Share

Chapter 6

Penulis: Velmoria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-15 06:43:14

“Istri macam apa yang berkeliaran di jam malam seperti ini?” Ibu langsung menyerangku dengan cercaan menusuk saat kedua kakiku melangkah di ruang tamu. “Apa temanmu yang sakit itu tidak punya keluarga sampai kau harus menjaganya dua puluh empat jam?”

Aku memandang Ibu dengan wajah malas. “Ibu salah informasi. Aku tidak menjaganya selama itu ...” Aku menoleh pada Jay yang duduk diam dengan wajah bingung. Apa-apaan dia, kutatap Ibu kembali, “aku baru beberapa jam di sana, sejak tadi siang. Dia hidup jauh dari keluarganya. Jadi aku—”

“Ah, hentikan! Itu hanya alasanmu, Ava!” Dengan telunjuk mengacung, kedua mata Ibu mendelik marah padaku. “Sejak kapan kau memiliki teman lain selain Britta dan Sully?”

Aku diam, tidak berniat menjawab, menoleh lagi pada Jay. Benar, aku hanya memiliki dua teman baik selama hidupku, tapi keduanya bisa langsung menusukku dari belakang dengan mengencani suamiku.

Meski pria itu Jay, yang hampir tidak pernah kuanggap sebagai suami selama kami menikah, tetap saja, Britta dan Sully keterlaluan. Mereka menginjak-nginjak harga diriku. Teman yang selalu bersama sejak usia belasan tahun.

Dan si berengsek ini lebih biadab! Dia bisa membuat kedua mantan teman baikku itu jatuh ke pelukannya dengan sangat mudah. Mereka gila!

“Jangan membuat kekacauan dalam rumah tanggamu, Ava!” bentak Ibu, lalu melirik Jay yang hanya diam memandangi Ibu. “Kau juga, Jayden. Bertindak tegaslah pada istrimu. Jangan biarkan dia berkeliaran setelah jam makan malam. Ava masih senang bertindak seolah dia masih melajang!” Ibu masih membentak. Benar-benar hebat untuk urusan menceramahiku.

Oh, aku lelah. Pikiranku dipenuhi sosok Neil yang kutinggal begitu saja di kamarnya seorang diri. Bagaimana jika dia membutuhkan sesuatu saat terbangun nanti?

Bagaimana jika suhu tubuhnya makin meningkat naik? Wah, aku tidak bisa membayangkan itu.

“Va ... Ava!” Bentakan Ibu menyadarkanku.

“Ya, Bu?” Aku mengerjapkan kedua mataku, sedikit perih akibat terkena angin yang masuk melalui jendela mobil saat aku menyetir kencang dengan membiarkan kaca mobil terbuka lebar.

“Kau ini! Daritadi apa kau tidak mendengarkan Ibu bicara?”

“Aku dengar, Bu,” keluhku, lelah.

Kulihat Jay bergerak dari duduknya, beranjak, berjalan mendekati Ibu. “Bu ... daritadi Ibu belum duduk. Duduklah dulu ... akan kubuatkan teh lemon dingin untuk Ibu,” ujar Jay, lembut menenangkan. Hebat, dia bisa bersikap seperti itu dengan sempurna.

Ibu menghela napas. Aku tahu Ibuku itu mudah luluh pada Jay. Sejak dulu memang begitu. Ibu mempercayakan diriku sepenuhnya pada Jay. Jadi Ibu akan sering mengganggu Jay dengan panggilan-panggilan berupa pertanyaan atau nasihat pernikahan.

Aneh, untuk hal satu itu, Jay tidak pernah mengeluh padaku. Tidak pun kesal seperti saat Ayahku yang setiap akhir pekan, di hari minggu, meminta Jay pagi-pagi buta datang ke lapangan golf untuk menemaninya bermain.

Ayah dan Ibu, terutama Kakekku, selalu berbahagia untuk pernikahan kami. Bahkan sebisa mungkin, ikut andil agar pernikahan kami selalu bisa menjadi panutan semua orang. Mereka tidak lelah untuk berjaga-jaga, agar tidak ada hal atau noda sekecil apapun dalam pernikahan kami.

