Share

Kepingan Hati

Author: Maheera
last update Huling Na-update: 2023-10-25 09:14:51

'Setelah kau hamburkan kepingan hatiku ke dalam tumpukan jerami dan membiarkan kutertatih memungutinya sendiri. Kini kau datang menadahkan tangan meminta kembali, maaf ... hatiku bukan batu.'

------------------------------

"Aku tahu ini terlalu cepat, tapi kurasa ... aku jatuh cinta padamu."

"M-maksud Bapak?!"

"Aku ingin menjadi pelindungmu, sandaranmu. Hanum, jadilah milikku."

"Maaf, saya tidak-"

"Jangan jawab sekarang, nanti kalau kau sudah siap."

.

.

Dari jendela kamar, Hanum menatap hujan menjatuhkan rintikannya ke bumi, terpukau melihat kabut yang membuat kaca jendelanya berembun. Lamunannya terberai ketika memori masa lalu menyapa benaknya.

Hanum membenci hujan.

Hujan mengingatkannya pada Adrian dan pengkhiatan. Perih itu masih terasa, luka itu masih berdarah. Rasa sakitnya seperti karang yang tetap bertahan meski tenggelam dihempas badai dan gelombang. Sekuat apa pun Hanum ingin menghapus, semakin kuat kenangan itu memeluk benaknya.

Kadang terbersit tanya di hati. Pernahkah terbit penyesalan di hati Adrian, pernahkan sekali saja laki-laki itu mengenangnya. Hanum tersenyum getir, mana mungkin itu terjadi. Lelaki itu pasti sudah bahagia dengan keluarga kecilnya tanpa ada namanya. Seperti ombak, sekuat apa pun berusaha kembali ke lautan akan selalu terhempas ke tepian.

Dibuang, disingkirkan.

Alex. Dalam mimpi pun Hanum tak pernah mengira laki-laki itu tertarik padanya. Dusta jika dia tidak merasakan apa pun padanya. Laki-laki itu perlahan, tetapi pasti mampu menggetarkan hatinya yang kebas. Nanum, Hanum tahu diri, siapalah dia dibandingkan lelaki itu. Laksana langit dan bumi.

Dia takut menanam asa jika akhirnya menuai nestapa. Tak ingin jatuh lagi ke dalam kubangan perih dan sakit hati. Hanum memilih memendam rasa itu jauh di relung hati.

Sejak malam itu hubungan mereka semakin dekat. Alex tak sungkan lagi menunjukkan perhatiannya, dia memperlakukan Hanum begitu istimewa. Seolah wanita itu miliknya yang paling berharga, selain Neysa tentunya.

*

"Mbak Hanum, Papa bilang mau ajak kita makan malam di luar," ucap Neysa ketika Hanum menyisir rambutnya.

Hanum menatap gadis kecil itu dari kaca yang ada di depan mereka. Sesekali melirik tangannya yang mengepang rambut Neysa.

"Oo, ya. Wah, Neysa senang dong. Mbak ngga usah ikut, ya," ucap Hanum membuat Neysa mengerucutkan bibirnya.

"Papa bilangnya kita, bukan Ney dan Papa. Kalau Mbak ngga ikut, Ney juga ngga ikut," rajuknya.

Hanum tersenyum simpul. Rasanya baru satu bulan yang lalu dia mendengar kalimat yang sama. Ayah dan anak itu memang mirip, pemaksa dan suka merajuk.

"Iya, deh. Mbak ikut." Hanum tersenyum puas melihat hasil kepangannya, lalu berlutut di depan gadis itu. "Tapi Neysa makan siang, minum obat trus tidur dulu," imbuhnya.

Gadis itu mengangguk cepat.

"Tidur siangnya sama, Mbak, ya?" rayunya, lalu bersorak gembira ketika Hanum mengangguk.

*

Hanum termangu melihat kotak hitam di atas ranjangnya. Tadi siang Alex mengutus seorang kurir mengantarkan sebuah bingkisan untuknya dengan pesan dia harus memakainya saat makan malam nanti.

