Seorang lelaki nampak berjalan ditengah hutan dengan langkah pelannya. Ditangan kirinya, ia menggendong seorang bayi bertumbuh gempal yang sedang memainkan keras bajunya. Sedangkan disebelah kanannya, seorang gadis terlihat berjalan seraya menundukkan tatapannya ke bawah kakinya. Gadis itu terlihat canggung, namun sang lelaki seolah tak memperdulikannya. Ia tetap menggandeng tangan gadis itu sambil berjalan.
“Rowman, bisakah kau melepasnya?”Mayya mencicit pelan. Ia tak tahu apakah pria itu mendengarnya atau tidak. Tapi ia begitu berharap Rowman mendengarnya. Dirinya merasa canggung ketika kulit dingin itu menyentuhnya. Bahkan untuk rentang waktu yang cukup lama.
“Dan membiarkanmu terjatuh untuk ketiga kalinya? Kukira kau tahu jalan pikiranku, Miss Castella.” Kata Rowman dengan wajah menyeringai.
&n
Masa Lalu yang menyakitkan..Kau boleh saja bermimpi..Apa saja..Mimpi yang indah atau yang menyenangkan.Akan tetapi disaat kau telah terjaga..Hanya satu hal yang bisa kau lakukan..Menerima dan menjalaninya.Kedua orang itu terduduk disebuah taman mini dibelakang rumah Rowman. Mayya memilih untuk duduk disana karena ia pikir tempat itu adalah tempat yang tenang. Membuatnya lebih rileks untuk menghadapi apa yang akan ia ketahui. Tepat disebelahnya, Max hanya mematung, terdiam membisu. Lelaki itu bingung harus mengatakan apa. Sejujurnya ia merasa berhutang budi pada Rowman yang telah membukakan jalannya untuk berbicara empat mata saja dengan Mayya. Setelah tadi, pria itu membawa masuk Jackson dan Tia, Mayya memutuskan untuk membicarakan hal ini di taman belakang rumah milik Rowman. menghadapi situasi seperti ini seketika membuat perutnya sakit. Entah karena makanan yang dibuat oleh Tia atau mema
Memutuskan pergi..Sepasang mata merah milik seorang pria masih terus memandangi kedua orang yang tengah duduk di bangku taman belakang rumahnya. Dari balik jendela besar miliknya, Rowman terus mengawasi gerak-gerik Mayya dan Max yang sedang berbicara empat mata disana. Dan sialnya, ia tak bisa mendengarnya. Taman kecil itu diberi sebuah perisai pemanen agar kedap suara. Tak ada satu pun yang bisa mendengarnya, termasuk ia sendiri yang memberikan perisai itu.“Hampiri saja mereka jika kau benar-benar ingin tahu, Dad.”Tia muncul dengan Jackson dalam gendongannya. Bayi itu kini tengah menikmati santapannya, yakni susu. Bukan sekedar susu biasa. Tia sudah menambahkan sedikit darah milik ayahnya didalam sana.Rowman berbalik. Ia menghela napasnya berat. Ia memang sangat ingin mengetahui apa yang dibicarakan Mayya dan juga Max. Sejak tadi kedua orang itu hanya mengobrol sambil berbisik. Salahnya, seharusnya ia tak memberikan p
Sepasang mata hazel memandang teduh pada langit malam yang gelap namun bertaburan bintang didepannya. Mayya memandangi langit malam ini dari balik jendela ruang tamu. Entah mengapa ia sulit tidur malam ini. Ia terlalu gelisah dengan apa yang baru saja menimpanya sejak kemarin. Rasanya untuk sekedar makan pun ia harus memaksakan diri lantaran kegelisahan ini membuat perutnya mual.Kenyataan bahwa dirinya bukan manusia biasa benar-benar menamparnya. Ia yang selama ini menghindari apapun dari makhluk pemangsa darah, sebenarnya ialah makhluk itu. Dirinya, merupakan bagian dari mereka yang terlihat menyeramkan dimatanya.Entah apakah ini sebuat kutukan untuknya atau takdir yang buruk baru saja menimpanya. Ini semua terasa seperti sebuah mimpi baginya. Kakaknya yang seoranghalfternyata menjalin hubungan dengan seorang vampir dan melahirkan Jackson. Dan kini, i
Mencari kebenaran..“Aku.. Aku akan pulang ke rumah. Aku akan pergi dari sini, Rowman.”Rowman mengernyitkan dahinya seolah ia masih tak mengerti dengan ucapan Mayya barusan. Ia masih setengah tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. “Apa?”Mayya menghembuskan napasnya pelan. Sejujurnya hal inilah yang membuatnya memilih untuk pergi diam-diam. Entah, mengucapkan hal ini pada Rowman saja ia butuh waktu beberapa jam sebelum akhirnya benar-benar memutuskan semuanya.Ditatapnya lagi sepasang mata merah berbentuk musang milik pria itu. Ada banyak sekali ketidakpahaman yang Mayya lihat disana. “Aku ingin kembali ke rumahku.”Rowman terperanjat. Sebelumnya hal inilah yang selalu ia harapkan. Mayya yang angkat kaki dari rumahnya. Namun kini semua telah berbeda. Ia tahu sejak malam itu, Mayya bukan lagi hal yang biasa-biasa saja dimatanya. Ciuman mereka malam itu telah membuka semuanya. Rowman tahu ia tak bisa baik-baik saja tanpa gadis it
