Share

Part 5, Rio Rayhan

Penulis: Carol16
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-25 13:25:39

Violetta's pov

Namun, ketika jendela mobil itu diturunkan, aku dapat melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil hitam itu...

"Naik mobil denganku."

"Maaf, aku gak bisa,"balasku pada pengendara mobil itu dengan tersenyum maaf.

"Gak apa apa, sekalian jalan kita kan searah,"balas pria itu sembari keluar dan mendorongku untuk masuk.

"Baiklah,"balasku sembari menghindarinya dan mulai memasuki mobilnya.

Seketika, suasana mobil hening dan hanya terdapat alunan lagu dari radio.

Aku berusaha untuk melihat ke arah jendela mobil dan tak menatap sedikit pun pada pria di sampingku.

"Jadi, suamimu dimana?"tanya pria itu padaku dan membuatku teringat dengan kejadian tadi pagi.

"Em..dia lagi sibuk buat ngatur perusahaannya Han.."balasku dengan senormal mungkin.

"Yang bener? Masa iya dia sampai biarin kamu nunggu angkutan umum di pagi pagi bolong gini.."balasnya sembari membelokkan mobilnya menuju perusahaan tempatku bekerja.

"Gak apa, dia gak tau.."balasku dengan tersenyum sedikit sebagai tanda aku tidak apa.

"Ok, kalau ada masalah bilang ya.kita masih jadi teman kok,"balasnya sembari memberhentikan mobilnya di dekat perusahaan ku bekerja.

"Sudah sampai Vi."

"Han..makasih ya..maafin aku yang ninggalin kamu pas lamaran,"balasku dengan rasa yang tak enak.

"Tidak apa, hush..jangan pikirin lagi Vi.semua udah berlalu juga,"balasnya dan membuatku merasa hangat.

Aku pun menuruni mobilnya dan mulai memasuki perusahaan.tiba tiba, ketika aku akan masuk ke ruangan kerjaku..aku ditarik oleh seorang laki laki yang telah menggunakan jas berwarna hitam.

"Sakit Vin!"ujarku padanya dan tak mendapat balasan apa pun darinya.

Ia membawaku ke ruangannya dan terdapat sebuah tulisan CEO di meja kerjanya.kebetulan ruangan ini kedap suara dan tak akan dilihat oleh orang lain sehingga aku mulai berontak.

"Lepasin!"gertakku padanya ketika memasuki ruangannya.

"Lo jelasin dulu! Cowok tadi siapa lo!"hardiknya padaku dan membuatku makin kesal pada laki laki ini, Davin.

Aku pun melepaskan pegangannya dengan kuat dan mendorongnya ke belakang dengan penuh amarah...

"AKU GAK MAU JELASIN!!"teriakku padanya dan pergi keluar dan memegang gagang pintu Davin.

"Kalau kamu keluar, aku akan memecatmu!"balasnya dan membuatku memandangnya dengan miris.

"Kamu telah melewati batasku.baik, aku B.e.r.h.e.n.t.i !!"tekanku padanya dan melepas kartu pegawaiku di depannya.

Plak!!

Seketika, ia memukul lenganku dan membuatku merasakan rasa sakit yang menusuk.hal ini pun membuatku terduduk memegang lenganku dan menahan rasa sakit.

Tiba tiba, ia memegangku yang telah terduduk dengan kuat dan mengatakan ucapan dingin yang membuatku meneteskan air mata dengan deras.

"Kamu adalah perempuan terburuk yang pernah kutemui."

Aku pun menggigit bibirku hingga berdarah dan berusaha pergi darinya.aku merasakan kepalaku yang berkunang setelah rasa sakit lengan itu menghilang dan mulai memegang sudut meja.

"K-Kau juga adalah laki laki terkejam yang pernah kutemui.."ujarku terbata bata dan berusaha untuk keluar dari ruangan itu dengan kondisi agak berantakan serta lengan yang bergetar sedikit.

Tiba tiba, laki laki itu merubah raut wajahnya dan mulai menyadari bahwa ia salah bertindak.ia mulai menahan tanganku dan dibalas dengan tatapan tajam dariku untuknya.

