Share

2. Baju Couple

Author: Muninggar88
last update Last Updated: 2023-07-11 17:19:59

"Mas, lebaran nanti kita beli baju couple sama Alina juga, ya," rengek Marwah istriku dan ini bukan kali pertama dirinya merengek hanya untuk sebuah baju baru di hari lebaran. Tepatnya ini adalah tahun ketiga kami menikah dan juga kali ketiganya dirinya merengek menginginkan baju lebaran.

Aneh memang istriku ini. Dirinya sudah dewasa sudah menjadi seorang ibu juga. Tapi kelakuannya masih saja mirip anak kecil.

"Puasa saja belum, ini kamu malah susah siap-siap minta baju baru. Pakai acara couple-an atau apa itu seragaman? Sudah mirip anak panti saja," gerutu pada istri.

Apakah aku mengiyakan keinginannya? Tentu saja tidak. Toh untuk lebaran tidak di wajibkan untuk memakai baju baru. Baju yang masih ada dan masih bagus juga banyak dan masih bisa dipakai. Buang-buang uang suami saja bisanya. Itu kalau istri gak tau suami cari uang itu susah.

Setelah mendapatkan jawaban dari ku tadi. Sudah tak terdengar lagi suaranya. Muka yang sebelumnya nampak sumringah kini telah berubah bagai jemuran yang habis diperas airnya. Lecek karena ditekuk-tekuk. Merajuk? Sudah biasa toh nanti juga akan luluh lagi. Emang dia gak butuh lagi sama suaminya.

Lebaran memang kebutuhan akan semakin bertambah. Aku sebagai suami yang bekerja sebagai karyawan sebuah pabrik harus pandai-pandai mengatur uang.

Selain untuk kebutuhan bulanan di rumah. Aku juga mempunyai tanggungan uang kos yang harus aku bayar setiap bulannya. Aku tinggal terpisah dari keluarga. Aku bekerja di luar kota yang letaknya cukup jauh. Tiga setengah hingga empat jam perjalanan waktu yang harus aku tempuh. Untuk menyingkat jarak dan juga tenaga akhirnya aku putuskan untuk indekost. Dari tempat ku bekerja dengan tempat tinggal sementara hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit.

Marwah sengaja aku tinggalkan di rumah ibuku. Meski awalnya dirinya sempat menolak dengan alasan aku dan dia bisa tinggal di rumah orang tuanya yang jaraknya lebih dekat ke tempat aku bekerja. Dia juga beralasan ada adik laki-laki ku yang menurut pendapat dia ipar adalah maut. Dikiranya adikku itu pembunuh apa sampai tega-teganya mengatakan jika ipar adalah maut.

Drama ini selalu saja terjadi. Entah kenapa istriku ini senang sekali menciptakan masalah untuk suaminya.

Aku libur kerja dan pulang tujuanku agar bisa berkumpul dengan keluarga. Melepaskan penat selama lima hari bekerja. Padahal aku pulang satu Minggu dua hari. Yaitu hari Sabtu dan Minggu. Dan hari ini adalah kepulangan ku setelah dua Minggu kami terpisah ruang karena aku mendapatkan jatah lembur hari Sabtu dan Minggu. Lumayan untuk tambahan kebutuhan hari raya.

.

Aku di kota tempat aku mengais rezeki tinggal satu atap dengan kakak kandungku. Meski demikian aku tetap dikenakan biaya tinggal di rumahnya. Dengan istilah nge-kos. Tidak hanya biaya bulanan yang dikenakan sebesar tiga ratus ribu. Tetapi juga biaya makan yang sebesar dua ratus ribu yang harus aku keluarkan. Meskipun aku jarang makan karena tidak sesuai dengan selera. Biaya tersebut tidak dapat di tangguhkan. Aku juga mengeluarkan uang lebih untuk ketiga keponakan ku yang tidak lain adalah anak-anak dari kakakku.

