.
.Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu selama satu setengah jam. Ketika sampai disana, Mayya sudah jatuh terlelap dalam tidurnya. Rowman yang menyadari itu hanya bisa memandangi wajah tenang milik Mayya. Ada rasa hangat kala ia melihat wajah mungil itu. Mayya, dengan segala kesederhanaannya malam ini berhasil membiusnya. Siapa yang menyangka dengan sedikit polesan diwajahnya gadis itu berubah menjadi sangat cantik. Dan kini harus ia akui gadis itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa, bahkan ketika sedang terlelap sekalipun.
“Kita sudah sampai.” Ucapnya. Meski pelan, ternyata suara itu cukup membuat gadis itu terbangung dari tidurnya. Dengan lemas, Mayya beranjak bangun dan sedikit menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya.
“Sudah sampai, ya.
Memenuhi Janji..Kedua orang itu terduduk didalam sebuah gazebo bercat putih dengan lilitan akar bunga mawar yang menambah kesan indah pada bangunan tersebut. Mayya, gadis itu tak hentinya menahan tawa saat melihat perubahan sikap yang ditunjukkan oleh pria yang kini tengah duduk didepannya. Sesekali pria itu berbicara dengan bahasa baku pada era zaman victoria. Entah, bagaimana bisa seorang vampir yang berasal dari benua lain bisa sampai di Amerika dan kini menetap disini.Mungkin jika saja dulu Rowman tak memilih untuk keluar dari tempat asalnya, hingga kini mereka takkan pernah bisa seperti ini. Sedikit rasa syukur mengingat sikap lelaki tiu saat muda yang penuh dengan pemberontakan.“Aku tak tahu ternyata kalian para Vampir muda senang membangkang. Kupikir kalian sangat mengikuti tradisi para tetuah.&r
“Apa kau menginginkan ini?” Mayya menunjuk ke arah lekukan lehernya.Astaga.. Rowman terbelalak. Ia sungguh menginginkannya tapi bukan dari Mayya. Ia tak maumenyakiti gadis itu. Tidak sama sekali. Mayya yang sepertinya membaca maksud pikiran lelaki itu malah mengalungkan tangannya pada leher Rowman. ia membawa wajah itu mendekat ke arahnya. Dibawah pancaran sinar lampu yang berada diatas mereka, kini keduanya saling berpandangan dengan seluruh emosi yang terpancar.Bibir Mayya berbisik didepan wajah pria itu. Dengan lembut ia berusaha memastikan takkan terjadi apapun pada mereka setelah ini. Tidak dengan hal yang akan menyakitkan dirinya. “Kau takkan menyakitiku, Rowman. Minumlah darahku sebanyak yang kau mau. Karena aku mencintaimu, aku akan melakukan apapun untuk membuat rasa sakitmu menghilang.”
“A-Apa?” Tia tak kuasa menyembunyikan rasa terkejutnya. Wanita itu menutup mulutnya dengan mata terbelalak. Seketika wanita itu merasakan langit disekitarnya runtuh. Tepat didalam dadanya, terdapat nyeri yang sangat dalam, seperti sebuah tikaman benda tajam. “Ayahmu melakukan kesalahan dengan menikahi ibumu. Sebenarnya cerita tentang mengenai manusia yang tak bisa melahirkan bayi vampir hanyalah karangan ayahmu saja. Ibumu meninggal bukan karena melahirkanmu, melainkan karena ayahmu. Rowman menyalahi takdirnya dengan menikahi seseorang yang bukan pengantinnya. Ibumu sudah mengetahui semuanya, tapi dia tetap bersikeras untuk tetap bersama ayahmu. Ibumu telah mengetahui takdirnya. Dia wanita yang egois.” “DIAM!” Tia menutup kedua telinganya sambil berteriak. Bersamaan dengan itu Jackson yang ketakutan mendengar teriakan wanita yang biasanya lembut
“Butakan dia!” perintah Revana pada salah seorang vampir pengikutnya. Seketika itu pula ibu dari Ramona terdiam. Pandangannya menggelap karena pengaruh dari kekuatan salah seorang vampir itu. Revana tersenyum kecil. Ternyata ia salah menilai Arion tahu segalanya. Pria itu sama sekali tak mengetahui apapun tentang yang dilakukan oleh adiknya. Pria itu tak mengetahui apapun tentang yang dilakukan Celeste selama wanita itu berada di bumi. “Kau tak tahu ini semua? Celeste tak pernah bercerita padamu?” “Tentang apa?” Alis pria itu terangkat. Celeste tak pernah menceritakan apapun tentang itu. Ia sudah mengetahuinya dari buku catatan yang ditinggal oleh adiknya. Apakah itu berhubungan dengan Rowman dan Mayya? “Khamila. Wanita yang menitipkan jiwanya pada Mayya, kau tahu dia?”Arion
