Short
Terlahir Kembali, Menceraikan Suami Konglomerat

Terlahir Kembali, Menceraikan Suami Konglomerat

Oleh:  CherryblossomTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
11Bab
5Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Apa hal pertama yang akan kamu lakukan jika terlahir kembali? Aku? Aku akan mulai dengan menceraikan suamiku, Finn Gunawan. Ya, Finn Gunawan. Lelaki yang menguasai setengah dunia mafia dari balik tirai. Sang Bos Mafia. Pria terkaya di dunia. Pria yang diimpikan semua wanita. Wajahnya terpampang di sampul majalah, dinobatkan sebagai "Pria Terseksi di Dunia" lima tahun berturut-turut. Di kehidupanku yang lalu, aku sudah mencoba segalanya agar dia melihatku sebagai seseorang yang berarti. Aku menikah dengannya. Aku melahirkan anaknya. Aku mengesampingkan semua harga diriku, berusaha menjadi istri yang sempurna. Namun, semua itu sia-sia. Baginya, aku tak berbeda dari seorang pelayan yang mungkin sering dia beri tip. Mudah dilupakan, bisa digantikan, dan nyaris tak terlihat. Jadi kali ini, aku tidak akan memohon dan aku tidak akan berpura-pura lagi. Aku menyerahkan posisiku di hidupnya kepada Madeline Bahar ... dan pergi. Madeline adalah cinta pertama Finn, juga bayangan yang menghantui setiap hari di kehidupanku yang lalu. Kini Madeline duduk di seberangku, menatapku dengan mata berkedip bingung, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kamu berusaha keras menyingkirkanku," katanya perlahan, matanya menyipit. "Sekarang kamu mau aku bersama Finn?" "Ya. Itu saja yang kuminta. Temui Finn, bicaralah dengannya. Katakan padanya untuk menandatangani surat cerai." Aku menatap wajahnya yang masih kebingungan dan melanjutkan, "Semua orang tahu aku adalah orang terakhir yang akan melepaskan Finn. Jadi kalau aku bilang mau bercerai, dia nggak akan percaya sedikit pun. Tapi kamu? Kamu orang yang bisa membuat itu terjadi. Benar nggak?" Madeline tertawa, karena akhirnya dia mendapat kesempatan yang selama ini diinginkannya. Aku pun tertawa, karena akhirnya aku bebas.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Apa hal pertama yang akan kamu lakukan jika terlahir kembali?

Aku? Aku akan mulai dengan menceraikan suamiku, Finn Gunawan.

Ya, Finn Gunawan. Lelaki yang menguasai setengah dunia mafia dari balik tirai.

Sang Bos Mafia. Pria terkaya di dunia. Pria yang diimpikan semua wanita. Wajahnya terpampang di sampul majalah, dinobatkan sebagai "Pria Terseksi di Dunia" lima tahun berturut-turut.

Di kehidupanku yang lalu, aku sudah mencoba segalanya agar dia melihatku sebagai seseorang yang berarti.

Aku menikah dengannya. Aku melahirkan anaknya. Aku mengesampingkan semua harga diriku, berusaha menjadi istri yang sempurna.

Namun, semua itu sia-sia.

Baginya, aku tak berbeda dari seorang pelayan yang mungkin sering dia beri tip. Mudah dilupakan, bisa digantikan, dan nyaris tak terlihat.

Jadi kali ini, aku tidak akan memohon dan aku tidak akan berpura-pura lagi. Aku menyerahkan posisiku di hidupnya kepada Madeline Bahar ... dan pergi.

Madeline adalah cinta pertama Finn, juga bayangan yang menghantui hari-hari di kehidupanku yang lalu. Kini Madeline duduk di seberangku, menatapku dengan mata berkedip bingung, seolah-olah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kamu berusaha keras menyingkirkanku," katanya perlahan, matanya menyipit. "Sekarang kamu mau aku bersama Finn?"

"Ya. Itu saja yang kuminta. Temui Finn, bicaralah dengannya. Katakan padanya untuk menandatangani surat cerai."