Perlahan tangannya bergerak membuka kotak berbentuk kubus itu. Terpana melihat sebuah gaun berwarna putih yang terlihat indah.

Kekagumannya semakin menjadi kala menyentuh gaun tersebut, terasa sangat lembut. Hanum bahkan menempelkan ke pipinya untuk merasakan kelembutannya.

Hanum tersenyum. Tidak dipungkiri hatinya mulai mencair. Entah sejak kapan ia nyaman dengan semua perhatian Alex.

Alex mampu menerobos benteng yang dibangunnya. Perlahan tapi pasti dia mulai menarik hati Hanum.

"Wah, Mbak cantik banget. Mirip Putri salju," puji Neysa melihat Hanum memakai gaun selutut berwarna putih dengan corak bunga tulip.

Hanum tersipu. "Neysa bisa aja. Cantikkan kamu, Sayang."

Gadis kecil itu tertawa mendengar pujian Hanum, menarik tangan wanita itu keluar kamar, lalu menuruni tangga melingkar menuju ruang tamu.

Mendengar tapak sepatu mendekat, Alex menoleh ke arah suara. Sejenak dia membeku. Seolah semua berjalan dalam gerak lambat. Malam ini Hanum begitu cantik. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, wajahnya bersinar meski hanya disapu bedak dan lipstick. Kaki jenjangnya dibungkus stiletto yang tidak terlalu tinggi. Tak ada kata yang bisa menjabarkan kecantikan wanita itu, yang pasti seorang Alex Bagaspati takluk pada pesonanya.

"Pa, ayo!" seru Neysa membuyarkan imajinasi Alex.

"Eh, iya. Kamu duluan, ya. Papa ada yang ketinggalan," jawab Alex, entah mengapa dia gugup ketika beradu pandang dengan Hanum.

Neysa mengangguk, lalu berjalan keluar menuju mobil yang terparkir di halaman. Hanum pun berniat menyusul Neysa, tetapi lebih dulu Alex memegang tangannya.

"Kamu tetap di sini," ucapnya menatap Hanum lembut.

"Tapi, Pak-"

"Harus berapa kali kukatakan panggil namaku kalau kita berdua saja," titah Alex tegas.

Jantung Hanum berdegup sangat kencang ketika Alex menarik pinggangnya, nyaris tak ada jarak di antara mereka andai Hanum tidak menahan dada lelaki itu dengan tangannya.

"Pp-pak ..."

"Alex, hanya Alex ..."

"A-alex ... sebaiknya kita pergi. Neysa-"

"Neysa bisa menunggu, tapi aku tidak," potong Alex serak.

"Maksudnya?" tanya Hanum bingung.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama. Katakan iya ... katakan kau mau jadi milikku," pinta Alex menuntut.

Hanum menunduk. "Ini tidak mudah. Kau tidak kenal siapa aku, masa laluku, aku-"

Alex mengelus pipi putih Hanum membuat wanita itu mengangkat kepalanya. "Aku tidak peduli masa lalumu. Aku mencintaimu tanpa syarat, Hanum."

Hanum menggeleng. Matanya mulai berkaca-kaca. "Tapi aku perduli ... kau harus tahu bagaimana aku agar tidak ada penyesalan nanti," lirihnya.

Alex mendekap Hanum yang terlihat rapuh. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada wanita itu di masa lalu, tapi melihat sakit di matanya membuat Alex yakin dia menyimpan luka di hatinya.

*

"Hanum?!"

Tubuh wanita itu menegang ketika sebuah suara yang begitu dikenal memanggilnya. Dia menoleh dan melihat Adrian berjalan cepat ke arahnya. Belum hilang keterkejutan wanita itu, tubuhnya ditarik masuk ke dalam pelukan laki-laki tersebut.

"Hanum, aku rindu ..." lirih Adrian sambil mengeratkan pelukannya.

