Beranda / Urban / Badai Sang Pemberani / 004. Awal yang Membara

Share

004. Awal yang Membara

Penulis: Iq Nst
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-09 13:41:11

Lampu neon berkedip-kedip di langit-langit klub malam, memantulkan warna merah dan biru di wajah para pengunjung. Musik berdentum, menggetarkan dada, bercampur aroma minuman keras dan parfum mahal. Di sudut VIP, Miguel duduk di sofa kulit hitam, jasnya rapi meski suasana santai. Di sebelahnya, seorang wanita cantik bergaun merah, bibirnya sexy dengan mata yang bercahaya--NADYA.

Mereka tampak mesra. Sesekali Miguel mengelus pelan pipi Nadya yang halus.

Nadya tersipu. "Kapan dia datang, Miguel. Kau katakan dia petarungmu yang hebat."

Miguel membelai rambut Nadya. "Sebentar lagi, tapi kau jangan sampai jauh cinta."

"Kau adalah segalanya, Miguel. Aku tidak akan jatuh ke lelaki manapun selain dirimu," Balas Nadya dengan lirikan genit.

Beberapa menit kemudian.

Calvin melangkah masuk, tubuh atletisnya menyita perhatian. Miguel bangkit, menyambutnya dengan senyum lebar.

MIGUEL: "Hai, Calvin! Petarung terhebat saya. Besok malam, semua mata akan melihatmu di arena."

CALVIN: "Aku berjanji tidak akan mengecewakan Anda, Tuan Miguel. Besok aku akan berikan yang terbaik."

Miguel menepuk bahu Calvin dengan bangga, lalu menoleh ke wanita di sampingnya.

MIGUEL: "Kenalkan, dia Nadya... bidadariku."

Nadya berdiri, mengulurkan tangan. Sentuhan jari mereka hangat, dan di balik senyum ramah, ada kilatan tak terucap di mata Nadya.

NADYA: "Kau lebih tampan dari yang kukira. Miguel selalu memujimu. Dia bilang kau adalah petarung ang hebat."

CALVIN: "Tuan Miguel terlalu berlebihan memujiku. Tapi dia benar mengatakan tentang dirimu, Nona Nadya. Bahkan kau lebih cantik dari yang ku dengar."

Miguel tertawa, menganggapnya hanya basa-basi biasa. Tapi tatapan Calvin dan Nadya bertemu sedikit lebih lama dari seharusnya. Di tengah dentuman musik, keduanya seperti merasakan denyut yang sama--rasa ingin tahu bercampur ketertarikan yang tak mereka duga.

Percakapan malam itu mengalir ringan, membicarakan pertarungan, lawan-lawan, dan dunia bawah tanah. Namun di sela tawa, setiap lirikan Nadya dan Calvin adalah percakapan sunyi yang tak diucapkan dengan kata.

Bagi Miguel, malam itu hanyalah pertemuan biasa menjelang pertandingan Calvin. Tapi, bagi Calvin dan Nadya, malam itu adalah awal dari sesuatu yang tak seharusnya dimulai - sebuah simpati yang perlahan berubah menjadi godaan berbahaya.

*****

Lampu-lampu sorot menembus kabut tipis di arena pertarungan bebas malam itu. Riuh teriakan penonton bergema, bercampur dentuman musik pembuka yang mengguncang panggung. Aroma keringat, adrenalin, dan minuman keras menyatu di udara panas yang penuh gairah. Di tribun VVIP, Miguel duduk tegap dengan setelan mahalnya, menatap serius ke arena pertarungan dengan tatapan puas. Di sampingnya, Nadya--bergaun hitam elegan, bibir merah merekah, mata tajam - tampak memperhatikan Calvin yang sedang melakukan pemanasan di sisi ring.

Beberapa saat sebelum gong pembuka, tatapan Calvin bertemu dengan Nadya. Sekilas saja, namun cukup untuk mengirimkan percikan aneh yang merambat di dada keduanya. Senyum tipis di bibir Nadya terasa seperti bisikan tanpa suara, membuat jantung Calvin berdetak lebih cepat. Miguel, sibuk menyapa tamu di sebelahnya, tak menyadari momen sesaat dari keduanya.

Gong berbunyi--pertarungan dimulai.