Dari seluruh total gajiku yang sebesar tiga juta. Satu setengah juta untuk aku berikan pada ibuku, wanita yang telah melahirkan dan juga merawat ku sedari dalam kandungan hingga sampai aku bisa menjadi seperti ini. Berkat perjuangannya pula aku bisa mengenyam pendidikan hingga bisa meraih gelar sarjana. Lima ratus ribu aku sisihkan untuk biasa kos dan juga makan. Untuk istri dan anakku cukup Dua ratus ribu untuk kebutuhan susu anak kami toh makan mereka juga ditanggung oleh ibuku dan sisanya untuk pegangan ku. Untuk keperluan yang tidak terduga. Biasanya untuk keperluan ketiga keponakan ku seperti yang jajan dan lainnya. Selama aku tinggal bersama dengan kakakku. Akulah yang biasa memenuhi kebutuhan mereka seperti uang jajan, sepatu baru, baju baru, tas baru, termasuk juga baju ketika hari lebaran. Tidak hanya tiga keponakan ku. Kakak perempuan ku juga tiap kali lebaran selaku minta jatah bahkan sebelum adiknya ini menikah. Sebenarnya kakakku dan juga suaminya adalah sama-sama bekerja dan di rumah mereka juga memiliki seorang asisten rumah tangga. Aku yang juga ikut tinggal di rumah mereka. Mau tidak mau harus turut membantu keuangan di rumah mereka dan juga membantu menjaga ketiga keponakan ku ketika kedua orang tuanya pergi bekerja. Kebetulan kami berbeda tempat kerja. Dan di tempat kerjaku sendiri di terapkan sistem shift.

.

Dua hari liburku ku habiskan untuk beristirahat di rumah. Besok subuh aku harus bersiap untuk kembali pergi mengais rezeki lagi.

Meskipun tidak menampakkan wajah di tekuknya. Marwah sepertinya masih merajuk pada suaminya ini. Tidak ada pembicaraan di antara kami berdua selama aku berada di rumah kecuali aku yang memulai terlebih dahulu, itupun dia bakal dengan jawaban yang teramat sangat singkat. Padahal setahuku Marwah bukan tipe perempuan cerewet ataupun banyak bicara namun selalu membuka suaranya ketika aku berada di dekatnya.

Pekatnya malam telah bergulir. Sang fajar pun telah menampakkan pesona. Aku sudah bangun dan berlomba dengan kokokan ayam jantan.

Tak lagi ku dapati keberadaan Marwah di ranjang tempat tidur kami. Yang tersisa hanya aku dan Alina---putri kami yang masih terlelap dan terbuai dalam mimpinya.

Aku segera beranjak dari ranjang kamarku ini. Meski rasa kantuk masih mendera dan mata pun belum seratus persen terbuka lebar.

Aku segera keluar dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Saat aku baru saja membuka daun pintu kamar ku ini. Bunyi spatula yang beradu dengan penggorengan terdengar jelas di telinga ini pun aroma masakan yang muncul dari pintu dapur telah hinggap di cuping hidung ku.

Meskipun merajuk dengan suaminya. Marwah tetap mengingat dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

Tidak hanya menyiapkan makanan untuk sarapan ku dan bekal yang akan aku bawa ketempat kerja. Baju dan sepatu pun sudah ia persiapkan sebelumnya. Semua sudah terlihat rapi dan sepatu juga sepertinya sudah disemir olehnya.

"Kamu masak apa hari ini, Dek?" sapaku. Aku mendekat ke arahnya yang memunggungi ku. Tangannya masih lincah menari-nari di atas penggorengan.

"Ayam kecap," jawaban singkat yang keluar dari mulutnya. Dan tanpa sedikitpun melirik atau melihat ke arah suaminya. Marwah masih terus melanjutkan pekerjaannya.

Tak ingin mengganggunya. Aku beralih ke arah meja makan yang letaknya tidak jauh dari tempat istriku mengolah makan untuk penghuni rumah ini.

Satu cangkir kopi sudah tersaji di atas meja berbahan kayu yang ditutupi selembar kain berwarna marun dan bermotifkan bunga berwarna-warni.