"Ta, maaf..gua tadi kebawa emosi."

Aku meninggalkannya dan membuka pintu untuk keluar dari ruangan tersebut.

Ceklek!!

Untungnya, semua karyawan sedang rapat dengan manajer sehingga tiada yang melihatku keluar dengan bibir ternoda darah dan lengan yang memar.

Ketika aku keluar, aku dengan segera memanggil taksi dan masuk ke dalamnya.

"Non, ini ada apa?"tanya supir itu.

"Gakpapa, cuma jatuh aja.makanya mau balik.."bohongku pada supir itu

"Oh..mau kemana?"

"Ke jalan Raden Saleh, no 8, blok 33."

"Baik non."

Dengan segera, taksi itu melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Divan.

Setelah sampai, aku segera membayarnya seperti biasa lalu mulai memasuki rumah yang megah namun tak ada kebahagiaan sama sekali..

Tap, tap, tap...

"Sshh, sakit sekali.."gumamku sembari menaiki tangga dengan terseok seok.

Aku segera melangkah ke kamarku dan mengambil kotak obat dari bawah kasurku.

Ketika aku sedang mengobati lukaku, terdengar suara mobil yang berhenti di luar rumah yang disertai dengan suara terbukanya pintu.

Orang itu mendekat ke kamarku dan berusaha untuk membuka kamarku.

Ceklek!

Krit....

Ketika ia berhasil masuk, ia terkejut melihat keadaanku yang dipenuhi oleh memar dan bibirku yang berdarah karena kugigit.

"Astaga...kamu kenapa??...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 52, Ending

    Violetta's povAku benar benar masih shock membayangkan tubuh berdarah Davin serta lokasi tusukan yang cukup lebar di tubuhnya. Kali ini, masalah kasus telah ditangani oleh pihak pihak lain. Hanya saja aku masih ragu masalah apalagi yang akan terjadi dan masih belum diselesaikan sebelumnya.Dengan jantung berdebar dan perasaan sedikit kesal, aku mulai bertanya pada Davin apalagi masalah yang masih belum kuketahui hingga saat ini. Ketika ia menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang bingung, aku baru melepas kekuatiranku dan mulai mendesah lega."Janji tidak akan seperti ini lagi.""Iya Ta..."~~~Tak terasa, 2 tahun telah lewat. Kasus itu diakhiri dengan penahanan Natasha dan pengungkapan beberapa anggota di daerah perusahaan Davin yang berperan sebagai orang dalam. Tentu saja, jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari karena proteksi perusahaan yang cukup kuat.

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 51, titik akhir kasus

    Davin's povIa mulai mundur ke belakang dan mengusap darah yang keluar dari bibirnya. Dengan aneh, ia meliukkan badannya sembari maju dan bersiap untuk memukulku. Benda tajam itu diarahkan padanya tepat ke perutku ketika aku berusaha menahan pukulannya dan membuatku dengan cepat menyerong dari arah tangannya.Benda tajam itu pun meleset dan mengenai angin angin yang bergerak mengitari kami berdua. Akhirnya, aku pun dengan cepat meninju tanganku tepat di mukanya.Bugh!Wajahnya yang tak terkena sinar membuatku sulit melihat keadaannya. Aku pun mulai meningkatkan kewaspadaan diriku dan maju ke arahnya. Ketika aku hampir dekat dan meninjunya, tangannya kembali memainkan benda tajam itu le arahku. Aku pun meliukkan benda tajam itu ke tubuhnya. Atau tepatnya berada di bagian vital tubuhnya, bagian dada.Clek!Pria itu mulai mundur dan terjengkang ke belakang. Darah menguncur te

