Share

Bab 6- Menikah?

Sepanjang perjalanan Karina hanya memandang keluar jendela yang ada di sebelah kirinya. Dia benar-benar malas dengan Bryan. Karena gimanapun tindakannya kemarin cukup mengganggunya. Bahkan ponselnya ngehang karena terlalu banyak pesan, telepon, bahkan notifikasi dari teman, saudara, dan tentunya netizen yang tidak dia kenal.

Hingga mobil sampai di depan rumah mobil tiba di depan rumah Karina benar-benar engggan memandang Bryan.

“Makasih mas tumpangannya.” Ucap Karina tanpa memandang Bryan. Ternyata Bryan ikut turun dari mobil, membantu Karina mengambil kopernya yang ada di bagasi belakang.

“Setelah aku fikir-fikir mending mas berpura-pura hubungan kita gak baik kemudian netizen ambil kesimpulan sendiri kalau kita putus.” Ucap Karina saat Bryan selesai menutup pintu bagasi mobil.

“Gak, yang ada nama kita malah makin jelek kesannya aku yang campakin. Aku udah terlanjur mengumumkan kalau kamu calon saya, bukan sekedar pacar.” Bagi Bryan nama baik yang dia bangun hampir dua puluh tahun sejak dia terjun ke dunia artis adalah segalanya.

“Aku gak masalah dibanding harus nikah sama mas Bryan. Apa aku sekarang mending bikin klarifikasi saja ya di sosmed kalau hubungan kita berakhir?” Ucap Karina sambil membuka ponselnya. Menurut Karina tindakan Bryan justru malah menghalangi dirinya untuk mendapatkan jodoh sesungguhnya.

“Gak, jangan!” Bryan yang tidak menyetujui ide Karina kini panik dan berusaha merebut ponsel Karina. Sedangkan Karina terus-menerus berusaha agar Bryan tidak bisa menggapai ponselnya. Sehingga keduanya seperti anak kecil rebutan barang, tapi Bryan tetap gigih sehingga mereka berada di posisi dimana Bryan memeluk erat Karina dengan niatan mengunci tubuh wanita cantik di hadapannya ini akan ;ebih mudah merebut ponselnya.

“Ehemmm…Kalian lagi ngapain?” Ternyata yang berdehem adalah mama Karina sudah berdiri di depan pintu rumah. Karina buru-buru melepaskan pelukan Bryan untuk mengindari salah paham yang sudah makin menjadi-jadi.

Karina kesal mengutuki dirinya, kenapa sih harus kepergok pas berpelukan?

“Eh, tantae.” Ucap Bryan dengan wajah malu. Dia mendatangi mama Karina dan langsung salaman mencium tangan mama Karina sebagai bentuk sopan santun.

“Bryan, kalau setelah ini kamu tidak ada acara, tidak capek, dan tidak ada janji mau mampir ke dalam dulu tidak? Sebentar saja, ada yang ingin tante bicarakan.”

“Dia sibuk sekali Mam hari ini, lagi pula dia juga abis menyetir jauh. Jadi mending biarin dia pulang dan istirahat.” Yang ditanya Bryan, tapi malah Karina yang buru-buru menjawab.

“Eh gak kok tante, saya longgar hari ini. Santai saja tante.” Bryan mengelak.

“Ya udah buruan masuk.” Mama Karina menyuruh mereka berdua masuk.

“Bryan, Kamu pasti tahu kan Karina batal menikah?” Ucap Mama Karina Ketika semua sudah duduk di sofa.

“Iya tante, saya tahu kalau Karina batal menikah.”

“Saudara-saudara belum kami kabarin kalau pernikahan Karina dibatalkan, mereka cuma tau kalau Karina bakal menikah dalam waktu dekat. Namun yang jadi masalah, sebelum tante mengumumkan ini ke saudara-saudara mereka malah menyangka kalau Karina bakal menikah sama kamu. Kamu pasti paham sendiri kan tayangan kalian berciuman didepan para wartawan. Sejujurnya tante kaget sekali ternyata kamu dan Karina sudah sedekat itu.”

“Mam, mama jangan salah paham ya! Dan apa yang diberitakan di infotaiment itu berlebihan. Kita gak sedekat itu.” Protes Karina.

“Kalau gak ada apa-apa kenapa ada foto kamu jalan berdua di mall sama Bryan? Di infotaiment bilang kalian lagi nge-date.”

“Aduh, itu karena aku abis dari Raline dan mampir ke mall buat beli sepatu Mam, dan saat itu Mama Raline menyuruh mas Bryan buat antar aku ke Rumah. Mama lebih percaya infotaiment apa anaknya sendiri sih?”

“Sebelumnya mama mau mencoba untuk tidak percaya infotaiment, tapi tadi mama lihat dengan mata kepala mama sendiri kalau kalian sedang pelukan rapet banget gitu!”

Karina kehabisan kata-kata. Memang terlalu banyak kesalah pahaman dari hal-hal kecil. Karina juga bingung harus dimulai dari mana menjelaskan satu persatu kesalahpahaman itu.