Yang menjadi lawan Calvin malam itu, bukan sembarang petarung. Namanya TAGOR, pria bertubuh kekar dari Sumatra Utara, rekor bertarung tak terkalahkan sama dengan Calvin. Di kenal dengan pukulan mautnya yang pernah membuat lawan pingsan hanya dalam dua menit. Riuh sorakan penonton langsung memanas.

Tagor maju agresif, melancarkan jab kiri cepat. Calvin menghindar, membalas dengan LOW KICK keras ke betis lawan. Suara benturan keras terdengar, namun Tagor hanya menyeringai, seolah mengejek dan mengatakan: "Hanya itu saja?"

Pertarungan berlangsung dalam tempo cepat. Tagor menyerbu, mencoba meraih Calvin ke posisi CLINCH dan melayangkan lutut ke arah perutnya. Calvin berhasil memblokir, lalu memutar tubuh, mengunci lengan lawan dan mencoba menjatuhkannya. Tapi Tagor kuat - terlalu kuat. Ia mendorong balik, membuat Calvin mundur beberapa langkah.

Sorakan semakin memekakkan telinga. Penonton berdiri, berteriak memanggil nama jagoan masing-masing. Miguel di tribun menggenggam gelasnya erat, Nadia di sebelahnya hanya memandang Calvin, matanya tak lepas dari setiap gerakan pria itu.

Tagor mencoba melakukan serangan kombinasi--hook kanan, uppercut kiri - memaksa Calvin bertahan di sudut ring. Napas Calvin mulai berat, tapi matanya tetap fokus. Dengan timing sempurna, ia menunduk menghindari UPPERCUT, lalu melepaskan pukulan lurus ke dagu Tagor. Kepala Tagor terangkat, tubuhnya sedikit goyah, tapi ia belum kalah. Tagor masih berdiri. tatapan tajam seperti serigala lapar.

Sorakan semakin gila. "Habisi dia, Calvin!" terdengar dari sisi penonton.

Tagor dengan amarah yang menggebu, menyerang lagi dengan pukulan dan tendangan beruntun. Calvin dengan cekatan menangkis, menghindar gesit, menunggu celah. Lalu momen itu datang_saat Tagor keasikan menyerang, sisi kiri pertahanan tubuhnya terbuka, Calvin melepaskan tendangan memutar ke arah rusuk. Suara dentuman keras membuat penonton serentak berseru.

Tagor terhuyung, dan Calvin tak menyia-nyiakan momen berharga itu. Ia menghujani lawan dengan pukulan cepat dan terukur--tak henti, Calvin terus mencecar bagian tubuh Tagor - satu,dua, tiga, dan di akhiri dengan tendangan memutar tepat menghantam kepala Tagor.

BUKKK!!

Tagor terjatuh dan tersungkur. Wasit segera memisahkan, tapi Tagor masih berusaha bangkit. Matanya buram, langkahnya goyah.

Gong belum berbunyi, Calvin tahu ia harus mengakhiri ini. Ia maju, memamfaatkan kondisi fisik Tagor yang melemah dan pertahanan yang terbuka. Calvin menyerang cepat dan tepat, ia mengunci leher Tagor dalam tekhnik GUILLOTINE CHOKE. Penonton menahan napas. Beberapa detik terasa seperti selamanya_dan akhirnya, Tagor menepuk lantai, tak sanggup melawan dan menyerah.

Gong berbunyi. Arena meledak dalam sorakan gemuruh penonton. Calvin berdiri tegak, napas terengah, keringat mengalir di wajahnya. Wasit mengangkat tangannya tinggi sebagai tanda pemenang. dari tribun terdengar teriakan: "Calvin Law!!"

Di tribun VVIP, Miguel bangkit dan bertepuk tangan, wajahnya berseri. "Luar biasa, jagoanku, Calvin!" teriaknya bangga.

Nadya ikut berdiri, tapi tatapannya bukan pada kemenangan, melainkan pada sosok Calvin di tengah ring. Ada kilatan kagum yang bercampur sesuatu yang lebih berbahaya - ketertarikan dan pesona yang mulai tumbuh.

Di tengah gegap gempita penonton, Calvin sempat melirik ke arah tribun VVIP. Tatapan mereka bertemu kembali, tapi kali ini lebih lama, lebih dalam. Dan di balik semua gemuruh sorakan dari penonton, keduanya tahu - pertarungan malam ini hanyalah awal dari permainan yang lebih rumit, yang tidak akan bisa dimenangkan hanya dengan pukulan atau tendangan.

