Share

Laki laki Egois

Menikah dengan laki laki yang tidak tepat sudah seperti neraka bagi Sarah. Laki laki egois yang tidak pernah memikirkan perasaannya. Tidak cukup dengan memberikan madu bagi Sarah. Kini, Sarah juga dituntut untuk mengakui telah melahirkan keturunan Andra.

Sarah tidak habis pikir dengan pemikiran Andra. Setelah memaksa dirinya menjadi baby sitter kini dirinya juga dipaksa menjadi ibu dari bayi madunya. Semuanya itu untuk menutupi pernikahan kedua suaminya. Sarah merasa dirinya benar benar sebagai korban keegoisan Andra.

"Egois," umpat Sarah dengan dada yang bergemuruh. Amarahnya semakin memuncak setelah melihat akte lahir dari bayi itu bertuliskan namanya sebagai ibu kandung.

Andra tidak menanggapi amarah Sarah. Tidak ada cara lain untuk menutupi pernikahannya dengan Gita selain menjadikan Sarah sebagai ibu kandung dari bayinya. Andaikan Gita masih hidup. Andra pasti bisa menyembunyikan pernikahan keduanya. Kini, Gita sudah tiada. Akan menjadi tanda tanya bagi pak Herlambang tentang keberadaan bayi di rumahnya. Tidak ada cara lain menyembunyikan pernikahannya dengan Gita selain menjadikan Sarah sebagai ibu kandung dari bayinya.

Selain itu Andra berpikir. Kedua orangtuanya akan senang mempunyai cucu dari dirinya. Dan tentu saja keberadaan bayi itu membuat dirinya unggul dari Indra. Jalannya mewarisi perusahaan akan berjalan mulus.

"Ceraikan aku sekarang juga pak Andra."

Mobil yang melaju kencang tiba tiba berhenti. Andra menatap wajah Sarah. Dia tidak menyangka jika Sarah menginginkan perceraian secepat ini.

Sarah tidak main main dengan perkataannya. Lebih baik berpisah saat ini juga daripada menciptakan kebohongan demi kebohongan hanya untuk menutupi pernikahan kedua suaminya. Sarah tidak tahan lagi memendam kekecewaannya terhadap Andra. Menjadikan dirinya sebagai ibu kandung di akte lahir bayi itu akan membuat dirinya terpojok. Cepat atau lambat pernikahan mereka akan berakhir. Bisa bisa dirinya dicap sebagai ibu yang buruk jika kelak tidak memperjuangkan hak asuh bayi itu.

'Kita memang akan bercerai Sarah. Tapi tidak sekarang. Tunggu aku mendapatkan apa yang aku mau."

Untuk pertama kalinya, Sarah tidak bisa menahan laju air matanya. Andra benar benar tidak mempunyai perasaan sedikit pun. Dadanya semakin sesak membayangkan dirinya tetap dalam pernikahan toxic itu.

"Dengan kehadiran bayi itu. Kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau. Kamu sudah mengaturnya sedemikian rupa kan. Aku paling tidak bisa bersandiwara pak. Jadi aku mohon lepaskan aku sekarang!.

"Apa yang aku lakukan ini sudah atas persetujuan kamu."

"Apa maksud mu?" tanya Sarah tidak mengerti.

Andra tersenyum tapi Sarah melihat senyuman itu seperti seringai licik. Andra mengeluarkan kertas dari tas kerjanya.

"Jadi kamu menipuku?" tanya Sarah marah. Dia sudah membaca isi dari kertas itu. Dia tidak menyangka jika perjanjian yang dia tandatangani beberapa hari yang lalu menyangkut tentang kesediaannya menjadi ibu kandung yang tertulis di akte lahir bayi itu.

"Salahmu sendiri tidak membaca terlebih dahulu."

Sarah merasa dirinya sangat bodoh. Wanita itu memukul kepalanya berkali kali karena keteledorannya. Dia tidak bisa mengelak lagi dari perjanjian itu. Jika dia ingkar bukan hanya pengobatan pak Burhan yang dihentikan tapi dirinya juga harus membayar tiga kali lipat uang yang dikeluarkan selama pengobatan pak Burhan.

Andra terkekeh senang. Laki laki itu merasa menang. Dengan lemas, Sarah meremas salinan surat perjanjian itu.

Lagi lagi, Sarah harus mengorbankan dirinya lagi. Jika dirinya bersikeras untuk bercerai. Bukan hanya pengobatan pak Burhan yang terhenti. Kuliahnya yang tinggal selangkah lagi juga akan terhenti. Dan bisa jadi dirinya harus mencari pinjaman supaya bisa membayar uang yang selama ini dikeluarkan Andra untuk pak Burhan.

Sekali menyelam harus basah. Tidak ingin pengorbanannya tanggung tanggung akhirnya Sarah harus setuju dengan semua skenario yang disusun oleh Andra.

Sarah dan Andra tiba di rumah. Pak Herlambang sudah menunggu mereka di ruang tamu dengan bayi di pangkuannya. Laki laki tua itu terlihat menyipitkan matanya ketika melihat Sarah. Mungkin dia bisa melihat jika Sarah bukan seperti wanita yang hitungan Minggu baru melahirkan.

"Seharusnya kamu masih di rumah Sarah. Kamu baru melahirkan tidak bagus langsung beraktivitas di luar rumah," kata pak Herlambang setelah anak dan menantunya duduk di sofa.

Sarah hanya tersenyum kemudian menundukkan kepalanya. Lebih baik diam daripada berbohong. Itu yang ada di pikiran Sarah saat ini.

"Sarah sangat mementingkan studinya pa. Dia tidak memikirkan kesehatannya sendiri. Aku sudah menyarankan supaya dia cuti dan fokus merawat bayi kami. Tapi ya itu tadi. Studi segala galanya bagi Sarah dibandingkan keluarga."

Sarah meremas ujung bajunya. Kata kata Andra menjatuhkan dirinya di hadapan pak Herlambang. Sarah mengetahui apa maksud dari perkataan suaminya. Tak lain tak bukan supaya dirinya dicap sebagai istri dan ibu yang buruk.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status