sana sambil menatap layar laptopnya.“Mama ....”Alex yang mendengar suara Alexa segera menyingkirkan laptopnya dan menghampiri gadis kecil itu.“Kamu sudah bangun, Sayang? Mau minum?”Mendengar suara Alex yang terasa dekat, Rachel membuka matanya. Dan wanita itu tersenyum saat melihat Alexa sudah terbangun. "Kamu mau apa? Bajumu basah, Sayang. Mau mama bantu untuk menggantinya?" tanya Rachel. Alexa duduk di tempat tidurnya, memandangi ibunya dengan tatapan penuh kesedihan. Rachel, mencoba meyakinkan Alexa untuk mengganti pakaian yang kotor dengan yang segar. Namun, gadis kecil itu menolak dengan tegas."Ma

  • BUKAN RAHIM SEWAAN   MAAF

    Mendengar suara Celine, Rachel pun bergegas masuk ke dalam. Dan saking paniknya ia sampai tidak menyadari jika Alex pun ikut masuk dan berjalan di belakangnya. Saat mereka masuk, tubuh Alexa sudah ada di atas lantai yang dingin. Sementara Celine duduk bersimpuh di dekat Alexa sambil menangis."Ya ampun, Alexa!” Rachel membantu Alexa bangun, lalu terkejut dengan betapa panasnya tubuh putrinya itu. “Suhu tubuhmu semakin parah!"“Ayo, kita bawa saja dia ke rumah sakit!” kata Alex dengan tegas.Pandangan Alexa buram, kepalanya menjadi pusing tapi suara panik Rachel terdengar jelas. Samar ia juga melihat kehadiran Alex bersama sang ibu. Apa lelaki yang mengaku ayahnya ini juga tengah mengkhawatirkannya?Entah berapa lama Rachel dan Alex membawa tubuh Alexa ke mobil. Akan tetapi, semakin lama Alexa semakin kesulitan membandingkan antara mimpi dan bukan.Gadis kecil itu merasa tubuhnya seperti melayang. Dan semuanya pun menja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status