Share

7 - Kontrak Kesepakatan

Penulis: Paus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-27 16:44:13

Sebuah gedung besar yang terlihat sangat megah berdiri kokoh di hadapan Rosalie. Ketika Rosalie membaca sebuah tulisan besar mengkilap yang ada di bagian depan gedung tersebut, barulah Rosalie tahu dugaannya tidak salah.

Syl Hampton Company adalah salah satu perusahaan multinasional terbesar. Semua orang tahu tentang perusahaan tersebut. Seseorang yang menduduki jabatan sebagai CEO dari Syl Hampton Company. Orang itu adalah Liam.

Mustahil tidak ada yang mengenalnya saat nama itu disebut di tengah keramaian.

"Mari. Ikutlah denganku. Kita akan segera mengurus kontraknya." Liam yang baru turun dari mobil langsung meminta Rosalie untuk ikut bersamanya.

Tidak ada bantahan dan Rosalie hanya mengikuti pria itu menuju pintu utama perusahaan.

Semua orang membungkuk ketika Liam berjalan, mulai dari pintu masuk sampai ke bagian dalam perusahaan. Mereka semua terlihat begitu menghormatinya. 

Rosalie merasa tidak enak berada di sana. Karena dirinya berjalan beriringan bersama Liam, orang-orang juga terlihat membungkuk kepadanya.

Pria itu menekan lift, dan setelah pintunya terbuka, Liam masuk lebih dulu. Mempersilahkan Rosalie untuk ikut bersamanya. Lift bergerak mengikuti angka yang ditekan oleh Liam, kemudian berhenti di lantai teratas gedung tersebut.

Tiba di depan salah satu pintu, seseorang yang duduk di sebuah kursi di depan ruangan tersebut langsung berdiri.

"Selamat pagi, Pak." Sekretaris pribadi Liam menyapa.

"Minta Owen untuk datang ke ruanganku."

Sekretarisnya itu langsung melakukan perintahnya untuk memanggilkan asisten pribadi Liam.

Setelahnya, Liam langsung membuka pintu dan mempersilahkan Rosalie untuk masuk ke dalam. Ruangan itu besar sekali. Bernuansa hitam dengan jendela kaca besar memperlihatkan pemandangan kota.

Rosalie diminta untuk duduk di sofa. Dekat dengan jendela. Liam pun duduk tepat di seberangnya. Pintu diketuk dari luar dan Liam mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.

Seseorang yang tampak seusia dengan Liam masuk ke dalam dengan berkas di tangannya.

Liam bertanya. "Apa itu berkas yang aku minta kau kerjakan?"

"Ya, Pak. Anda bisa memanggil saya kalau ingin memperbaruinya atau jika ada poin-poin yang ingin ditambahkan." 

Owen langsung menyerahkan berkas tersebut kepada Liam. Caranya sopan sekali.

"Bagus, Owen. Pergilah."

Asistennya itu membungkukkan tubuh kemudian pamit pergi setelah sempat melirik ke arah Rosalie dan melemparkan senyum tipis. Yang dibalas sama tipisnya oleh Rosalie.

"Kau bisa membacanya terlebih dahulu." Liam mendorong berkas tersebut kepada Rosalie. "Kita bisa menambahkan poin-poin baru kalau kau tidak puas dengan kontrak ini."

Sementara Rosalie mengambil berkas tersebut dan mulai membacanya, Liam duduk tegak dengan kedua tangan bertaut di antara lututnya. Matanya fokus terus menatap Rosalie.

Kontrak kesepakatan tersebut hanya berisi satu lembar, tapi isinya cukup kompleks. Dalam kontrak tersebut, Liam disebut sebagai pihak pertama sedangkan Rosalie disebut sebagai pihak kedua yang akan menerima semua imbalan setelah kontrak disepakati.

"Apa aku benar-benar akan menerima semua ini?" Rosalie bertanya dengan mata lebar menatap ke arah Liam.

"Tentu saja. Bukankah sudah kukatakan bahwa kau akan mendapatkan hal yang setimpal atas pendonoranmu?"