Luar biasa! Aku sungguh lelah dengan semua keharmonisan tipuan ini. Sekarang, aku kembali melihat Jay menuntun Ibu yang terus menggerutu berjalan menuju ruang tengah.

Kapan aku bisa bebas? Tidur di ranjang yang hangat bersama Neil yang kupuja.

***

Entah keputusan siapa, akhirnya Ibu menginap di rumah kami dan tidur di kamar Jay.

Aku dan Jay memang selalu berjaga-jaga dengan alasan bahwa kamar tamu itu terkadang dijadikan tempat bekerja oleh Jay, karena kenyataan ada sebagian besar barang-barang Jay di sana saat keluarga dari pihak kami berdua, tiba-tiba datang berkunjung dan melihatnya.

“Kenapa Ibu memilih kamarmu?” Aku berbisik, sangat cemas jika suaraku akan terdengar meski terpisah dinding.

“Aku tidak tahu. Hanya ....” Jay menatapku, lalu menghela napas, tidak tampak dia berniat melanjutkan.

“Hanya apa?” Aku menyikutnya dengan tidak sabar. Pria berengsek ini semakin menyebalkan. Beruntung, sedang tidak ada jalangnya yang datang berkunjung malam ini. Sehingga dia terbebas dari kecurigaan Ibu, dan tentu saja, petaka besar.

“Apa kau yakin ingin mendengarnya?” Kedua alis Jay terangkat. Menambah ketampanannya menjadi berkali-kali lipat. Sekali lagi, meski berengsek, dia memang sangat tampan.

Tapi sungguh! Aku tidak akan terpedaya dengan wajah tampan yang menyimpan akal busuk di dalamnya.

“Seharusnya tidak usah bicara saja sejak awal!” gerutuku kesal. Ingin sekali bersuara keras, tapi posisiku jauh lebih berbahaya jika sampai Ibu mendengar aku berbicara kasar pada Jay.

“Ibu berpikir ada masalah dengan kegiatan ranjang kita,” jelas Jay, setengah bergumam.

“Apa?” Aku melotot, merasakan kedua bola mataku ingin meloncat keluar karena begitu terkejut. Sepersekian detik aku segera sadar bahwa Ibu pasti mulai terpengaruh akan gunjingan orang-orang tentangku yang tidak kunjung hamil.

“Harus kuulangi?” Jay malah balik bertanya dengan wajah kesal. Aku yakin dia sama tidak sukanya dengan hal ini.

“Ini gawat!” Kegelisahan menjadi memenuhi diriku saat ini. Menggigit bibir bagian bawahku dengan rasa bingung. “Apa ... sebaiknya aku berpura-pura hamil saja?”

“Apa maksudmu?” Jay balik bertanya lagi, kali ini giliran kedua matanya yang akan meloncat keluar.

“Kita bisa melakukan itu. Kau boleh memilih siapapun yang ingin kau tanam benihmu, dan aku akan berpura-pura diriku seolah hamil Anakmu. Bisakah seperti itu?” Lambat-lambat aku berkata. Ragu pada ide gilaku sendiri. Itu akan mudah dilakukan diawal, dan semakin sulit dipertengahan, apalagi diakhir.

Ibu tidak semudah itu dibohongi. Sama sepertiku, Ibu terlalu sulit ditipu. Aku sadar, hubungan dengan Neil saja sudah sangat sulit untuk kusembunyikan darinya. Apalagi kehamilan bodoh yang ingin kuciptakan ini.

“Kau masih waras, kan? Aku sedang tidak ingin cari mati, Ava,” bisik Jay. Meneliti wajahku yang masam dan kesal sejak dia menyebutkan masalah ranjang. Ini gila!

“Ibu pasti belum tidur, aku tahu Ibu akan bertindak seperti apa setelah dia menargetkan sesuatu yang dicurigainya.” Kupandangi dinding pembatas diriku dan Ibu dengan perasaan sesak. Aku sulit melawannya. Ibu dan Kakekku adalah dua sosok yang paling sulit kuhadapi.

“Ikuti ideku saja malam ini. Semoga besok pagi Ibu tidak mencurigai kita,” gumam Jay, dia kembali berbisik di telingaku. Aku seakan lupa bahwa posisi kami begitu dekat di atas ranjangku. Bahu kami menempel satu sama lain.

“Apa idemu?”