Hanum bergeming, bahkan otaknya beku. Rindu? Andrian rindu padanya? Hanum merasa ironi. Apakah laki-laki itu lupa sudah menyingkirkannya dengan kejam.

Lidah memang tak bertulang. Begitu mudah membolak-balik kata.

"Hanum, kenapa diam saja? Katakan sesuatu," ucap Adrian setelah mengurai pelukannya.

Hanum menepis perlahan tangan Adrian yang ada di bahunya setelah bisa menguasai dirinya. "Apa kabar, Mas," tanyanya.

Adrian menghela napas dan mengembuskannya perlahan.

"Aku selalu menunggumu pulang. Maaf, malam itu aku terlalu marah," ucap Adrian tak menjawab pertanyaan Hanum.

Hanum mendengkus. "Untuk apa menunggu seseorang yang sudah dibuang."

"Aku tidak pernah membuangmu. Kamu yang ingin pergi," bantah Adrian.

"Kau yang mendorongku pergi, Mas. Kau sudah membuangku sejak mencurangiku dengan Amelia," balas Hanum ketus.

"Hanum," Adrian mencoba meraih tangannya, tetapi Hanum surut selangkah.

"Cukup, Mas. Kita sudah selesai. Jangan pernah menggangguku lagi," ucap Hanum berniat meninggalkan Adrian.

"Tunggu!" Adrian mencekal lengan Hanum. "Kau masih istriku secara hukum. Kembalilah, aku akan perbaiki semua."

Hanum memejamkan mata. Lukanya kembali berdarah. Adrian masih ada di sudut hatinya. Tak mudah melupakan semua cerita yang telah mereka rajut, tetapi laki-laki itu pula yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.

Seakan tak pernah ada cinta di hati mereka dulu dan sekarang dengan gampangnya memintanya kembali. Seolah tak pernah terjadi apa-apa.

"Hatiku bukan batu, Mas. Bisa kau mainkan sesukamu," ucap Hanum tegas, lalu melangkah dengan air mata berderai meninggalkan Adrian yang membeku.

Ingin rasanya dia mengejar, tapi Adrian tahu diri. Luka yang ditorehkan begitu dalam. Dia tak ingin mendesak. Mundur selangkah demi mendapatkan cinta Hanum kembali bukan masalah baginya.

Langkah Hanum terhenti ketika matanya menangkap sosok laki-laki bermata elang ada di depannya.

"Alex ...," lirih Hanum, mengusap air mata di pipinya.

Alex mendekat. Matanya terpaku hanya pada satu sosok rapuh yang masih berusaha tegar. Terlalu lama mengambil obat Neysa yang tertinggal di dalam mobil, Alex memutuskan menyusulnya.

Siapa sangka di pelataran parkir dia melihat drama menyedihkan. Ingin rasanya menghajar laki-laki yang membuat Hanum menangis, tetapi dia tak ingin gegabah. Alex ingin mendengar semua cerita dari mulut sang wanita sendiri.

"Jangan dihapus ..." ucap Alex lembut. Dia merangkum wajah Hanum yang bersimbah air mata. "Biarkan semua lukamu meluap bersama air mata hingga kering. Setelah malam ini jangan pernah menangis untuk dia."

Hanum membenamkan wajahnya di dada bidang Alex. Tangisnya semakin menjadi ketika hangat tangan lelaki itu mengusap punggungnya.

Bukan, bukan menangisi masa lalu, tetapi terharu dengan cara Alex yang mendekapnya erat dengan cara terlembut yang dia bisa.

Tbc

*aku lupa ngasih gula, takutnya mak-emak diabetes. Orang tua bilang banyakin makan yang pahit biar sehat. Kalau aku bilang, sih, ntar kalau hidupnya pahit bisa bilang gini.