Aku menarik satu buah kursi dari empat buah kursi kayu yang ada di samping meja. Mulai meraih cangkir kopi dan membuka tutupnya lalu ku sesap perlahan karena asapnya pun masih mengepul setelah penutupnya aku buka. Aku duduk tepat di belakang istriku yang posisinya masih memunggungi ku.

Heran, betah sekali Marwah merajuk pada suaminya ini hanya karena masalah sepele. Masalah baju lebaran yang masih satu setengah bulan lebih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
blm apa2 udh mles thor baca nya hhh...udh kere tggal sm mertua merana pula kasian
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    110. Kembali hidup damai (end)

    Atas saran dari ibunya, akhirnya Johan membawa keluar Kiran istri sirinya itu dari rumah keluarganya. Johan sengaja membawa Kiran pergi jauh dari tempat tinggal mereka dengan tujuan agar tidak ada orang yang mengenalinya.Johan membawa pergi Kiran dengan alasan untuk mengobati sakitnya. Johan sengaja membawa istri sirinya itu ke pelosok dan mengobatkannya di sana.Usai membawa istrinya itu ke rumah sakit. Johan buru-buru pergi meninggalkan Kiran di rumah sakit dan tidak ada keinginan untuk menjenguk bahkan untuk kembali membawa perempuan itu masuk lagi ke dalam rumahnya.."Ka, ada kabar baik buat kamu." Ibra bersama dengan pengacaranya menemui Azka yang berada di balik jeruji."Kabar baik apa, Mas?" tanya Azka antusias."Bukti rekaman CCTV dari rumah tetangga kamu itu mulai menemukan titik terang. Pihak polisi juga masih melakukan pendalaman tentang kasus mu ini. Semoga setelah ini titik terang itu segera terungkap dan kamu bisa segera bebas dari tempat ini.""Aamiin, semoga saja,

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    109. Mencari bukti

    "Dari mana kamu, Mas?" Johan terlonjak karena istrinya yang tiba-tiba saja mengagetkannya."Kamu ngagetin suami saja. Aku habis dari rumah sakit ngantar Kiran." Johan melepas baju yang baru ia kenakan dan kemudian menggantinya baju bersih yang sudah di siapkan oleh Sintia.Tidak banyak bertanya. Sembari menunggu suaminya membersihkan diri, Sintia segera turun kelantai bawa untuk membantu menyiapkan makan malam untuk keluarganya."Sudah pulang Jo?" sapa Bu Sukma ketika melihat putranya yang berjalan ke arah meja makan."Iya, Ma.""Sudah beres?""Sudah," jawab singkat Johan atas pertanyaan dari ibunya itu.Sementara Sintia mengerutkan keningnya. Perempuan itu tidak mengerti apa yang tengah dibicarakan oleh suami dan ibu mertuanya.Sintia memilih diam tidak turut serta dalam perbincangan kedua orang yang ada di hadapannya itu.."Mas kamu kelihatan senang sekali seperti habis menang undian," celetuk Lita yang keheranan karena melihat suaminya tersebut tersenyum sendiri."Ini lebih dari m

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    108. Pengerebekan di rumah Azka

    Terdengar deru mesin mobil di depan rumahnya. Lita segera keluar. Setelah pintu rumah ia buka, nampak suaminya itu baru saja turun dari motor miliknya."Mas, itu ada mobil dealer kenapa berhenti di depan rumah kita?" tanya Lita yang masih penasaran. "Itu motor kamu, Vin?" sela Nurmala yang baru saja muncul dari balik pintu."Iya, Ma, ini motor baru Kevin."Lita berjalan mendekat ke arah motor yang baru saja di turunkan dari atas mobil dealer. "Mas, beneran ini mobil kamu?""Iya lah, masa iya cuma bohongan. Kamu juga lihat sendiri pegawai dealernya saja masih belum pulang," sewot Kevin pada istrinya karena sang istri yang tidak percaya dengan pencapaiannya itu."Aku seneng banget kalau ini beneran motor kamu, Mas.""Makanya jangan curigaan Mulu sama suami kamu."Usai serah terima telah selesai. Dua orang pria yang bertugas untuk mengantar motor baru milik Kevin, segera undur diri."Motor baru mbak Lita?" sapa salah satu tetangga yang baru saja lewat di depan rumah mereka."Iya, Bu. Su