Ya, Liam mengatakannya. Tapi sepertinya itu jauh lebih dari setimpal. Dalam kontrak itu, disebutkan bahwa Rosalie akan menerima sebuah rumah, mobil, bahkan Rosalie sebuah kartu kredit dengan nominal yang tidak sedikit.

Angka nol yang tertulis pada lembar kertas itu terlalu banyak setelah dua poin pertama yang Rosalie baca.

"Apa ini benar-benar 100 juta?" Rosalie bertanya memastikan.

"Ya. Apa itu kurang?"

Cepat-cepat Rosalie menggeleng. Sebaliknya. "Maksudku, aku akan mendapatkan uang ini juga setelah rumah dan mobil yang akan aku terima?"

"Tentu saja. Itu tidak termasuk kebutuhan rumah yang akan aku penuhi selama kau belum pulih sepenuhnya."

Wah, Rosalie benar-benar ternganga. 

"Apa kau kebetulan membutuhkan hal lainnya? Mungkin poinnya tidak sesuai kemauanmu dan kau menginginkan hal yang lebih? Aku bisa menyesuaikannya."

Buru-buru Rosalie menggelengkan kepala. "Maksudku, ini bahkan terlalu berlebihan." Rosalie menunjuk-nunjuk kontrak tersebut. "Siapa yang akan tinggal di rumah 2 lantai padahal seorang diri?"

"Kau, tentu saja." Liam menjawab enteng.

"Tapi—"

"Jadi kau sama sekali tidak keberatan dengan kontraknya? Tidak ada yang kurang?"

Rosalie ragu-ragu menggelengkan kepalanya sambil melipat bibirnya ke dalam.

"Ah, ya. Omong-omong, di rumah yang nanti kau tempati, akan ada pelayan profesional yang aku bayar. Dia akan melakukan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan rumah, juga merawatmu setelah keluar rumah sakit."

Rosalie ternganga. Sekarang itu benar-benar berlebihan. "Aku bisa mengurus diriku sendiri, tidak perlu seorang pelayan."

"Tidak. Ini bagian dari perawatan penuh setelah pendonoran yang kujanjikan."

"Tapi—"

Tanpa menunggu Rosalie menyelesaikan kalimatnya, Liam langsung mencondongkan tubuhnya sambil menarik sebuah pena dari bagian saku jasnya. Liam meletakkan pena tersebut di atas meja dan mendorongnya ke arah Rosalie.

"Kau bisa langsung menandatanganinya kalau tidak keberatan dengan kontrak ini," kata Liam.

Ragu-ragu, tangan Rosalie mengambil pena yang baru diserahkan oleh Liam. Kontrak yang sedang dipegangnya diletakkan di atas meja dan Rosalie pun membungkukkan tubuhnya, membubuhkan tanda tangan pada bagian paling bawah dengan namanya tertulis di sana. Di atas sebuah materai.

Liam lantas mengambil alih berkas kontrak tersebut dan turut membubuhkan tanda tangan pada namanya. Dia mengulurkan satu tangannya kepada Rosalie. Langsung dijabat ragu-ragu oleh Rosalie.

"Terima kasih atas keputusanmu. Kau bisa memiliki semua yang ada dalam kontrak ini setelah kau pulih nanti." Pria itu menarik senyum tipis.

"Y-ya, terima kasih juga," kata Rosalie canggung. 

Semuanya pun dimulai setelah kontrak kesepakatan itu ditandatangani oleh Liam dan Rosalie. Persiapan Rosalie, persiapan ayah Liam juga.

Rosalie melakukan evaluasi kesehatan secara lengkap. Itu tidak berlangsung cepat. Pengawasannya dilakukan selama berhari-hari. Rosalie juga melakukan tes kecocokan HLA untuk menentukan kecocokan sumsum tulang belakangnya dengan ayah Liam.

Setelah semua proses panjang yang dilakukan Rosalie dan bisa dipastikan bahwa sumsum tulang belakangnya cocok dengan ayah Liam, hari di mana Rosalie akan operasi penting.

“Tidak perlu takut. Semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji ini akan berlangsung cepat,” kata Liam memandangi Rosalie yang nampak cemas sebelum masuk ke ruang operasi.