'Udah biasa.'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rosa Lina
udah lah Hanum kamu istri tidak diakui ngapain masih dipertahankan, klgnya aja gak Nerima jgn mimpi bangun cari kebahagian mu sendiri
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kata Alex jangsn nangisin lagi kaki2 itu dh stop .dn kmu hrs cerita k Alex biar kmu dn Alex bisa balas dendam k Adryan k.telah menyakitin kmu dn kmu minta tolong k Alex tentang mantan mu itu
goodnovel comment avatar
Juairiah Lia
lanjut, sangat menguras emosi
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Badai Mereda

    "Aku benar-benar kecewa sama Alex. Pasti wanita itu yang menghasutnya." Nina masuk ke ruang kerja papanya sambil mengomel dan wajah kusut.Pak Burhan hanya diam, dia tetap melanjutkan pekerjaannya sambil menunggu putrinya itu melimpahkan amarah."Papa tahu, Alex mengusirku hanya karena wanita itu! Padahal dia tak punya kelebihan apa-apa dibanding aku. Aku bisa menyokong usahanya, aku mengerti bisnis, tapi dia lebih condong ke wanita itu.""Kamu selalu menyebut wanita itu wanita itu. Setidaknya kamu sebut namanya.""Papa tahu siapa yang aku maksud. Siapa lagi kalau bukan Hanum" balas Nina dengan nada keras."Papa rasa tidak ada yang salah dengan Alex. Kamu yang terlalu agresif dan memaksakan kehendakmu padanya. Kau tahu dengan jelas kalau laki-laki itu sangat mencintai Hanum dan kau seakan-akan meminta dia memilih, jelas Alex akan memilih istrinya.""Tapi dia janji mau nikahi aku, Pa!" Nina tak mau kalah. Sifat aslinya keluar. Wajah manis yang selama ini dia tampaknya berubah menjadi r

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Amukan Alex

    "Sialan!"Dengan raut kesal Nina melemparkan tasnya ke sembarang arah. Niat mendatangi rumah Hanum dan bersikap seolah-olah menguasai rumah itu untuk membuat mental si wanita jatuh, malah gagal total. Dia tidak memperhitungkan Neysa. Gadis remaja itu ternyata berpihak kepada Hanum. Tak mungkin dia lupa senyum puas di wajah Hamum melihat Alex membentaknya. Ternyata, wanita itu lebih pintar dari yang dia kira. Dia yakin Hanumlah yang menghasut Neysa untuk mengerjainya. Nina benar-benar dibuat seperti orang bodoh di depan lelaki pujaannya oleh kedua orang itu.'Dasar tidak tahu terima kasih! Sudah ditolong malah berniat mencelakakanku. Lihat saja, aku akan membalas perbuatanmu.' Nina mengumpat sambil mengepalkan kedua tangannya.Nina bukan tipe wanita yang tertarik dengan pernikahan. Dia lebih hubungan tanpa ikatan, gaya hidup yang dia jalani sejak remaja. Tinggal di Singapura serba bebas adalah surga baginya. Alex adalah teman lamanya dan mendiang suaminya. Sejak dulu dia menyukai l

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Salah Mencari Lawan

    Pagi itu, ketika Hanum bersiap ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan bekas jahitan dan juga perkembangan bayinya, mobil milik Nina memasuki pekarangan rumahnya.. Wanita itu datang ke rumah Hanum sambil membawa beberapa kantong plastik berisi berbagai bahan makanan. Begitu melihat Hanum, Nina tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya."Pagi, Num, aku mau bantu urus anak-anak dan memasak untuk keluarga," ucap Nina sembari memperlihatkan barang bawaannya, seolah-olah dia masuk ke rumah sendiri.Dahi Hanum berkerut saat mendengar ucapan Nina. Dia mengulas senyum untuk menyembunyikan amarahnya. "Makasih, Nin, kamu enggak perlu repot-repot," balasnya berusaha tetap ramah. Hanum tidak ingin paginya dirusak oleh Nina.Melihat sikap Hanum yang melunak, Nina merasa di atas angin. Dia tersenyum. "Ah, enggak apa-apa kok. Aku ingin membantu. Lagipula, aku ingin belajar memasak masakan rumahan yang enak seperti yang sering kamu buat," ujarnya lalu masuk begitu saja tanpa permisi, seakan