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 50, penyelidikan

    Davin's povSetelah menemukan nama yang tertera pada daftar kontak, aku mulai menghubunginya dan malah mendapatkan bahwa nomor ini telah tidak aktif.Aku pun mulai berusaha menelpon anak buahku untuk memeriksa seseorang yang menurutku bisa saja menjadi pelakunya. Setelah selesai menelpon dan hal yang kusampaikan akan dikerjakannya, aku mulai masuk ke akun Rio.Panggilannya pun tersambung dan ia berbicara, "Ada apa?""Sorry repotin, gimana perusahaannya?" Tanyaku padanya."Santai. Perusahaanmu dan punyaku sudah ditangani dengan baik. Lagipula adikmu ternyata telah menyiapkan semua hal dan melampirkan note kecil di komputer perusahaan sehingga kesalahan tidak akan mudah luput dari perhatianku."Aku pun mulai merasa lega sejenak. Untung saja tiada masalah lagi, karena aku sepertinya ingin fokus ke kasus lama itu dahulu dibandingkan perusahaan."Memangnya ada apa ya?" S

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 49, mengapa?

    Davin's pov"Kenapa kamu bersikeras ingin berhenti menyelidiki kasus ini?"Aku pun mulai menghela nafas dan melanjutkan perkataanku kembali, "Aku sama sekali tidak mengerti mengapa kamu ingin bersikeras seperti ini. Ini demi kebaikanmu juga, aku tidak ingin kamu dilukai oleh dalang utama itu. Jadi, tolong beri aku satu alasan saja mengapa kau ingin menutup penyelidikan ini Ta..."Wajahnya membeku dan bibirnya terkatup rapat, tidak membocorkan sedikit pun suara dari pita suaranya. Semakin ia terdiam, semakin aku merana kebingungan dan menatapnya dengan pancaran yang sama sekali tidak dimengerti sendiri olehku.Ketika ia membuka bibirnya, lidahnya tampak kelu dan suara bervolume kecil tidak keluar sedikit pun darinya. Akhirnya, ia menutup lagi mulutnya dan menundukkan wajahnya.Aku pun mulai geram melihatnya yang diam mematung terus menerus dan berinisiatif sendiri."Ta, pandang diriku," ujarku s

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 48, mengungkap rahasia

    Davin's povAku benar benar merasa bingung bagaimana memulai penjelasan ini, bibirku terasa kelu dan pikiranku kosong. Di sisi lain, jantungku bergemuruh dengan kencang. Hingga aku mulai sadar dalam waktu sekejab bahwa rahasia apapun pasti akan terungkapKetika aku memastikannya lagi sebelum berbicara, ia seolah olah bersikap tidak apa dan siap mendengarnya. Aku pun menghembuskan nafasku dan mulai membuka mulutku."Sebenarnya.. mereka ikut berpatisipasi dalam kejadian tersebut. Namun, aku juga tak begitu yakin bahwa merekalah yang menjadi dalang utama dari kasus sebelumnya.""Namun, tiada hasil penyelidikan merujuk pada orang yang kucurigai sampai sekarang," akhirku pada perempuan di depanku yang masih menatapku dengan intens.Ia mulai mengulurkan lengannya ke telapak tanganku. Ia rekatkan jemarinya yang telah meramping menampakkan lekukan tulang ke jariku yang kasar dan besar."Hentika

  • Bahtera pernikahan (indonesia)   Part 47, sadar

    Malam semuanya... ini chap terbarunya ya. Kali ini dalam versi pandangan author dan lebih jelas ya. Selamat membaca dan salam sehat bagi semuanya...??Author's povTampak kedua orang yang saling berhadapan namun berbeda ekspresi. Pria yang baru keluar di kamar mandi berbalut outfit kasual putih dan dilengkapi oleh celana panjang berwarna hitam.Sedangkan satu lagi berbalut pakaian putih serta berbaring di sebuah ranjang dan diliputi oleh berbagai fasilitas medis untuk menunjang kesehatan selama masa koma nya. Walau ditopang oleh berbagai alat alat medis, dari wajah wanita itu terlihat bahwa ia telah membaik walau masih tampak agak pucat.Rambut wanita itu tampak sedikit menghilang namun telah tersamarkan dibandingkan saat saat ia baru selesai dioperasi. Beberapa bagian tubuhnya menunjukkan tulang dengan jelas dan membuatnya seolah olah menderita penyakit anoreksia.Sedangkan si pria, yang sedang berdiri k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status