Chapter 7

Dilain tempat Alden baru saja terbangun dari tidurnya.

"Hoam..."

Setelah sadar sepenuhnya Alden menuju ke kamar mandi untuk mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Rania.

Saat dia sedang mandi tiba-tiba saja dia kepikiran dengan Rania. "Kenapa aku jadi merindukannya ya," ucapnya.

"Akh aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan nya." ucap Alden dengan tersenyum senyum sendiri.

Lalu di mempercepat proses mandinya dan bersiap bertemu dengan Rania.

Saat ini Alden dalam perjalanan menuju rumah Rania, dia sudah sarapan dengan roti tadi pagi.

Setelah sampai di parkiran Apartemen Rania,d dia turun dari mobil dan langsung menuju ke unit Rania.

Tok...tok...tok...

"Kok ngga ada orang si?" tanya Alden.

Alde pun tidak bisa menelepon Rania. "Siall, apa dia kabur?" pikir Alden.

Dia baru ingat kalau di tahu sandi apartemen Rania. Lalu dia langsung menekan tombolnya setelah pintu terbuka Alden langsung memasukinya.

"Rania...RAN..!!" teriak Alden.

"Alden memeriksa semua kamar dan tidak mendapati Rania di dalamnya.

""Rania...RAN... RANIA..."

APa jangan-jangan dia kabur, ucapnya dalam hati.

Lalu Alden mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menelepon Daniel.

"Halo, bisa cek cctv di sekitar apartemen Rania?"

"....."

"Oke,,10 menit dari sekarang!"

Tut Alden mematikan telepon sepihak

.....

"Aku sarapan apa ya?" tanya Rania pada diri sendiri.

"Sepertinya bubur ayam enak," lalu ia berjalan menuju penjual bubur ayam.

"Mang bubur nya satu ya,,makan disini." ucapnya pada amang penjual bubur

" Iya Bu, tunggu sebentar ya" jawab amang bubur

lalu Rania duduk di kursi yang kosong, sambil menunggu buburnya dia membuka handphonenya. Iya Kemarin dia sempat membeli nomor baru untuk menghindari Hal-Hal yang tidak diinginkan.

"Silahkan" kata mang bubur sambil menyajikan di meja yang Rania tempati.

"Makasih mang." balas Rania.

Kemudian dia menikmati buburnya dengan tenang. Setelah habis Rania membayar ke mang bubur lalu dia pergi untuk mencari perkerjaan lagi.