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Berbagi Itu Sakit

    Setelah Hanum melahirkan. Alex menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menemani bayi mereka yang sedang berjuang untuk hidup. Dia juga terus mendampingi sang istri, memberikan dukungan dan kasih sayang yang dibutuhkan wanita itu, walaupun sikap Hanum masih saja dingin, meskipun begitu dia tidak menyerah untuk mengambil hati sang istri. Sementara Hanum terus berusaha menggerakkan tubuhnya agar segera pulih. Dia tak ingin berlama-lama di rumah sakit. Beruntung, bayi mereka baik-baik saja sehingga bisa tidur kembali dengan Hanum."Num, apa kau butuh sesuatu?" Alex mencoba mencairkan suasa yang membeku."Aku enggak butuh apa-apa. Makasih."Alex menghela napas. Meski singkat setidaknya Hanum sudah mulai bicara padanya.Pada saat yang bersamaan, Nina yang merasa terabaikan oleh Alex, mencoba mencari cara agar bisa mendapatkan perhatian lelaki itu kembali. Setelah berpikir matang, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit dan membawa beberapa perlengkapan bayi sebagai hadiah untuk Hanum

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Sabar Tanpa Batas

    Alex menginjak gas agar mobilnya semakin melaju ke rumah sakit. Di dalam hati rasa cemas mencengkeram jantungnya, doa-doa keselamatan tak berhenti dia gumamkan untuk sang istrinya, satu-satunya wanita yang dia cintai. Alex tidak bisa membayangkan hidupnya seperti apa jika sesuatu menimpa wanita yang dicintainya. Penyesalan bertalu talu menggedor ke dalam dada lelaki itu, andai Neysa tidak meneleponnya tadi, mungkin dia sudah larut ke dalam pesona Nina. Wanita itu tahu bagaimana menarik perhatiannya.'Sial! Bisa-bisanya aku terlena hanya karena masakan saja. Bagaimana perasaan Hanum kalau dia tahu aku selemah itu? Padahal hasil masakan istriku jauh lebih enak.'Alex memukul setir mobil saking kesal pada dirinya sambil mengumpat. Harusnya dia lebih memperhatikan kondisi Hanum yang sedang hamil, bukannya sibuk mencari cara bagaimana menjaga hati kedua wanita tersebut. Toh, Hanum lebih berhak atasnya secara hukum agama dan negara, sementara dengan Nina dan dia hanya terikat janji saja. Al

  • Bahagia Usai Diselingkuhi    Usaha Nina Mencuri Hati

    Alex merasakan benar ada yang berubah dalam diri Hanum sejak dua bulan terakhir. Tepatnya setelah Nina datang ke rumah. Istrinya itu tidak lagi banyak bicara, cenderung tertutup, dan menarik diri darinya. Meski Hanum tidak pernah melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Dia tetap melayani kebutuhan Alex dengan khidmat dan baik, tetapi sikap si wanita yang lebih banyak diam menyiksa hati Alex. Rumahnya yang dulu riuh karena gelak tawa dan canda, kini mendadak sepi dan kehilangan cahaya juga gairahnya. Hanum hanya akan tersenyum ketika mereka berkumpul dengan anak-anak, tetapi ketika hanya berdua saja di dalam kamar sikapnya sedingin es. Wanita itu tidak pernah lagi mempertanyakan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Nina, Juga tak ada pertanyaan mengapa kini selalu pulang larut malam. Begitupun Neysa dan si kembar, anak-anaknya itu seakan tahu kalau hubungan kedua orang tuanya tidak sedang baik-baik saja. Meski diam dan terlihat tenang, Alex tahu semua itu hanya untuk menut

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status