Sorak sorai penonton malam itu masih terngiang di telinga Calvin. Ia berdiri di tengah ring. tangannya diangkat tinggi sebagai juara tak terkalahkan sepanjang karirnya kala itu.

Sorot kamera, kilatan lampu, dan tepukan tangan menggema diseluruh arena. Tapi di antara semua itu, hanya satu tatapan yang terus menancap di pikirannya - Tatapan Nadya dari tribun VVIP.

NOTE:

1. Uppercut : Jenis pukulan yang dilancarkan dari bawah ke atas, dengan tujuan mengenai dagu atau area perut lawan.

2. GUILLOTINE CHOKE: teknik kuncian dalam seni bela diri, terutama dalam Brazilian Jiu-jitsu dan MMA, yang bertujuan untuk mencekik lawan dengan cara melingkarkan lengan di sekitar leher lawan,

3. CLINCH: posisi berdekatan antara dua petarung dalam jarak dekat.

4. LOW KICK: tendangan yang diarahkan ke bagian bawah tubuh lawan, yaitu paha, betis, atau lutut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Badai Sang Pemberani   030. Sang Juara Baru

    Wasit memberi aba-aba, dan Lisbet langsung meluncur bagai macan lapar. Pukulan beruntun, tendangan cepat, semua di arahkan ke tubuh Valeri tanpa henti. Penonton bersorak histeris melihat intensitas serangan sang juara bertahan. Namun berbeda dengan babak sebelumnya, kali ini Valeri tidak gegabah. Ia bergerak gesit dan lincah, mundur selangkah, memiringkan badan, menangkis seperlunya. Sesekali ia hanya mengangkat lengan untuk menutup serangan, lalu melangkah ke samping menghindar. Lisbet semakin garang, keringat membasahi wajahnya, nafas mulai memburu. Pukulan kerasnya beberapa kali hanya mengenai udara kosong. Valeri seolah tahu persis kapan harus mundur dan kapan harus menghindar. Tribun penonton semakin gaduh. "Kenapa Lisbet tidak berhasil mendaratkan serangan?!" teriak salah seorang komentator." "Valeri sepertinya sengaja mempermainkan tempo pertandingan! ada strategi dalam jurusnya - memancing emosi lawan." Lisbet mulai frustasi. Ia menghentak matras dengan kakinya, la

  • Badai Sang Pemberani   029. Duel dan Kenangan

    Di tribun VIP, Mellisa dan Alvaro duduk tenang memperhatikan. Mellisa melipat tangannya di depan dada, matanya tajam mengamati sang putri. Alvaro, dengan ekspresi santai, hanya sesekali tersenyum tipis, seolah menikmati drama di balik sorakan ribuan orang itu. Sementara Hilda terus berteriak, mengabaikan semua suara lain: "Fokus Valeri! kamu pasti juara!" Dan sorak sorai penonton makin menggila ketika announcer dengan suara lantang mulai memanggil nama finalis ke arena. Pertarungan final kejuaraan karate itu digelar dengan sistem dojo selama tiga ronde, setiap ronde berdurasi tiga menit. Suasana di dalam GOR Nasional begitu riuh. ribuan pasang mata menanti duel antara Lisbet Manuhutu, sang Juara bertahan tiga tahun berturut-turut, melawan Valerie Marcel, sang debutan cantik jelita yang baru pertama kali menembus final. Di sisi kanan arena, Lisbet tampak berdiri tegap. Wajahnya penuh percaya diri, sorot matanya tajam menantang. Ia berpengalaman, mengerti cara menguasai pang

