Beranda / Rumah Tangga / Balas Dendam Seorang Istri / Bab 26 – Pertemuan yang Tidak Pernah Dirindukan

Share

Bab 26 – Pertemuan yang Tidak Pernah Dirindukan

Penulis: faafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 22:41:35

Kafe kecil di pojok kota itu terasa asing bagi Nayla, meski papan namanya menunjukkan tempat itu sudah bertahun-tahun berdiri. Dindingnya dipenuhi tanaman gantung, aroma kopi bercampur lavender menyambut sejak pintu dibuka. Tapi suasana damai itu tak menyentuh sedikit pun kegelisahan dalam dadanya.

Ia datang lebih awal. Duduk di kursi pojok dekat jendela, Nayla memilih tempat di mana ia bisa melihat siapa pun yang datang dari pintu depan. Tangannya menggenggam cangkir yang masih penuh, bukan karena ingin menikmati, tapi karena ia butuh sesuatu untuk ditahan agar tak gemetar. Sepuluh menit. Dua puluh. Saat detik ke tiga puluh dua lewat dari menit ke dua puluh tujuh, sosok itu muncul.

Tania.

Dari luar, wanita itu tampak biasa saja dengan jeans hitam, kemeja putih sederhana, dan rambut yang digelung acak. Tapi Nayla melihatnya berbeda. Ia melihat masa lalu. Ia melihat pengkhianatan. Ia melihat seseorang yang dulu tertawa bersamanya, menangis bersamanya, dan pada akhirnya... menusuknya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 28: Jejak yang Tertinggal

    Nayla duduk di dalam mobil hitam dengan kaca film gelap yang diparkir tak jauh dari rumahnya. Hujan menyapu kaca depan, mengaburkan pandangannya. Tapi ia tetap memandangi jendela kamar utama di lantai dua tempat Reyhan kini berada. Tempat di mana surat dan cincin itu ia tinggalkan sebagai pesan diam yang tak akan bisa diabaikan. Tangannya menggenggam erat kemudi, tapi bukan karena emosi. Nayla sudah melampaui tahap marah. Ia sudah terlalu jauh melewati titik hancur. Yang tersisa kini hanyalah tekad dingin. Di kursi penumpang tergeletak sebuah map cokelat berisi salinan dokumen-dokumen penting: bukti rekening atas nama Reyhan, transaksi diam-diam kepada seseorang bernama Dania Rachman nama asli Rania. Nayla sudah menyelidiki, mengumpulkan potongan demi potongan, dan menyusunnya seperti puzzle. Dulu Nayla buta. Dibutakan oleh cinta dan loyalitas. Tapi kini matanya terbuka. Terlalu lebar. Ponselnya bergetar pelan. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal nomor baru sahabat lamanya

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 27 - Di Ambang Kendali

    Langit mendung sore itu seperti cermin dari suasana hati Reyhan. Di balik kaca jendela kantornya yang megah, ia duduk termenung. Tangan kirinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin sejak setengah jam lalu, sementara matanya terpaku pada ponsel di atas meja yang tetap tak menunjukkan notifikasi dari Nayla. Biasanya, Nayla akan mengirim pesan. Entah sekadar menanyakan makan siang atau mengingatkan agar pulang lebih awal. Tapi sejak dua hari terakhir, hening. Tak ada kabar, tak ada sapa. Reyhan memijat pelipisnya. Hatinya resah, tapi ia tak tahu apa yang membuatnya begitu. Nayla tidak pernah membantah. Tidak pernah mengusik. Ia wanita yang terlalu tenang… tapi justru ketenangan itu yang sekarang terasa mengancam. Ia mencoba menghubungi Nayla kemarin malam, tapi hanya berujung pada suara kotak suara. Bahkan pesan yang ia kirim pagi ini hanya dibaca, tanpa balasan. Hanya centang biru yang menghantuinya. Reyhan tahu, sesuatu telah berubah, Dan itu membuatnya gelisah. Ia bangkit d

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 26 – Pertemuan yang Tidak Pernah Dirindukan