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    107. Kevin kerja

    "Yang, kamu lagi ngapain?" Azka baru saja masuk ke dalam kamarnya. Pria tersebut mendapati sang istri seperti orang yang sedang kebingungan. Sedang mencari sesuatu sepertinya."Mas, Mas lihat cincin aku, gak? Cincin kado dari Mas pas ulang tahunku yang kemarin."Azka berjalan semakin mendekat. "Memang kamu terakhir taruh di mana?""Terakhir aku taruh di laci meja rias, Mas." Marta masih berusaha mengingatnya lagi.Azka membantu istrinya untuk mencari cincin yang dimaksud.."Mas, kamu habis dapat rezeki nomplok?" Mata Lita nampak berbinar ketika Kevin menunjukkan apa yang ia bawa sepulang dari mengantarkan ibunya itu berobat."Mobil siapa itu, Mas?" tanya Lita melihat di depan rumah kontrakan mereka yang sempit bahkan teras pun lebarnya tidak lebih dari satu meter itu."Mobil punya, Mama. Aku kan pernah cerita kalau Mama dulu pernah punya harta yang dibawa kabur sama mantan suaminya. Tadi di jalan Mama ketemu sama dia setelah sekian lama. Aku beri pelajaran saja sama dia biar tahu ras

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    106. Bertemu mantan

    "Vin, tunggu, Vin. Lihat! Itu Papa kamu, Vin. Cepat kejar dia!" seru Nurmala yang yang tanpa terduga disengaja ia dipertemukan kembali pada mantan suaminya setelah bertahun-tahun. Arif---mantan suami Nurmala sengaja meninggalkannya gara-gara tergoda seorang janda yang merupakan tetangga mereka di rumah yang baru mereka beli dulu.Pagi setengah siang itu Nurmala meminta tolong pada putranya agar mengantarkannya untuk berobat ke puskesmas yang terdekat dengan tempat mereka.Mereka baru saja selesai dan berniat akan segera pulang ke rumah setelah terlebih dahulu membeli makan siang untuk mereka bawa pulang. Kebetulan warung makan yang mereka singgahi berada di depan pasar. Ketika itu juga mata Nurmala melihat suami dan istri barunya itu baru saja keluar dari toko perhiasan yang berseberangan dengan tempat mereka membeli makanan.Melihat mantan suaminya yang ternyata masih bisa hidup tenang bahkan kehidupan suaminya itu nampak jauh lebih baik dari pada kehidupannya, membuat Nurmala merada

  • Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku    105. Tempat baru

    "Ka, coba kamu periksa dulu kamar mereka," titah Marwah pada keponakannya.Marwah memiliki pikiran negatif terhadap keluarga dari suaminya itu. Ia memiliki pengalaman buruk sebelumnya atas ulah dari kakak iparnya itu."Jangan lancang kamu, Wah. Siapa kamu mau main bongkar-bongkar barang milik orang!" sungut Nurmala karena tidak terima Marwah memprovokasi keponakannya sendiri."Tapi Bude Marwah ada benarnya. Yang, kita cek dulu kamar mereka!" Azka kemudian mengajak sang istri serta istri dari pak RT untuk membantu mereka membereskan barang-barang milik keluarga Nurmala."Apa Mbak Nur lupa atau perlu aku ingatkan lagi? Mbak lupa dulu pernah bawa kabur uang orang yang harusnya menjadi haknya Reihan? Mbak diam-diam menjual rumah ibu yang sudah diberikan sama Reihan dan Mbak kabur begitu saja. Kalau keadaan Mbak menyedihkan seperti ini, bukan salah orang lain. Tapi iku karena balasan atas perbuatan Mbak di waktu lampau." Marwah mengungkit akan perbuatan kakak iparnya itu di depan umum.."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status