Aku menatap wajahnya yang masih kebingungan dan melanjutkan, "Semua orang tahu aku adalah orang terakhir yang akan melepaskan Finn. Jadi kalau aku bilang mau bercerai, dia nggak akan percaya sedikit pun. Tapi kamu? Kamu orang yang bisa membuat itu terjadi. Benar nggak?"

Madeline tertawa, karena akhirnya dia mendapat kesempatan yang selama ini diinginkannya.

Aku pun tertawa, karena akhirnya aku bebas.

....

Madeline menatapku lama setelah mendengar kata "surat cerai" keluar dari mulutku. Dia tidak langsung bicara, hanya menatapku seolah-olah aku tiba-tiba menumbuhkan kepala kedua.

Kemudian, tanpa sepatah kata pun, dia mengeluarkan ponselnya dan sedikit memalingkan tubuh. Namun, aku masih bisa mendengar semuanya.

"Finn," panggilnya lembut, seolah-olah sedang menguji situasi. "Kamu punya waktu sebentar?"

Dia berhenti sejenak, mendengarkan. Aku bisa mendengar suara berat di seberang sana, bahkan dari tempatku duduk.

"Aku ada di Kafe Gelora milikmu," lanjutnya. "Bisa jemput aku?"

Dia terdiam mendengarkan lagi. Jemarinya menggenggam ponsel semakin erat. "Baiklah, sampai nanti."

Madeline menutup panggilan itu lalu berbalik menatapku lagi, masih dengan sorot curiga. "Baik, Jilly," katanya, matanya menyipit. "Jujur saja, sebenarnya permainan apa yang sedang kamu mainkan?"

Aku mengembuskan napas perlahan. Dia masih waspada, bahkan ketika aku sudah menyerahkan semuanya begitu saja padanya. "Aku nggak sedang bermain apa pun," jawabku tenang. "Aku sudah selesai. Kamu boleh memiliki Finn ... dan Henry juga."

Alisnya terangkat tinggi. "Serius? Kamu menyerahkan suami dan anakmu begitu saja?"

Aku mengangguk. "Aku benar-benar serius. Aku sudah pernah melalui neraka sekali. Aku nggak akan kembali ke sana lagi."

Dia menatapku sejenak, lalu tersenyum miring, seolah-olah tidak percaya, tetapi juga tidak peduli. "Baiklah. Karena kamu begitu murah hati," katanya sambil menepis rambut ke belakang. "Tapi jangan menyesal nanti. Kalau kamu berubah pikiran, jangan harap aku akan menyingkir."

"Aku nggak akan menyesal," jawabku datar.

Dia tersenyum, seperti baru saja menang sesuatu. "Serahkan urusan surat cerai padaku."

Dua puluh menit kemudian, suara deru mesin memenuhi jalanan.

Bukan hanya satu mobil, lima Bentley hitam berderet berhenti di depan kafe. Semua kacanya gelap. Semua terasa seperti pertanda masalah.

Kemudian, dia keluar. Finn Gunawan. Suamiku. Pria yang diidamkan semua wanita di kota ... dan pria yang telah kukejar seumur hidupku.

Aku tidak melihatnya selama berbulan-bulan. Menurut para pembantu, minggu lalu dia ke Pranka, ke Brasia, lalu ke Tharun. Selalu pergi. Selalu menghilang.

Namun sekarang? Sekarang dia di sini. Hanya karena Madeline memanggilnya.

Finn berjalan lurus menuju pintu masuk, matanya tertuju pada wanita di sebelahku. Bahkan tidak menoleh padaku. Seolah-olah aku tidak ada.

Dia berhenti di samping meja kami dan berbicara dengan suara rendah dan lembut, seperti beludru yang dilapisi baja. "Ayo pergi," katanya pada Madeline, tanpa sedikit pun melihatku.

Madeline tersenyum menatapnya. "Tunggu, Finn. Aku punya sesuatu untuk kamu tandatangani. Ini tentang rumah impianku ...."