Berkat perkataannya itu, berkat keberadaan Liam di sana, Rosalie akhirnya berangsur-angsur bisa merasa lebih tenang. “Aku mengerti,” sahutnya menganggukan kepala.

“Semua akan segera kembali pada tempatnya, dan aku akan melindungimu.”

Rosalie menatap Liam dengan tanda tanya. Namun, belum sempat dirinya bertanya maksud dari ucapan itu, perawat sudah lebih dulu menarik ranjangnya masuk ke ruang operasi.

Sebelum pintu tertutup, Rosalie sempat melihat senyum tipis pada wajah Liam. Senyum yang terlampau tulus.

Tapi, apa maksud ucapannya tadi?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    8 - Ancaman Dari Masa Lalu

    Perasaan itu adalah jenis perasaan yang sama yang pernah Rosalie temui. Bukan hal yang baru, tapi tetap terasa asing. Plafon ruangan yang begitu bersih, sekelilingnya yang terasa sepi, serta senyap yang begitu mencekik.Rosalie akhirnya sadar berjam-jam setelah operasi. Tubuhnya terasa kaku di atas ranjang. Ingatan mengerikan dari berbulan-bulan lamanya sendirian, kesepian di rumah sakit tanpa ada yang menjenguknya menghantuinya.Kedua matanya begitu saja terasa basah. Teriakan tertahan di tenggorokannya.Sampai akhirnya sebuah langkah menyapa telinga Rosalie. Suara kecil itu menjadi irama yang menyenangkan untuknya. Ada seseorang di sana!Lalu….“Apa kau sudah sadar?” Sebuah suara yang masih terasa asing pun menyapa. Membuat Rosalie mengalihkan matanya ke sumber suara.Liam di sana. Berdiri di tepi ranjang.“K-kau—” Suara Rosalie tercekat. Terdengar serak. Tapi pandangannya melihat semakin jelas. Wajah itu begitu dekat dengannya. Terlihat cemas.“Tidak perlu berbicara dulu. Tunggulah

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    7 - Kontrak Kesepakatan

    Sebuah gedung besar yang terlihat sangat megah berdiri kokoh di hadapan Rosalie. Ketika Rosalie membaca sebuah tulisan besar mengkilap yang ada di bagian depan gedung tersebut, barulah Rosalie tahu dugaannya tidak salah. Syl Hampton Company adalah salah satu perusahaan multinasional terbesar. Semua orang tahu tentang perusahaan tersebut. Seseorang yang menduduki jabatan sebagai CEO dari Syl Hampton Company. Orang itu adalah Liam. Mustahil tidak ada yang mengenalnya saat nama itu disebut di tengah keramaian. "Mari. Ikutlah denganku. Kita akan segera mengurus kontraknya." Liam yang baru turun dari mobil langsung meminta Rosalie untuk ikut bersamanya. Tidak ada bantahan dan Rosalie hanya mengikuti pria itu menuju pintu utama perusahaan. Semua orang membungkuk ketika Liam berjalan, mulai dari pintu masuk sampai ke bagian dalam perusahaan. Mereka semua terlihat begitu menghormatinya. Rosalie merasa tidak enak berada di sana. Karena dirinya berjalan beriringan bersama Liam, orang-or

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    6 - Penawaran

    Rosalie adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan ayah Liam?Itu tidak masuk akal. Dirinya bukan dokter yang bisa memberi diagnosis mengenai sebuah penyakit, bukan juga Tuhan yang bisa memberi keajaiban untuk menyembuhkan seseorang. Tapi kenapa Liam mengatakan hal demikian?"Aku akan menjelaskannya di luar," kata Liam kemudian. Mempersilahkan Rosalie lewat gerakan tangannya untuk menuju pintu. Dan Rosalie pun akhirnya hanya mengikuti Liam untuk kembali keluar dari ruangan tersebut.Mereka berdua berdiri tepat di samping pintu ruangan ayah Liam. Wajah Liam, seperti biasa, terlihat kaku tanpa ekspresi."Ayahku sudah lama didiagnosis memiliki penyakit kanker darah. Tapi belakangan, keadaannya cenderung menjadi jauh lebih buruk. Dokter menyarankan operasi dengan donor yang tepat."Tentu Rosalie tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti setiap kalimat yang barusan diucapkan oleh Liam. Kata penyakit dan donor cukup untuk membuat Rosalie mengaitkannya dengan semua hal yang terjadi. Itu

