Share

Bab 67

Author: Kata Semesta
last update Last Updated: 2025-12-23 10:33:44

Skala kembali ke kamar. Ia mendapati Luina masih tidur pulas, selimut menutupi setengah tubuhnya. Pemandangan itu menenangkan amarahnya yang tadi membara.

Ia melangkah perlahan, lalu duduk di tepi ranjang. Ia meraih remote, mengecilkan suhu pendingin ruangan agar Luina lebih nyaman.

Skala kemudian mengambil posisi, bersandar di kepala ranjang sambil memandangi wajah damai istrinya.

Ia mengambil ponselnya, bukan untuk bekerja, melainkan untuk membuka galeri foto. Ia menelusuri foto-foto pernikahannya dan saat-saat kebersamaan mereka, tersenyum kecil melihat ekspresi manja Luina di berbagai kesempatan.

"Kamu adalah alasan Mas ada di sini, Sayang. Mereka nggak akan pernah ngerti," bisik Skala pelan, mencium lembut tangan Luina yang tergeletak di sampingnya.

Luina mulai menggeliat. Ia membuka matanya perlahan, menemukan Skala duduk di sisinya sambil tersenyum.

"Mas... kamu nggak istirahat?" tanya Luina, suaranya serak khas bangun tidur.

“Mas nggak capek,” jawab Skala.

Lui
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 70

    Skala mengemudi dengan kecepatan penuh menuju apotek terdekat. Jantungnya berdebar kencang memikirkan Luina yang sendirian di kamar dalam kondisi demam tinggi. Rasa bersalah karena meninggalkan Luina sendirian saat istrinya sedang sakit bercampur dengan rasa panik. Begitu sampai di sebuah apotek kecil yang masih buka, Skala mematikan mesin dan melepaskan sabuk pengamannya. Ia bergegas turun dari mobil, dan masuk ke apotek. Ia langsung menghampiri pelayan apotek yang berada di balik konter. “Selamat malam, Pak. Ada yang bisa dibantu? Mau cari obat apa?” tanyanya ramah. “Saya butuh obat penurun demam yang paling efektif untuk wanita dewasa. Suhu badannya tinggi banget,” jawab Skala, nadanya terdengar tergesa-gesa. Pelayan apotek itu segera mengangguk. Ia mengeluarkan beberapa kotak obat dari rak. “Untuk demam tinggi, Bapak bisa coba ini. Ini mengandung Paracetamol dosis tinggi dan sering direkomendasikan dokter. Atau, Bapak bisa juga coba yang ini, ini bekerja cepat dan bisa

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 69

    Sarah melihat Axel duduk sendirian, sedikit menjauh dari kerumunan, hanya mengamati api unggun dengan tatapan kosong. Sarah melihat ini sebagai peluang. Ia langsung menghampiri Axel, dan tanpa ragu, memeluknya dari belakang, merapatkan tubuhnya. “Kenapa sendirian, Sayang? Dingin lho di sini,” bisik Sarah, mencoba merayu Axel. Axel tersentak, tapi tidak melepaskan pelukan Sarah. “Nggak ada. Lagi mikir aja,” jawab Axel datar, namun tangannya meraih tangan Sarah yang melingkari perutnya. “Mikirin apa? Mikirin Skala yang tadi marah-marah? Atau mikirin aku yang baru aja kamu kasarain di kamar tadi?” bisik Sarah lagi, nada suaranya menggoda. “Aku suka kalau kamu kasar. Itu berarti kamu masih tergila-gila sama aku,” lanjutnya. Axel memejamkan mata sejenak, menikmati sensasi tubuh Sarah di punggungnya. “Shut up, Sarah. Jangan bahas itu di sini.” “Kenapa? Kita kan tunangan, Axel. Kita harusnya kelihatan lengket di depan semua orang. Biar mereka tahu kalau kita adalah pasanga