Finn mengangkat alis. "Bukannya aku sudah memberimu kartu hitam? Itu cukup untuk membeli sepuluh rumah impian sekaligus."

Dia tertawa kecil. "Ya, tapi ini bukan soal uang. Ini soal properti. Akta kepemilikannya masih atas namamu."

Finn menggeleng, setengah geli. "Kamu memang luar biasa, tahu nggak?"

Kemudian, tanpa membaca isi dokumen, dia langsung membalik ke halaman terakhir dan menandatanganinya.

Aku melihatnya, melihat semuanya, merasa seolah-olah seseorang baru saja menyingkap tirai dari mataku. Sungguh konyol.

Namun, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, aku merasa ... bebas.

Di kehidupanku yang lalu, aku berpegang pada Finn seolah-olah dia satu-satunya jalan hidupku. Aku pikir jika aku mencintainya cukup dalam, dia akan berbalik dan melihatku. Aku mati karena harapan itu.

Hari itu, lift macet. Aku, Madeline, dan anak kami, Henry, terjebak di dalamnya. Tali lift putus. Asap di mana-mana. Panik. Teriakan.

Finn harus memilih ... dan dia memilih Madeline.

Madeline keluar lebih dulu, menggendong Henry di pelukannya, tanpa luka sedikit pun.

Aku tertinggal. Lift itu macet lagi sebelum mereka sempat menariknya naik. Aku mati dengan pikiran bahwa mungkin ... hanya mungkin ... dia akan kembali untukku.

Namun, dia tidak kembali.

Jadi sekarang, di kesempatan kedua dalam hidupku ini, aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.

Finn menggenggam tangan Madeline dan mulai berjalan keluar dari kafe. Aku mengikuti beberapa langkah di belakang, menuju pintu keluar juga. Tepat sebelum mereka melangkah keluar, Finn menoleh.

Tatapannya bertemu denganku. Dingin, tajam, dan sulit dibaca. Dia memberi isyarat kecil kepada asistennya.

Leo berdiri di depanku. "Bu Jilly ...."

"Kamu nggak bisa ikut bersama mereka. Pak Finn ada urusan yang harus diselesaikan."

Aku mengangkat bahu. "Aku memang nggak berniat ikut. Kebetulan saja arahnya sama. Aku juga punya tempat yang harus kudatangi."

Aku berbalik, siap melangkah pergi dan meninggalkan semuanya, ketika suara kecil terdengar dari luar. "Madeline! Aku kangen sekali padamu!"

Langkahku terhenti. Hatiku retak.

Aku berbalik dan melihat anakku, Henry, berlari ke arahnya. Tangan kecilnya melingkar di pinggang Madeline, seolah-olah Madeline adalah seluruh dunianya.

Kemudian, matanya menatapku dan seketika senyumnya lenyap.

"Ayah," katanya sambil menarik tangan Finn. "Kenapa ada wanita itu di sini?"

Aku berdiri di sana, menelan rasa sesak di tenggorokan. Finn mengusap kepala anak itu dengan lembut. "Dia nggak ikut kita. Ayo, kita pergi makan."

Henry tersenyum cerah. "Asyik! Aku bisa makan bersama Madeline!"

Aku tidak berkata apa-apa. Hanya melangkah keluar ke jalan, melambaikan tangan untuk menghentikan taksi, lalu masuk ke dalamnya.

Saat kota berkelebat di balik kaca jendela, aku menatap ke luar dalam diam.

Madeline adalah cinta pertamanya. Selalu begitu. Dulu mereka tidak menikah karena dia melanjutkan studi ke luar negeri dan keluarga Finn memaksanya menikah denganku. Itu murni perjodohan bisnis.

Aku masih ingat malam ketika mengetahui kebenarannya. Aku tidak bisa tidur selama berhari-hari. Mungkin sejak saat itu aku hidup setengah sadar.

Namun sekarang? Sekarang aku benar-benar sudah sadar.

Di kehidupan ini, aku akan sadar sepenuhnya. Kali ini, aku akan pergi sebelum tenggelam lagi.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
11 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status