“Kita pura-pura melakukannya.” Jay menutupi telingaku dengan kedua tangannya, berbisik jelas hingga suaranya membuatku merinding.

“Melakukan ‘itu’?” Sungguh, aku tidak paham bagaimana caranya berpura-pura melakukan kegiatan itu dengan Jay.

“Kau hanya perlu mendesah, begitu juga denganku,” kata Jay lagi, dia terlihat salah tingkah sebenarnya, tapi tidak memperlihatkannya secara terang-terangan padaku.

Ini lucu. Rancu dan menggelikan.

“Sebut namaku di sela desahanmu, begitupun aku. Kita perlu membuat suara-suara dari ranjang. Melakukan sesuatu seperti itu menjadi seolah-olah nyata.” Jay melompat-melompat di atas ranjang dalam posisi duduknya. Aku menahan tawaku, konyol!

“Lupakan. Itu merusak fantasiku tentangmu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 60

    Aku tidak tahu kapan Jay pergi dari kamarku. Ketika terbangun, aku justru melihat Dira sedang meletakkan nampan berisi makan siang.“Dira ... kau tahu ada seseorang tadi bersamaku?” Cemas, aku takut hanya kembali berhalusinasi melihat dan merasakan Jay ada bersama denganku.Dira menggeleng bingung. “Tadi Nyonya Martha memanggilku untuk mengambil parfait greek yogurt buatannya untuk Anda, dan kami berbincang sebentar. Tapi aku tidak melihat siapapun yang keluar dari rumah.” Penjelasan Dira membuatku ragu, bahwa aku dan Jay baru saja melewati sesi bercinta yang menyenangkan.Benar-benar tidak ingat, tapi aku yakin sejak pagi kami bersama. Jejak percintaanku dan Jay masih terasa di tubuhku. Tapi dia pergi tanpa pamit, mungkin dia menghilang saat sudah berhasil membuatku tidur nyenyak dalam pelukannya.Neil pulang lebih cepat, sekitar jam empat sore. Dengan wajah berseri-seri, Neil naik ke ranjang setelah dia selesai mandi. Menciumku tanpa ragu, dia berhenti sejenak dan tampak terkejut, m

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 59

    Melewati trimester pertama, perutku semakin besar dari kehamilan normal yang sering kulihat di manapun. Kecuali satu yang kutahu, aku mengandung bayi kembar. Tebakanku tidak salah dan keyakinan ibu jelas benar, karena hasil Ultrasonografi menunjukkan hal itu.Kehamilan enam belas minggu, terlihat seperti dua puluh tujuh minggu. Itu mengembirakan sekaligus mengundang cemas banyak orang terdekat, terutama diriku. Padahal dokter sudah berulang kali mengatakan bahwa kandunganku sehat.Banyak hal yang semakin sulit kulakukan tanpa merasa cepat kelelahan. Bahkan ibu dan Neil melarang keras agar aku tidak lagi datang untuk mengurus gerai.Sekarang masih pagi, Neil sudah kuusir secara halus dengan alasan dia juga harus mengurus Harrison Express atau kami akan kelaparan. Itu hanya alasan, aku tahu Neil menurutiku karena dia juga merasa perlu bertanggung jawab pada perusahaannya. Jadi dia pergi dengan sedikit enggan.Seorang pelayan wanita bernama Andira, diperintahkan ibu untuk menemani, terut

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 58

    Kini giliran Neil yang mengernyit bingung. Dia menepikan mobil, tepat di bawah sebuah pohon rindang tepi jalan. Memberi pandangan bingung, aku hanya coba tersenyum.“Sayang ... bukannya kau yang ingin memintaku untuk melepaskanmu suatu saat nanti? Aku benar-benar bingung ketika pernyataanmu berubah begitu cepat.” Neil mengenggam tanganku erat-erat.Benar, aku berubah pikiran seketika. Sekarang, aku tidak bertujuan untuk meminta dia melepasku. Setelah kupikirkan lagi, akan ada saatnya di mana Neil sendiri yang akan benar-benar rela melepaskanku lebih dulu. Membiarkan salah satu dari kami pergi ke mana hati menuntun.“Jangan khawatirkan itu. Berharap saja yang terbaik untuk kita, Neil.” Saling memeluk erat, kami berbagi kehangatan.Neil tidak mengusikku lagi dengan pertanyaan itu. Kami berangkat menggunakan sopir pengganti. Neil yang menginginkannya dengan alasan harus fokus menemaniku di kursi belakang selama dua jam perjalanan.Tidak banyak yang ingin kubicarakan saat ini. Jadi aku me