  • Badai Sang Pemberani   028. Menjelang Pertarungan

    Suasana GOR Nasional sore itu begitu riuh. Sorakan para suporter yang sudah berdatangan menggema, bendera-bendera kecil berkibar, dan dentuman musik penyemangat membuat udara semakin panas. Semua tertuju pada dua nama yang akan bertarung nanti malam. Hari itu bukan sembarang hari. Tapi sebuah momen final perebutan medali emas kejuaraan nasional karate mahasiswa. Dan yang lebih istimewa, pertandingan kali ini mempertemukan dua sosok dengan reputasi yang kontras: * LISBET MANUHUTU, sang juara bertahan tiga tahun berturut-turut. Wanita asal Ambon itu dikenal garang, berpengalaman, dan memiliki teknik mematikan. Namanya sudah menjadi legenda di arena karate nasional. * VALERIE MARCEL, sang debutan cantik jelita. Untuk pertama kalinya ia berhasil menembus final. Banyak yang awalnya meremehkan, menganggap kecantikannya lebih cocok menghiasi panggung modeling, bukan atlit karate. Namun langkah demi langkah, ia membuktikan kualitasnya dengan menyingkirkan lawan-lawan tangguh, hingga kin

  • Badai Sang Pemberani   027. Kisah Wanita Konglomerat

    Mellisa Christina adalah nama yang menggetarkan dunia bisnis tekstil di kawasan Asia. - seorang wanita karir keturunan Jawa-Tiongoa. Pada usianya yang sudah melampaui ke-45 tahun, ia telah menjelma menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di benua itu. Perusahaannya, Christina Textile Group, bukan sekedar pabrik kain biasa. Dalam dua dekade terakhir, perusahaan tersebut merajai pasar serat, kain premium, hingga ekspor ke Eropa dan Amerika. Namun di balik gemerlap kekayaannya, kehidupan pribadi Mellisa tak selalu mudah. Ia telah menjanda selama 15 tahun setelah kematian suaminya yang pertama, seorang pengusaha ternama asal Francis bernama Marcel, sejak saat itu Mellisa membangun bisnisnya sendiri hingga menjadi perusahaan raksasa di kawasan Asia, dan dari pernikahan-nya dengan suami asal Francis--Marcel, mereka di karuniai seorang anak perempuan yang cantik bernama: Valerie Marcel. Namun setelah Marcel tewas di sebabkan kecelakaan yang terjadi di Francis, Mellisa memilih menutup

  • Badai Sang Pemberani   026. Mengembalikan Badai

    Setelah selesai istirahat siang, rapat kembali di lanjutkan. Aroma kopi hitam masih terasa di udara, sementara raut wajah para perwira tetap penuh ketegangan. Slide baru ditampilkan di layar, berisi bagan jaringan sindikat dan titik-titik merah jalur peredaran barang ilegal yang tersebar di berbagai kota besar Indonesia. Komjen Handoyo kemudian menekan remote control, menampilkan foto beberapa tokoh mafia internasional di layar. Salah satunya: Calvin Law, sang bos besar yang kini namanya bergema di kawasan Asia. "Dia adalah Calvin," ucap Handoyo tegas. "Sosok bayangan yang kita tahu beroperasi di balik banyak bisnis ilegal. Sayangnya, sampai hari ini... dia tak pernah bisa disentuh hukum. Semua upaya kita seakan kandas sebelum sampai kepadanya. Pertanyaannya, siapa yang melindunginya di negeri ini?" Suasana rapat berubah semakin berat. Beberapa perwira saling berbisik, tapi tak ada yang berani bersuara keras. Komjen Handoyo berdiri, menatap semua yang hadir. "Mulai hari ini, s

  • Badai Sang Pemberani   025. Berita Sedih

    Malam semakin pekat. Ombak kecil memecah dermaga, sementara angin laut membawa aroma rasa garam yang menusuk. Badai berdiri tegap, wajahnya masih menyimpan ketegangan yang belum luruh. Marta, Josep, dan Yopie menjaga posisi masing-masing, memastikan tidak ada celah bagi Patrik untuk melarikan diri lagi.Tak lama kemudian, suara deru mesin motor laut terdengar mendekat. Lampu sorot menembus gelapnya malam. Tim kepolisian setempat datang lengkap dengan pasukan bersenjata. Mereka turun dengan cepat, menyebar, dan mengamankan area sekitar."Inspektur Badai!" salah satu komandan tim menyapa sambil memberi hormat singkat. "Kami sudah terima semua laporan Anda. Lokasi langsung steril."Badai mengangguk singkat. "Target utama--sang bos sindikat - Patrik - sudah kami amankan. Hati-hati, dia licik dan cerdik, bahkan sempat membuka borgol coba melarikan diri. Sekarang kondisinya luka tembak di kedua kakinya. Butuh penanganan medis segera."Dua polisi medis segera menghampiri, memberi perban seme

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status