“Sebelumnya maaf tante kalau saya membuat kegaduhan. Tapi saya siap bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan. Bolehkah saya menikahi Karina tante?” Akhirnya Bryan buka suara.

Mendengar ucapan Bryan membuat bola mata Karina membulat serta mulutnya melongo. Ternyata niatan Bryan untuk menikahi Karina bukanlah bualan semata.

“Mas,mas itu gak hamilin saya. Gak perlu repot-repot bertanggung jawab sampai harus menikahi saya.” Jawab Karina sewot.

“Saya serius mau menikahi kamu.”

“Gak, saya gak mau.”

Bagi Karina siapa juga yang mau menikahi orang demi keuntungan satu pihak? Yang bakal diuntungkan dari pernikahan ini hanyalah Bryan yang akan terjaga nama baiknya. Tapi Karina dapat apa? Yang ada kesempatan untuk menikah sungguhan dan dicintai pasangan hidupnya hanyalah mimpi belaka baginya.

“Kalau kamu serius, lamar karina secara resmi bersama keluarga kamu.” Ucap mama Karina dengan wajah serius. Mama Karina tidak peduli dengan penolakan keras putrinya.

“Mam, aku gak mau nikah sama mas Bryan!” Tolak Karina semakin jelas.

“Tante tunggu kabar baik dari keluarga kamu secepatnya.” Tapi mama Karina tidak mempedulikan apa yang diucapkan putrinya. Dia malah memperjelas Bryan agar menunjukan keseriusannya melamar Karina.

“Mam!” Karina berdiri dari kursinya. Tapi tak dihiraukan mamanya.

“Kamu pasti Lelah, kalau kamu mau pulang dan beristirahat silahkan.” Sambung Mamanya yang tetap fokus terhadap Bryan. Kini Karina sepertinya dianggap seperti angin oleh mamanya dan kaka dari sahabatnya ini.

“Baik tante. Terimakasih. Saya akan secepatnya memberi kabar.”

***

Setelah desakan dari kedua orangtua Karina beserta kakak dan adiknya, tentu saja dibumbui berbagai drama keluarga akhirnya Karina benar-benar harus menikah dengan Bryan. Dengan alasan nama baik keluarga juga, serta mengingat umur Karina yang dua tahun lagi mau berkepala tiga. Karina juga hanya bisa pasrah dengan keadaan. Biasanya Raline-lah tempat dia berkeluh kesah. Tapi untuk permasalahan dengan Bryan lumayan complicated untuk dibicarakan dengan Raline. Alih-alih ingin menghentikan pernikahan ini, justru Raline yang paling semangat kalau Karina menikah dengan kakanya. Katanya biar mereka jadi keluarga sungguhan.

Acara lamaran juga diadakan sederhana, hanya dihadiri keluarga inti. Dan permintaan Karina juga kalau selama prosesi lamaran dia tidak mau diekspos media. Tentu saja itu permintaan yang mudah buat Bryan. Karena bagaimanapun Bryan adalah tipikal artis yang jauh dari kata narsis, bahkan jarang sekali menunjukan kehidupan pribadinya. Selama jadi artis dia hanya benar-benar fokus pada karirnya saja sebagai actor dan model.

Jangan lupa besok pagi aku jemput untuk photo prewedding kita. Jangan sampai mengecewakan, karena bagaimanapun kita justru dibayar untuk difoto.

Karina melihat pesan masuk di ponselnya. Dia memilih memejamkan mata dari pada harus membalas pesan dari Bryan. Lebih baik dia tidur karena besok pagi dia memerlukan banyak energi untuk berpura-pura menjadi pasangan bahagia saat prewedding photoshoot.

 ***

“Oke kita ganti pose. Satu.. Dua…Tiga!” Orang yang dikenal publik bernama mas Jo ini adalah sang photographer kenamaan di Indonesia, dia begitu semangat menjalani photoshoot ini. Dia rela menjadi sponsor di prewedding photoshoot Bryan dan Karina karena dia tahu setelah ini namanya bakal lebih-melebih melejit, dan tentunya akan menguntungkan dia.

Pagi ini mereka mengambil foto di hutan pinus Mangunan, dan sore nanti akan dilanjut mengambil di pantai Parangtritis. Karina mengugnakan A-line dress selutut berwarna putih, dengan rambut terurai dan memakai hiasan head crwon berbentuk bunga-bunga kecil di kepalanya dan riasan yang simple natural look membuatnya benar-benar cantik. Jujur itu membuat konsentrasi Bryan sedikit terganggu, karena Bryan lebih sering melihat Karina hanya menggunakan liptint dari pada full riasan seperti saat ini. Sedangkan Bryan meskipun hanya menggunakan celana chargo berwarna coklat susu dan kemeja putih namun seperti biasa, dia selalu terlihat tampan dan sempurna. Pantas dia selalu menjadi brand high end untuk fashion pria.