Without Her..Dengarlah kata hatimuSaat dia memanggilmuDengarlah kata hatimuTak ada lagi yang bisa kau lakukanAku tak tahu kemana kau menujuDan aku tak tahu mengapa kau pergiTapi dengarlah hatimuSebelum kau ucap perpisahan padanya...Katanya sebuah perpisahan merupakan memori yang paling buruk. Tak ada yang ingin merasakan yang namanya sebuah perpisahan dalam hidupnya. Itu terasa sangat pahit dan tak menyenangkan. Momen dan kenangan itu akan begitu membekas hingga mampu meninggalkan luka yang berakhir dengan rasa trauma yang mendalam.Rowman, lelaki itu sekali lagi menginjakkan kakinya kembali disebuah ruangan yang kini sudah kosong dari barang-barang yang sebelumnya ia tempatkan disini. Sudah lama pikirnya, ia tak pernah lagi berdiam diri di ruangan ini untuk waktu yang lama. Terakhir adalah kala
Catatan Celeste..Mayya menatap benda yang ada didepannya dengan tatapan datar. Sebuah buku dengan cover depan dan belakang berupa ayu tebal. Entah apa isinya, yang jelas Mayya bisa melihat buku itu sudah berumur sangat tua. Arion, pamannya dengan wajah sendunya menatap benda itu saat dia menyerahkannya padanya. Sepertinya benda itu sangatlah penting.“Apa ini?” meski ia tak perlu bertanya karena melihat bentuknya adalah sebuah buku. Seperti sebuah buku harian. Dari ukirannya saja Mayya sudah bisa menebak jika itu bukanlah buku sembarangan. Pasti itu buku yang sangat antik.Arion menghela napasnya pelan. “Itu adalah milik adikku, Celeste. Ibumu.” Jawabnya pelan.Mayya terdesak ingin membukanya segera. Namun ada sebuah rasa keraguan dalam dirinya. Ia yakin ini adalah benda yang sangat penting. Sangat berharga untuk ibunya. Ia menjadi ragu saat melihat dari sampulnya saja. semua nampak begitu istimewa dan lapisan sampul yang ia y
Aku, Khamila..Teruntuk putri kecilku, Mayya.Aku tahu setelah kau menemukan buku ini mungkin kau takkan pernah menduga apa yang seharusnya kau dengar. Mungkin Max akan bercerita kepadamu tapi aku akan meceritakannya lebih jelas. Kau harus membacanya baik-baik.Kau, putri bungsuku. Kau akan terlahir berbeda dengan kakakmu. Aku tahu saat perawat magis itu memberitahukanku. Kau akan tumbuh seperti ayahmu, kuat dan tegas. Tapi tidak untuk kakakmu, Mikhaela.Mayya, jangan pernah sekali kau tunjukkan darahmu pada siapapun. Kau adalah vampir murni. Darah yang mengalir pada tubuhmu bukanlah darah campuran, kau murni seorang vampir. Dan keberadaanmu ini mungkin saja bisa membahayakan nyawamu sendiri, karena pria itu pasti akan datang kembali mencarimu.Disaat usiamu menginjak dua puluh tahun, kau takkan sama lagi. Kau akan berubah sebagaimana mestinya. Kau tidak akan lagi menjadi manusia.Wanita itu..Dia member
Merindukanmu..Takkan pernah ada yang tahu kapan seseorang itu mulai memiliki arti dalam hidup.Semua berjalan begitu cepat, seiring dengan pergantian waktu yang tak kenal lelah.Semua pernah mengalaminya, siapapun bahkan sebuah tanaman pun ikut merasakannya.Kepergian seseorang dalam hidup membuat si pemilik hati merasakan kekosongan.Disaat semua itu akan datang, percayalah hanya satu perasaan yang akan hingga didalam hati.Yakni sebuah kerinduan.---ooo000ooo---Suara dentingan alumunium terdengar di ruang makan. Malam ini keempat orang yang bebeda jenis kelamin itu tengah menikmati makan malam mereka dengan keheningan. Arion, selaku kepala keluarga disini memimpin acara makan malam itu dengan hikmat. Ia melarang satu pun orang untuk bicara, terkecuali cucunya.Jackson bayi gempal itu seperti menyadari keheningan diantaranya. Meski hanya dirinya yang diperbolehkan disana, bayi itu cu