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    5 - Rumah Sakit

    Rosalie sebenarnya sudah bisa menduga sejak awal melihatnya, bahwa pria itu bukan dari kalangan biasa.Terkenal karena kerupawanan wajahnya, ketegasan cara bicaranya, dan dingin sikapnya. Semua orang mengenalnya. Pertanyaannya, kenapa pria sekelas Liam Syl Hampton menginginkan seseorang seperti Rosalie?Mobil yang dikendarai oleh Liam berhenti di sebuah rumah yang sangat besar. Sebuah Mansion. Rumah yang dua kali lebih besar daripada rumah yang ditempatinya bersama Alex sebelumnya.Liam berhenti di halaman rumah tersebut dan langsung turun dari mobil. Membuat Rosalie buru-buru turun juga sebelum Liam membukakan pintu untuknya."Kau bisa ikut denganku," kata Liam kemudian dan Rosalie pun hanya menganggukkan kepala.Mereka menyusuri halaman depan menuju pintu utama, melewati sebuah air mancur di bagian tengah halaman.Saat Liam mendorong dua pintu besar pada rumah tersebut, bagian interior yang sangat mewah menyapa Rosalie. "Masuklah." Pria itu mengundangnya masuk, tapi Rosalie hanya d

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    4 - Liam Syl Hampton

    "Biar aku bantu," kata pria itu masih dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, tapi Rosalie malah mundur menjauh sambil menggelengkan kepalanya."Apa yang kau mau dariku?" Rosalie cepat bertanya. Setelah apa yang dialami olehnya, rasanya mustahil untuk mempercayai orang lain.Suaminya saja bisa mengkhianatinya. Orang yang begitu dicintai dan dipercaya olehnya, bisa menjadi begitu tega dan meninggalkannya begitu saja. Bahkan tanpa belas kasihan langsung mengusirnya dari rumah.Jadi bagaimana Rosalie harus mempercayai orang lain yang bahkan belum dilihatnya sama sekali? Setelah dirinya nyaris dijadikan budak pemuas nafsu oleh orang asing."Tenang saja. Aku tidak akan melukaimu. Aku tidak akan melakukan hal mengerikan seperti dua pria tadi." Pria itu berbicara lagi.Rosalie tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya masih berdetak kencang, badannya masih gemetar. Kejadian tadi tentunya masih menghantuinya dengan perasaan takut."A-aku permisi …" Rosalie berbalik, benaknya segera berputar cepat

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    3 - Pria Asing

    Rosalie tidak punya tempat tujuan. Dirinya luntang-lantung di jalanan tanpa tahu harus pergi ke mana. Tidak jauh berbeda dengan seorang gelandangan. Hari sudah malam saat itu dan Rosalie semakin gelisah memikirkan di mana dirinya harus tidur.Jalan-jalan sudah mulai sepi. Ramainya dunia mulai tenggelam dengan malam yang perlahan semakin sunyi. Sementara di sana Rosalie hanya duduk diam di sebuah halte bus sambil memeluk tubuhnya sendiri.Mungkin, Rosalie akan bermalam di situ. Besok, ia akan memikirkan langkah selanjutnya. Tidak ada yang bisa membantunya bangkit selain dirinya sendiri."Apa kau sedang menunggu seseorang?"Rosalie terkesiap. Sejak tadi, dia tidak menyadari sekelilingnya karena kelelahan. Dua orang pria berpenampilan seperti preman telah berdiri di depannya.Jantung Rosalie berdegup kencang, perasaan takut mulai memenuhi benaknya."Ya, aku sedang menunggu seseorang." Rosalie berbohong."Sepertinya tidak begitu." Dua pria itu tersenyum mengerikan, posisi mereka mengukung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status