Share

Chapter 5

Keesokan paginya Rania terbangun lebih dulu, dia melihat jam dinding menunjukkan angka 07.05. Sesaat dia mengingat kejadian sebelumnya.

Lalu dia memiringkan tubuhnya ke kiri dan merenungkan kembali nasibnya. 

Dia sedikit menyesali perbuatannya kenapa dia bisa sampai begini. Untuk di tangisi pun sudah terlambat pikirnya.

Kemudian ia membalik tubuhnya menghadap kearah Alden, dia mengamati wajahnya sesaat.

"Tampan si, tapi b******k!" Sarkasnya.

Lalu tangan nya terulur untuk menyentuh wajahnya, terasa halus dan saat tertidur dia seperti bayi yang imut, pikirnya.

Setelah puas memuji Alden ia bangun dari tempat tidurnya dan memunguti semua pakaiannya yang berserakan lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Tak membutuhkan waktu lama dia segera meraih tasnya dan pergi dari club tersebut tanpa berniat membangun kan Alden terlebih dahulu.

Dia menyetop taksi lalu pulang ke rumahnya. Ia juga berniat pindah dari apartemennya karena dia tidak ingin di ganggu lagi oleh Alden.

Tak lama kemudian setelah kepergian Alana, Alden terbangun dari tidurnya dan meraba kesamping nya tetapi kosong di dalam kamar mandi pun tidak ada karena pintunya terbuka.

"Kemana perginya dia?, mungkin sudah pulang kerumahnya" pikir Alden. 

Lalu Alden bangun dari tempat tidurnya kemudian menunju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah sampai di apartemennya Rania berniat akan pergi dari apartemen yang sekarang, untuk itu dia langsung membereskan barang-barangnya dan segera pergi ke kota L. 

Setelah selesai dengan beberesnya dia keluar dari rumah nya itu dan menuju halte untuk menunggu bus.

Dia sengaja pindah agar Alden tidak bisa menemuinya lagi, pikirnya.

Masalah apartemen dia tidak berniat untuk menjualnya, uang yang dari Alden untuk biaya hidupnya selama setahun masih cukup. Dia menggunakan uang itu untuk pindahan.

"Kenapa tidak ada bis yang lewat si..." gerutunya.

Setelah menunggu sekitar satu jam lamanya ada bis yang lewat, lalu dia segera menaikinya. Dan dia duduk di samping jendela.

Semoga ini awal yang baik ya Tuhan, ucap Rania dalam hati.

Karena mengantuk Rania tertidur di dalam bis, Perjalanan menuju kota L membutuhkan waktu sekitar 8 sampai 10 jam tergantung jalanan macet apa tidaknya.

Sedangkan di sisi lain Alden baru saja keluar dari dalam kamar mandi, dia memakai celana bahan dan kemeja nya. Sebelumnya dia menelepon sekertaris nya untuk mengantarkan pakaiannya.

"Sedang apa ya gadis itu?" Gumamnya dengan mendudukkan dirinya di ranjang.

Kenapa aku malah memikirkan dia ya?, tanyanya dalam hati.

Kemudian dia beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar lalu pergi menuju kantornya.

Drrrt...drrrt...drrtt

Saat di dalam mobil handponenya berbunyi, dan setelah dilihat ternyata sekertaris nya. Lalu dia segera menggeser tombol hijau.

"Iya Halo kenapa, Niel?" ucap Alden setelah mengangkat teleponnya.

"Bos kau dimana sebentar lagi akan ada meeting." ucap Daniel mengingatkan Alden.

"Iya aku aku sedang di jalan, sebentar lagi sampai." balasnya.

"Yasudah..."

Tut..

Alden langsung mematikannya tanpa menunggu Daniel menyelesaikan ucapannya.

Sepuluh menit kemudian dia sampai di kantornya.

"Pak tolong parkir kan mobil saya ya," ucapnya pada satpam.

"Baik Pak."

Alden memasuki kantor nya dan menuju ke ruangannya menggunakan lift.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status