Kehamilan..Sepasang mata merah kini terpaku memandangi seorang gadis yang kini tengah tetlelap diatas tempat tidurnya. Wajah tenang itu tak pernah membuatnya bosan melihatnya sepanjang hari meski ini sudah hari kedua gadis itu tak sadarkan diri. Meski ia sedikit tenang dengan perkataan Arion bahwa Mayya hanya tertidur, namun melihatnya tak sadarkan diri hingga saat ini membuatnya sedikit takut. Ini sudah satu hari sejak kejadian dimana gadis ini pingsan karena darahnya ia minum.“Ternyata kau begitu mencintainya ya?”Rowman menolehkan kepalanya. Entah sejak kapan wanita itu sudah sampai dan sedang duduk di meja makan saat ia membawa Mayya pulang. Wanita itu dengan tanpa sopannya bersikap selayaknya dialah tuan rumah di rumah mungil ini.Ramona.Setelah sekian lama ia tak bertemu dengan wanita berambut merah itu, kini sosok itu dengan tanpa diundangnya menginjakkan kakinya didalam rumah yang bahkan
Kesempatan Terakhir..Seratus tahun yang kau alami adalah rentang waktu yang sangat panjang untuk kau lewati. Banyak masa dimana kau takkan menjadi bagian dari sisi salah satu cerita tersebut. Kau takkan hidup abadi, begitu kesimpulannya. Namun bagaimanakah dengan makhluk yang memiliki waktu hidup lebih dari seratus tahun?Apakah mereka akan memiliki kasus yang sama dengan makhluk lainnya?Jawabannya hanya dua, ya atau tidak.Vampir mereka melewati itu semua. Berburu dan bertahan hidup adalah prinsip hidup mereka. Tak ada kata cinta dalam kamus kehidupan mereka. Cinta baginya hanya sebuah belenggu, yang mengikat salah seorang dari mereka untuk tak lagi hidup dengan bebas. Kelahiran seorang keturunan pun menjadi tonggak kedewasaan yang mereka milik dan siap memiliki Marga dalam Klan mereka.Ketika seorang vampir memilih untuk menghabiskan waktunya bersama seorang anak manusia, maka kenyataan pahit yang harus mereka ha
Mama..Seorang wanita nampak duduk bergeming didepan seorang wanita yang kini duduk dihadapannya. Tatapan merah terang milik wanita itu nampak menyala saat berpandangan dengan wanita yang memiliki ikatan dengannya itu. suasana ruang tamu yang hening, membuat keduanya bisa mendengar hembusan napas masing-masing dari keduanya. Sudah sejak satu jam mereka masih tertahan dengan kediamannya, dan memilih untuk berputar dengan isi kepala mereka.Khamila.Wanita berambut pirang itu tak hentinya melepas tatapan mata dari sesosok wanita yang ada dihadapannya. Dadanya bergemuruh tak kala pertama kali melihat sosok yang memiliki rupa sama sepertinya. Tak pernah ia sangka sebelumnya, dari rahimnya telah lahir seorang bayi yang tumbuh menjadi duplikat dirinya. Tak ada raut wajah Rowman yang tertinggal disana. semuanya menurun darinya. Tatapan mata Tatiana yang bak berlian pun benar-benar menurun dari gennya. Ia sungguh takjub.“Tatiana, baga
Revana..Revana dengan wajah tuanya terus memandangi sosok yang kini tengah terbaring diatas tempat tidur sempit disalah satu kamar didalam rumah sederhana di pinggiran Last Town. Keputusannya untuk berada dilantai kamar ini memang dianggapnya adalah keputusan yang benar.Setelah beberapa jam ia membereskan masalah yang baru saja terjadi di kastil, kini ia berdiri dihadapan sosok gadis yang masih setia memejamkan matanyal. Bisa dirasakannya kehadiran kedua cucunya yang tumbuh subur didalam sana. Ia sungguh bersyukur kedua cucunya bisa beradaptasi dengan tubuh Mayya. Mereka tak menolak darah yang mengalir dalam tubuh ibunya.Mayya dengan segala kesederhanaannya. Meski sudah melihatnya melalui bola kristal miliknya, Revana masih terkagum dengan kecantikan alami yang tersembunyi dari balik wajah polos miliknya itu. Tak