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 68

    Luina melepaskan dress longgarnya. Ia melangkah masuk dan berendam di dalam bathtub marmer yang sudah terisi air hangat. Skala berdiri di samping bathtub, ia baru saja selesai melepaskan pakaiannya, hanya menyisakan handuk yang melilit pinggangnya. Matanya terpaku pada tubuh Luina yang tersembunyi sebagian oleh air berbusa. Ia memandang tubuh istrinya, yang berbentuk indah dan proporsional, hampir membuat dirinya lupa berkedip. Senyum mengembang di wajahnya. “Sayang, kamu tuh sebelum nikah suka olahraga nggak sih?” tanya Skala seraya memainkan air di dalam bathtub dengan jemarinya, matanya masih mengagumi. Luina terkekeh, “Hah? Kenapa tiba-tiba nanya gitu, Mas? Iya, aku suka pilates dan jogging ringan. Kenapa?” Skala tidak langsung menjawab. Ia justru memajukan langkah, menjejakkan satu kakinya masuk ke bathtub, berniat bergabung dengan istrinya. “Soalnya, badan kamu ini... terlalu sempurna untuk dilihat orang lain. Mas harus pastiin dress kamu nanti malam cukup tertutup,” j

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 67

    Skala kembali ke kamar. Ia mendapati Luina masih tidur pulas, selimut menutupi setengah tubuhnya. Pemandangan itu menenangkan amarahnya yang tadi membara. Ia melangkah perlahan, lalu duduk di tepi ranjang. Ia meraih remote, mengecilkan suhu pendingin ruangan agar Luina lebih nyaman. Skala kemudian mengambil posisi, bersandar di kepala ranjang sambil memandangi wajah damai istrinya. Ia mengambil ponselnya, bukan untuk bekerja, melainkan untuk membuka galeri foto. Ia menelusuri foto-foto pernikahannya dan saat-saat kebersamaan mereka, tersenyum kecil melihat ekspresi manja Luina di berbagai kesempatan. "Kamu adalah alasan Mas ada di sini, Sayang. Mereka nggak akan pernah ngerti," bisik Skala pelan, mencium lembut tangan Luina yang tergeletak di sampingnya. Luina mulai menggeliat. Ia membuka matanya perlahan, menemukan Skala duduk di sisinya sambil tersenyum. "Mas... kamu nggak istirahat?" tanya Luina, suaranya serak khas bangun tidur. “Mas nggak capek,” jawab Skala. Lui

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 66

    Skala memeluk Luina, menenangkan istrinya hingga ia benar-benar tertidur pulas dalam dekapan hangatnya. Skala membiarkan Luina berbaring nyaman, menyelimutinya, dan memastikan ia tidak terganggu. Ia menatap wajah Luina yang damai sejenak, menghela napas, dan mengecup keningnya. Setelah memastikan Luina aman, Skala melangkah keluar kamar. Amarah yang ia tahan demi Luina kini meledak. Ia tidak lagi peduli pada etika pertemuan keluarga. Skala menutup pintu kamar dengan hati-hati, lalu berjalan cepat menuruni tangga menuju ruang keluarga yang masih ramai dengan obrolan ringan. Saat ia sampai di ruang tengah, semua mata langsung tertuju padanya. Skala tidak pandang bulu, ia langsung berjalan menghampiri kelompok para wanita yang duduk melingkar, di mana Tante Sari dan Tante Ida berada. Skala berdiri tegak di d

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 66

    “Luina, aku minta maaf ya atas omongan Tante Sari dan yang lain. Mereka memang suka nyinyir dan selalu ikut campur urusan rumah tangga orang. Mereka cuma iri karena Skala sayang banget sama kamu,” ucap Desi. “Tolong, jangan dengarin omongan mereka. Nanti kalau ada yang tanya-tanya lagi, langsung kabur aja. Atau bilang ke Skala.” Luina tersenyum kecil. “Makasih banyak, Desi. Aku benar-benar nggak siap tadi. Aku nggak tahu kalau pertanyaan soal anak se sensitif ini buat mereka.” “Anggap aja angin lalu, Luina. Yang penting kamu dan Skala bahagia,” balas Desi, mengantar Luina sampai di depan pintu kamar mereka. “Istirahat ya. Koper kalian sudah diantar staff tadi.” “Makasih banyak ya, Desi,” ucap Luina. “Iya. Udah, istirahat ya,” ucap Desi, lalu melangkah meninggalkan Luina. Luina masuk ke kamar, ia menutup pintunya. Setelah memastikan tidak ada yang bisa melihatnya, ia langsung merosot ke lantai dan terisak keras. Semua kekesalan, rasa malu, dan sakit hati yang ia tahan di depa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status