    Kafe kecil di pojok kota itu terasa asing bagi Nayla, meski papan namanya menunjukkan tempat itu sudah bertahun-tahun berdiri. Dindingnya dipenuhi tanaman gantung, aroma kopi bercampur lavender menyambut sejak pintu dibuka. Tapi suasana damai itu tak menyentuh sedikit pun kegelisahan dalam dadanya. Ia datang lebih awal. Duduk di kursi pojok dekat jendela, Nayla memilih tempat di mana ia bisa melihat siapa pun yang datang dari pintu depan. Tangannya menggenggam cangkir yang masih penuh, bukan karena ingin menikmati, tapi karena ia butuh sesuatu untuk ditahan agar tak gemetar. Sepuluh menit. Dua puluh. Saat detik ke tiga puluh dua lewat dari menit ke dua puluh tujuh, sosok itu muncul. Tania. Dari luar, wanita itu tampak biasa saja dengan jeans hitam, kemeja putih sederhana, dan rambut yang digelung acak. Tapi Nayla melihatnya berbeda. Ia melihat masa lalu. Ia melihat pengkhianatan. Ia melihat seseorang yang dulu tertawa bersamanya, menangis bersamanya, dan pada akhirnya... menusuknya

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 25 – Jejak yang Tertinggal

    Pagi itu, langit mendung seperti menyimpan rahasia. Hembusan angin tak lagi terasa sejuk di kulit Nayla. Ia berdiri di balkon kecil apartemennya, menatap kosong ke kejauhan sambil memeluk tubuh sendiri. Cangkir kopinya sudah dingin, namun ia tak berniat menyeruputnya. Sudah seminggu sejak Reyhan semakin menjauh. Sudah seminggu pula Rania seperti merasa menang, tak lagi menyembunyikan senyum sinisnya. Tapi ada yang tak pas. Ada keganjilan yang terus mengusik perasaan Nayla. Rania memang pengkhianat. Tapi wanita seperti dia terlalu egois untuk menyusun rencana secerdas ini sendirian. Nayla kembali masuk ke dalam, membuka ponselnya. Ia membuka pesan terakhir yang sempat Reyhan kirim. Tak ada kata cinta, hanya pesan singkat “Jangan percaya siapa pun. Termasuk aku.” Kening Nayla berkerut. Ia buka lagi beberapa file dan tangkapan layar lama yang pernah ia simpan saat Reyhan mulai bersikap aneh. Salah satu video itu… terlalu sempurna. Sudut pengambilan gambarnya, pencahayaan, bahkan ek

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 24 – Bayangan dari Masa Lalu

    Rania berdiri di depan cermin besar kamarnya. Matanya menatap pantulan dirinya sendiri dengan tajam, seolah mencoba membaca sesuatu di balik bayangan itu. Sejak foto-foto itu dikirim ke Reyhan, sikap pria itu berubah. Tidak lagi lembut, tidak lagi sepenuh hati. Ada ketegangan di antara mereka yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya. Dan itu membuatnya gelisah. Dia yakin Nayla ada di balik semua ini. Siapa lagi yang punya alasan untuk menghancurkannya? Tapi semakin ia pikirkan, semakin ia sadar Nayla bukan tipe yang sembarangan bertindak. Perempuan itu terlalu tenang, terlalu sabar. Dan ketenangan semacam itu… justru yang paling berbahaya. Sementara itu, jauh dari gemerlap kehidupan Reyhan dan Rania, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, seorang wanita menatap layar laptopnya dengan senyum tipis. Di hadapannya, jendela percakapan terenkripsi terbuka dengan notifikasi pesan baru “Sudah terkirim. Responnya persis seperti yang kau prediksi. Dia mulai curiga pada Nayla.” Wanita it

  • Balas Dendam Seorang Istri    Bab 23 – Rahasia di Balik Diam

    Langit malam tampak kelam. Hujan turun pelan, seperti irama detak jantung Nayla yang tenang, tapi menyimpan badai di dalamnya. Di kamar kontrakan kecil yang ia sewa diam-diam, Nayla duduk di depan meja, menatap layar laptop dengan sorot mata tajam dan tenang. Di tangannya, ada sebuah flashdisk berwarna hitam polos terlihat biasa, tapi isinya bisa meluluhlantakkan hidup seseorang. Di layar, file itu terbuka. Beberapa rekaman suara, foto, dan tangkapan layar percakapan antara Reyhan dan Rania. Bukti-bukti yang berhasil Nayla kumpulkan selama berbulan-bulan, sebagian dari kerja diam-diamnya dan sebagian dari bantuan orang yang selama ini tak pernah diduga: adik tiri Reyhan sendiri. "Kamu terlalu meremehkanku, Reyhan," batin Nayla sambil menyimpan semua salinan data itu di hard drive eksternal yang tersembunyi di bawah lantai kayu kecil yang bisa dilepas. Hari pembalasan belum datang. Tapi Nayla tahu, saat itu sudah dekat. Ia tidak ingin Reyhan sekadar malu. Ia ingin Reyhan hancur deng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status