“Oke sekarang kalian saling menatap ya, kemudian saling senyum.” Perintah mas Jo. Namun bukanya jepretan kamera yang didapat justru tiba-tiba mas Jo mendekati Bryan dan Karina.

“Mohon maaf sebelumnya ya Bryan dan Karina. Sebenarnya badan-badan kalian ini bagus banget di kamera, memenuhi standar banget lah kalau jadi model. Cuma saya merasa ada yang kurang.”

“Kurang apa mas?” Tanya Karina.

“Kurang ada manis-manisnya. Coba kalian pakai perasaan yang lebih dalam gitu saat berpose dan saat mengambil video nanti. Karena saya ingin mengambil video dan gambar yang berkesan kalau kalian itu bener-bener pasangan bahagia. Gak usah malu-malu, anggap kita gak ada. Kalau sudah dapat gambar yang feelnya bagus sesi photo disini bakal cepat selsai. Kasihan juga kalau lihat kalian capek. Kru pun pastinya pengen cepat selesai.”

“Oke mas. Maaf kalau kita belum bisa maksimal. Ayo kita mulai lagi, saya berharap ini juga cepat selesai. Biar kita semua ada waktu istirahat sebelum take foto di tempat berikutnya.” Ucap Bryan ke mas Jo. Kemudian mas Jo mengacungkan jempolnya dan Kembali ke tempat dia mengambil gambar.

“Dengerin saya ya, kali ini kita semua mau cepat selesai, saya yakin kamu juga begitu. Kasihan kru juga kalau kelamaan kerja karena hasilnya gak maksimal. Jadi kamu nurut aja sama yang aku bilang dan apa yang aku lakukan. Jangan protes!” Bisik Bryan ke Karina. Perempuan itu hanya mengangguk setuju.

“Oke siap ya Karina dan Bryan? Harus maksimal kali ini!”

Setelah mas Jo memberikan aba-aba tanpa permisi Bryan memeluk pinggang ramping Karina, sehingga menghilangkan jarak diantara mereka. Wajah mereka juga otomatis lebih dekat. Dengan kedekatan sebegininya sebagai Wanita normal memang membuat Karina canggung.

“Sekarang kamu senyum yang natural, anggap didepan kamu bukan saya, bayangin saja kamu bertatapan mata dengan Song Jongki.” Bisikan Bryan otomatis membuat Karina mengulum senyum dan menahan tawa. Bukan karena dia sudah membayangkan dihadapannya adalah sang aktor Korea favorit dia, namun ucapan Bryan bagi Karina adalah hal menggelikan.

“Nah gitu senyum-senyum natural. Bagus! Usahakan sampai akhir begini ya!” Puji mas Jo. Sang fotografer yang lumayan perfeksionis ini akhirnya mendapatkan hasil yang dari tadi dia harapkan.

***

Untuk pengambilan gambar dan video prewedding di lokasi pertama berakhir dengan lancar dan sesuai harapan. Sekarang giliran pengambilan video di lokasi kedua, yakni di pantai selatan.

“Nah aku pengen disini scene penutup video prewedding kalian. Karena ingin berkesan romantis pas senja gini, nanti aku pengen kalian deketin wajah seakan mau berciuman gitu ya.”

“Hah? Ciuman?” Karina melongo saat mendengan intruksi mas Jo. Berbeda dengan Bryan yang biasa saja. Memang dia sudah beberapa kali melakukan kiss scene dalam film-filmnya terdahulu kan.

“Hanya bakal kelihatan siluet aja sih. Terserah kalian mau ciuman beneran atau bohongan kru juga gak ada yang tahu karena ngambilnya juga dari jauh, ditambah gelap siluet pula. Jadi santai saja gak usah malu kalau mau beneran.”

“Ciumannya jangan beneran loh ya!” Karina langsung membentengi diri dari Bryan setelah mas Jo pergi. Gimana tidak, Karina selalu kesal kalau ingat kajadian-kejadian yang mereka lalui karena dia merasa seperti mendapatkan pelecehan dari Bryan. Tapi Bryan tidak menghiraukan ucapak Karina, dia lebih fokus menata diri mengambil posisi terbaik di depan kamera. Memang kelewat professional dia kalau sudah urusan modelling maupun akting.

“Oke ayo kita mulai!” Teriak mas Jo dari kejauhan. Posisi Karina dan Bryan kini sedang berdiri dan saling berhadapan. Kedua tangan Bryan kini mendarat di kedua pipi Karina, meraih wajah perempuan cantik itu. Dan benar saja apa yang ditakutkan Karina kejadian, dimana Bryan benar-benar mencium bibir Karina.

Saat Karina hendak menjauh dan mendorong Bryan, tangan Bryan lebih cepat menahannya, satu tangannya memeluk badan Karina agar Karina tidak bisa pergi, tidak bisa menghindar dan tetap di dekat Bryan.

Karina hanya mengumpat dalam hati. Kenapa sih kakak sahabatnya jadi sebrengsek ini? Padahal dari dulu dia adalah aktor dengan image baik-baik tapi aslinya benar-benar bad actor.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status