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 57

    Bagaimana caranya agar dia kembali seperti Neil yang pertama kali kulihat di taman dekat rumahnya? Dia yang lembut, ramah dan selalu tersenyum padaku.Sekarang dia tampak hancur, sama seperti hatiku. Bisakah aku menebus semua kesalahanku padanya?“Aku hanya mengembalikan cincinnya, bukan hal lain. Tapi, aku ingin kita membuat kesepakatan bersama.”“Kesepakatan apa?” Dia bertanya curiga.“Mari hidup bersama. Kita pergi dari sini. Anggap bayi ini anakmu. Tapi berjanjilah, ketika aku ingin kau melepasku, kau harus melepaskanku tanpa ragu, tidak ada lagi Neil yang lemah karena ditinggalkan. Apa kau sanggup seperti itu?”Tidak perlu waktu lama untuk membuat Neil mengangguk. “Baiklah, aku menyanggupinya. Akan kuurus semua yang diperlukan. Bagaimana denganmu?”“Aku juga akan mengurus semuanya. Neil, aku ingin kau tahu satu hal, meski kau terobsesi padaku, tapi aku tidak akan menganggapmu seperti itu. Aku pasti berusaha menjadi istri yang baik untukmu.”Neil terdiam, dia bergetar, pucat, dan

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 56

    “Kemarilah ...” Jay membantuku berbaring di sisinya, “kita akan seperti ini sebentar.” Dia memelukku dengan lembut, terasa hangat dan nyaman.Inilah yang sesungguhnya. Benar, hatiku menyadarinya. Aku mencintai Jay entah sejak kapan. Dia yang kuinginkan, meski tidak masalah jika nanti kami akan berpisah.Semua menjadi tidak begitu penting. Perasaan harus memiliki, keinginan untuk membalas semua perbuatan buruknya selama kami menikah, seakan pupus dengan sendirinya. Aku lupa bagaimana caraku membenci selama setengah hidupku pada pria ini.“Kau banyak berubah, Ava.” Jay bergumam. Suaranya bernada keheranan.“Begitukah? Apa ini karena bayinya?” Aku coba mengalihkan.“Hmm ... mungkin tidak sepenuhnya salah, tapi kau juga ikut andil dalam hal ini.” Jay mencium jari jemariku.“Kau benar, aku jadi sangat memahami perasaanku saat ini.” Aku tersenyum. Tidak masalah jika Jay tidak mencintaiku. Bisa seperti ini sebelum berpisah, malah akan membuat perasaanku jauh lebih baik, daripada menyesal den

  • BUKAN SUAMI RAHASIA   Chapter 55

    Benar, ini semua tentang itu.Aku dan Jay menerima tatapan tidak menyenangkan dari keduanya. Terutama ibu. Sekarang kami berada di kamarku.Entah kenapa ibu meminta kami untuk berkumpul di kamar dengan nuansa hijau mint yang tidak pernah berubah sejak terakhir kali kutinggalkan. Dan warnanya persis seperti kemeja longgar yang kukenakan sekarang.Tapi itu hanya kebetulan. Kemarahan ibu terlihat lebih nyata. Membuatku menciut seketika.“Kalian ... berani sekali kalian mengajukan perceraian setelah kakek meninggal? Dasar anak kurang ajar!” Ibu melayangkan pukulannya padaku, tamparan pertama mengenai pundak kiriku, tapi Jay melindungi dengan cepat, pukulan ibu selanjutnya malah diterima pria ini dengan sukarela.“Ibu ... maafkan kami. Sebagai gantinya, tolong pukul aku saja. Ava sedang hamil bayi kami, Bu.” Jay menunduk, tepat di hadapan Ibu.“Via ... sudah hentikan. Kau ingin tekanan darahmu naik lagi, hmm?” Ayah ikut menasihati, menarik lengan ibu agar kembali duduk di sisinya.Jay meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status