Share

BAB 22

Bagaikan Menu Warteg

BAB 22

Tidak aku tidak boleh berpikir buruk dulu. Karena selama ini Mas Seno selalu perhatian dan penuh kasih sayang kepada ku. Jadi tidak mungkin Mas Seno menghianati ku.

Aku masih pura-pura tidur ketika Mas Seno naik keatas ranjang.

Mas Seno mengecup kening ku. Dan setelah itu dia tidur di samping ku sambil memelukku.

Keesokan paginya Mbok Sumi sudah menyiapkan sarapan. Namun Mas Seno tidak mau sarapan katanya mau ketemu sama distributor karena banyak barang yang akan di pesan.

"Mas. Sarapan dulu."ajakku

"Maaf Dek. Mas tidak bisa sarapan karena Mas mau ketemu sama distributor. Barang di toko banyak yang habis."jawabnya sambil merapikan rambut.

Sebenarnya hatiku berkata jika mas Seno sedang berbohong.

Tapi karena aku tidak mau merusak suasana hatiku. Maka aku biarkan saja Mas Seno pergi tanpa aku bertanya lebih jauh.

Setelah mencium kening ku, Mas Seno langsung berangkat.

Setelah kepergian Mas Seno . Aku lalu menghubungi Mbah Pon.

"Assalamualaikum Mbah."

"Waalai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status